Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#891

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(891)
Mataram.

Demikian pula seluruh prajurit dan para senopati dari Mataram dan dari barak pasukan di Jatinom. Mereka bangga dan kagum kepada dua orang murid orang bercambuk yang seakan menjadi wakil mereka untuk menghadapi tantangan senopati dari Pati. Hebatnya, kedua orang tersebut mampu mengalahkan lawan-lawan mereka tanpa ada korban yang gugur. Dan mereka juga bersyukur karena lawan-lawannya secara ksatria mengakui kemenangan lawan.
Tanpa diduga dan tanpa direncana, ketika Raden Gagak Baning memberikan ucapan selamat dengan menjabat tangan kepada dua orang murid orang bercambuk itu, ketika kemudian diikuti oleh para senopati yang lain. Bahkan kemudian diikuti pula oleh seluruh prajurit Mataram. Mereka pun kemudian memberi ucapan selamat dan terimakasih dengan berjabat tangan. Hampir semuanya diiringi dengan senyuman lebar yang tulus. Lebih bangga lagi adalah para senopati dan prajurit dari barak prajurit di Jatinom. Karena dua orang murid orang bercambuk tersebut adalah bagian dari pasukan itu. Walaupun dua orang tersebut bukanlah seorang prajurit. Mereka pun ikut memberi salam dan jabat tangan disertai dengan canda ria penuh bangga. Terlebih bangga lagi adalah senopati utama dari barak pasukan di Jatinom. Karena salah satu yang menjadi kebanggaan seluruh prajurit itu adalah adik kandungnya sendiri.
Dua orang murid orang bercambuk itu tidak mengira sama sekali akan mendapat sambutan yang sedemikian mengharukan. Murid orang bercambuk yang tambun tertawa lebar setiap menerima ucapan selamat dan jabat tangan. Sedangkan murid orang bercambuk yang langsing cukup dengan senyuman yang tipis.
“Kalian berdua harus ikut kami ke Mataram. Kangmas Panembahan Senopati harus bertemu dengan kalian. Dan bahkan seluruh prajurit dari pasukan dari Jatinom juga harus singgah di Mataram…..!” Berkata Raden Gagak Baning.
Tentu saja kedua orang murid orang bercambuk itu tidak bisa menolak permintaan dari Raden Gagak Baning.
Demikian pula seluruh prajurit dari barak prajurit di Jatinom.
Raden Gagak Baning dan senopati utama dari barak prajurit di Jatinom tersebut telah memutuskan untuk tidak mengikuti lagi gerak mundur dari pasukan Pati. Mereka yakin tak akan ada lagi rencana perlawanan dari pasukan Pati. Apalagi mereka tahu bahwa Adipati Pragola masih cidera dan dua orang senopati andalan mereka telah ditundukkan.
Baru beberapa saat kemudian, pasukan Mataram yang didukung oleh pasukan dari Jatinom tersebut kembali ke Mataram.

Sementara itu, pasukan Pati telah kembali dengan wajah menunduk. Mereka tak ingin melewati telatah Pajang termasuk Pengging dan Sela. Karena kabar tentang kekalahan pasukan Pati tersebut pasti sudah tersebar luas. Terutama kekalahan di sebelah utara Prambanan. Jika mereka melewati daerah itu tentu akan mendapat malu, karena Pajang berpihak kepada Mataram. Maka mereka memutuskan untuk lewat sebelah barat dari Rawa Pening. Meskipun demikian, mereka harus menginap di perjalanan.
Di hari yang ketiga, mereka menginap di sebelah timur Semarang, telatah yang dikemudian hari dinamakan Gunung Pati karena untuk menginap pasukan Pati.

Sementara itu, Raden Gagak Baning telah mengutus dua orang prajurit Mataram untuk mendahului kembali ke Mataram. Mereka berdua diminta untuk memberi laporan terlebih dahulu kepada Kanjeng Panembahan Senopati dan kepada Ki Juru Martani di Mataram.

Panembahan Senopati dan Ki Juru Martani bergembira dan berbangga setelah menerima laporan dari prajurit utusan tersebut.
“Mereka akan segera kembali ke Mataram bersama pasukan dari Jatinom serta dua orang murid orang bercambuk itu, Kanjeng…..!” Lanjut prajurit itu.
“Akan kami jemput di perbatasan kota…..!” Berkata Panembahan Senopati.
“Apakah kalian melihat Guru orang bercambuk itu…..?” Bertanya Ki Juru Martani yang telah mengenal dengan baik Guru orang bercambuk itu.
“Yang kami dengar, Guru orang bercambuk tidak ikut serta bersama mereka…..!” Jawab prajurit itu.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *