Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(884)
Mataram.
Murid orang bercambuk itu terus memburu senopati Pati yang pongah itu. Sedangkan para senopati Mataram tidak ada yang berusaha untuk mencegahnya. Demikian pula para senopati Pati. Sepertinya percuma untuk mencegah mereka.
“Jangan permalukan senopati Pati, Adi Kalingga…..!” Teriak Senopati Darudeksa kepada senopati yang sudah mulai bertempur itu.
“Ha ha ha ha……, biarlah aku ajak bermain-main dahulu Kakang, biar menghibur…..!” Seloroh senopati yang dipanggil dengan sebutan Kalingga itu.
Tak disadari, kedua pasukan kemudian membentuk lingkaran untuk menyaksikan pertempuran dua orang yang tidak direncanakan itu. Sedangkan Adipati Pragola dan para pengawalnya tetap berada di barisan belakang. Adipati Pragola yakin bahwa tidak ada senopati Mataram, bahkan Raden Gagak Baning yang akan mampu menandingi Senopati Darudeksa. Namun Adipati Pragola tersenyum ketika mendapat laporan bahwa yang sedang bertempur bukan Senopati Darudeksa, tetapi Senopati Kalingga.
“Biarlah Kalingga menunjukkan ilmunya. Aku percaya bahwa ia pun berilmu tinggi. Namun dahi Adipati Pragola berkerut ketika mendapat laporan bahwa lawannya bukan seorang senopati Mataram, tetapi seorang lelaki yang tambun namun kekar.
” Siapa dia…..?” Bertanya Adipati Pragola yang tangannya masih dibebat kain itu.
“Mungkin sekali dia adalah murid orang bercambuk, Kanjeng. Saya pernah melihat dia bertempur dengan garang ketika di Madiun…..!” Sahut salah seorang senopati yang mendampingi Adipati Pragola.
“Oooh….., apakah guru orang bercambuk juga mengikuti mereka….?” Bertanya Adipati Pragola yang tahu banyak tentang Guru orang bercambuk yang ilmunya tidak terjajaki. Jika Senopati Darudeksa harus melawan Guru orang bercambuk itu tentu akan berat juga.
“Kami belum tahu Kanjeng…..!” Jawab salah seorang senopati yang mendampingi.
Kedua pasukan hampir membentuk lingkaran tepung gelang. Namun demikian mereka masih mengambil jarak.
Namun para prajurit dari kubu yang menyaksikan terkejut, ketika kemudian terjadi dua lingkaran pertempuran. Mereka tidak tahu mula-mulanya. Ketika Senopati Darudeksa telah bertempur melawan seorang muda yang tinggi langsing. Namun ia tak berpakaian layaknya seorang prajurit. Sedangkan para senopati dari kedua kubu melangkah mundur untuk memberi kesempatan kepada kedua pasang lelaki yang sedang bertempur.
“Seharusnya gurumu yang menjadi lawanku, bukan kau anak muda…..!” Berkata Senopati Darudeksa.
“Biarlah Guru beristirahat, akulah sekarang yang berada di sini….!” Jawab murid orang bercambuk yang tinggi langsing namun terlihat kokoh kuat itu.
Semula yang akan menghadapi Senopati Darudeksa adalah senopati dari pasukan Jatinom. Ia adalah kakak dari murid orang bercambuk yang langsing itu. Namun sang adik yang meminta untuk melayani Senopati Darudeksa. Karena adik perguruannya telah terlibat pertempuran, maka tak selayaknya jika ia hanya berpangku tangan. Dan senopati dari pasukan di Jatinom itu tidak mencegah adiknya. Karena ia tahu bahwa adiknya pun telah memiliki bekal yang cukup untuk mengimbangi orang-orang ber-ilmu tinggi. Hal itu juga untuk menghindari agar Raden Gagak Baning yang harus menghadapi Senopati Darudeksa. Senopati dari Jatinom itu justru ragu jika yang menghadapi Senopati Darudeksa adalah Raden Gagak Baning. Dan akan sangat berbahaya bagi Raden Gagak Baning. Jika sampai Raden Gagak Baning gugur karena perang tanding itu, tentu Panembahan Senopati akan sangat tidak berkenan. Raden Gagak Baning adalah adik kandung dari Panembahan Senopati sendiri.
Di arena pertarungan, terjadi dua lingkaran pertarungan.
Senopati Kalingga memang tidak ingin tergesa-gesa segera menundukkan lawannya yang tambun itu. Ia ingin bermain-main atau tepatnya ingin mempermainkan lawannya yang terlalu berani menghadapinya. Ia ingin mendapat pujian dan tepuk tangan yang meriah dari seluruh prajurit Pati.
“Biar mereka semua tahu, siapa Senopati Kalingga itu…..!” Batin Senopati Kalingga.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(883)Mataram. Senopati Darudeksa yang telah setengah baya itu berkata dengan lantang; "Akan aku…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(882)Mataram. Sementara itu, perjalanan pasukan Pati masih diikuti oleh pasukan Mataram pimpinan Raden…
Perbedaan Sistem Operasi Beda Chromebook dengan Laptop - Salah satu perbedaan paling mencolok antara Chromebook…
Penurunan Harga iPhone 15 dan iPhone 13 di Indonesia Pada bulan November 2024, pasar gadget…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(881)Mataram. Sesaat kemudian terdengar senopati yang berlari-lari kecil itu kemudian berhenti di depan…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(880)Mataram. Semua terkejut ketika pedang Adipati Pragola terlepas. Tidak terdengar dentangan beradunya dua…