Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(890)
Mataram.
Tiba-tiba senopati Darudeksa melemparkan tombaknya secara terbalik ke arah senopati yang sebelumnya memberikannya. Dan kemudian senopati Darudeksa membungkuk hormat kepada lawannya yang masih muda itu.
“Aku menyerah, sungguh perguruan orang bercambuk yang kondang itu bukan isapan jempol…..!” Berkata senopati Darudeksa.
Senopati Darudeksa memang menyadari, jika cambuk yang mampu membelah tanah itu dihantamkan kepadanya, tentu ia telah ajur sa walang-walang. Namun itu tidak di lakukan oleh lawannya. Maka dengan tulus ia menyerah.
Murid orang bercambuk itu pun membalas hormat kepada senopati Darudeksa.
Tepuk tangan pun bergema dari pasukan Mataram. Bahkan kemudian pasukan Pati pun ikut bertepuk tangan karena jiwa ksatria dari dua orang yang berilmu tinggi yang baru saja bertempur menyabung nyawa.
Senopati Raden Gagak Baning segera berlari menghampiri murid orang bercambuk yang baru saja bertempur dan menunjukkan ilmunya yang dahsyat. Demikian pula senopati dari pasukan barak Jatinom yang sebagai kakak kandungnya segera berlari pula menghampiri adiknya itu. Ia tahu bahwa adiknya telah mencapai tataran tertinggi dari ilmu orang bercambuk. Namun ia belum pernah melihat kedahsyatan dari ilmu yang disalurkan lewat cambuknya itu. Dan kini ia bisa menyaksikan dengan penuh kebanggaan.
Yang tak kalah herannya adalah adik seperguruan yang tambun. Ia tidak mengira bahwa kakak seperguruan yang juga adik iparnya itu telah mencapai tataran yang sedemikian tinggi. Ia mengira bahwa ilmu kakak seperguruannya itu masih di bawah ilmunya miliknya. Terbukti ia lebih dahulu melumpuhkan lawannya, senopati Kalingga. Ia mengira bahwa ilmu senopati Darudeksa tak setinggi ilmu senopati Kalingga. Sebelumnya ia tidak sabar karena kakak seperguruannya itu tak kunjung bisa mengalahkan lawannya. Bahkan ia telah berencana untuk menggantikannya. Namun setelah menyaksikan betapa dahsyat ilmu cambuk yang mampu membelah tanah, ia pun terkesima. Dan ia pun merasa tak akan mampu melakukannya. Ia baru merasa bahwa ilmunya masih jauh tertinggal dari kakak seperguruannya itu.
Senopati Darudeksa dan senopati Kalingga kemudian berjalan menunduk kembali ke pasukannya. Bahkan senopati Kalingga berjalan tertatih-tatih.
Gemuruhnya sorak sorai dari pasukan Mataram dan yang kemudian disusul oleh pasukan Pati, mengejutkan Adipati Pragola yang masih berada di barisan belakang pasukan Pati. Ia dan beberapa senopati yang mendampinginya tidak bisa melihat apa yang terjadi di arena pertarungan. Namun kemudian seorang prajurit sandi melaporkan apa yang terjadi di arena pertarungan.
“Heeee….! Kakang Darudeksa dan Kakang Kalingga tak mampu menandingi dua orang murid orang bercambuk…..?” Bertanya Adipati Pragola heran.
“Demikian yang terjadi, Kanjeng…..!” Jawab prajurit sandi itu.
“Apakah guru orang bercambuk yang telah Sepuh itu tidak tampak…..?” Lanjut Adipati Pragola.
“Tidak terlihat, Kanjeng. Ilmu murid yang langsing itu sungguh dahsyat. Lecutan cambuknya mampu membelah tanah….!” Lanjut prajurit sandi itu.
“Jika demikian, ayo segera tinggalkan tempat ini…..!” Perintah dari Adipati Pragola.
Seluruh pasukan Pati kemudian benar-benar meninggalkan padang rumput berpasir di lereng gunung Merapi itu. Tak ada canda ria, apalagi gelak tawa. Semula mereka yakin bahwa senopati Kalingga maupun senopati Darudeksa bisa mengangkat harga diri seluruh pasukan. Bahkan seluruh kadipaten Pati, namun yang terjadi justru sebaliknya. Bahkan yang menjadi lawannya bukan senopati Mataram atau pun senopati dari barak pasukan di Pati, namun dua orang murid dari perguruan bercambuk.
Diam-diam mereka mengagumi kedahsyatan ilmu orang bercambuk yang mampu membelah tanah. Jika ilmu itu untuk melawan satu bregada prajurit pun tentu akan dengan mudah mengalahkan pasukan itu. Mereka pun kagum akan sikap ksatria dari lawan senopati Darudeksa yang tidak semena-mena menghancurkan lawannya.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.
Penyebab Wifi Lemot Koneksi wifi yang lemot atau lambat dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(903)Mataram. Kini kedua petarung sama-sama kebal terhadap senjata dan ajian lawan. Bahkan Ki…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(902)Mataram. Ki Gagak Ireng berkelit dengan lincahnya ketika tiba-tiba Ki Rangga Keniten menyerang…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(901)Mataram. Kini Ki Gagak Ireng telah bersiaga sepenuhnya.Benar saja, Ki Rangga Keniten yang…
Perbandingan Gemini Flash 2.0 dan Gemini 1.5 Gemini Flash 2.0, yang juga dikenal sebagai gemini…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(900)Mataram. Ki Gagak Ireng yang tak lain adalah Panembahan Senopati itu menjawab; "Jangan…