Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#903

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(903)
Mataram.

Kini kedua petarung sama-sama kebal terhadap senjata dan ajian lawan. Bahkan Ki Rangga Keniten dengan pongah menyuruh Ki Gagak Ireng untuk sepuasnya mengayunkan pedang sesuka hati. Namun Ki Rangga Keniten betul-betul tuntas ilmu kebalnya. Pedang di tangan Ki Gagak Ireng tak mampu melukai Ki Rangga Keniten.
Bahkan ketika Ki Gagak Ireng melancarkan serangan dengan ajian Rog-rog Asem yang dahsyat itu. Namun Ki Rangga Keniten tetap berdiri kokoh tak tergoyahkan. Bahkan ajian lain yang dimiliki oleh Ki Gagak Ireng pun tak mampu melukai Ki Rangga Keniten.
Para prajurit Pasuruan bertepuk tangan riuh ketika menyaksikan Ki Rangga Keniten benar-benar mampu menahan tajamnya pedang lawan dan segala ajian yang dilontarkan oleh lawannya. Bahkan Ki Rangga Keniten kembali tertawa terbahak-bahak.
“Ha ha ha ha ha……, kau hanya lurah prajurit berani menghadapi aku….! Ayo di mana Panembahan Senopati biar aku hadapi…… ha ha ha ha ha…..!”
Namun sebaliknya, Ki Rangga Keniten pun tak mampu melukai Ki Gagak Ireng walau telah bersenjatakan keris pusaka yang menyala merah.
Demikian pula para prajurit Mataram yang was-was jika Panembahan Senopati sendiri tak mampu mengatasi kesaktian dari Ki Rangga Keniten. Mataram pasti akan jatuh kewibawaannya. Walau Ki Rangga Keniten juga tidak mampu melukai Ki Gagak Ireng. Jika terus seperti itu, maka pertarungan tak akan berakhir.
Dalam batin, Ki Gagak Ireng yang tak lain adalah Panembahan Senopati sendiri mengakui ketangguhan dari Ki Rangga Keniten. Terutama ilmu kebalnya yang mampu menahan ajian-ajian yang ia lancarkan.
Namun Panembahan Senopati tidak berputus asa. Ia kemudian memberi aba-aba kepada salah seorang senopati kepercayaannya untuk memberikan senjata andalan dari negeri Mataram, Tombak Kiai Plered. Tombak pusaka yang mampu merobek perut Harya Penangsang belasan tahun yang lalu. Waktu itu, Sultan Harya Penangsang di Jipang telah dikenal seorang yang sakti mandraguna pilih tanding. Namun demikian ia tak mampu menahan senjata pusaka Tombak Kiai Plered.
Kini Ki Gagak Ireng telah memegang senjata pusaka, Tombak Kiai Plered. Namun lawannya tidak menyadari bahwa tombak di tangan lawannya adalah tombak pusaka milik Mataram. Sebatang tombak yang wujudnya tidak lebih baik dari tombak biasa.
“Ha ha ha ha….. tombak untuk berburu akan kau pakai melawan aku…..? Ha ha ha ha ha…..! Silakan pilih di mana yang kau suka…..!” Sesumbar Ki Rangga Keniten.
Ki Gagak Ireng tidak ingin membuang banyak waktu. Ki Rangga Keniten yang masih tertawa terbahak-bahak itu dipatuk kakinya oleh Ki Gagak Ireng dengan ujung tombak Tombak Kiai Plered.
Akibatnya membuat semua orang yang menyaksikan terperangah. Sedangkan para prajurit Pasuruan ternganga tak mengira.
Ki Rangga Keniten menjerit menahan sakit yang tak terkira. Tombak Kiai Plered berhasil melukai lutut Ki Rangga Keniten. Ki Rangga Keniten pun terduduk tak mampu bangkit. Tulang lututnya pecah dan darah mengucur dari lututnya.
Ki Gagak Ireng tidak melanjutkan serangannya. Jika ia mau, tentu dengan mudah membunuh lawannya yang telah tidak berdaya itu.

Sementara itu, Adipati Pasuruan memang sengaja tidak ingin menyaksikan pertarungan antara Ki Rangga Keniten melawan senopati andalan dari Mataram. Namun demikian, ia selalu menerima khabar tentang pertarungan yang terjadi di alun-alun. Beberapa kali ia mendengar sorak sorai dari pasukan Pasuruan yang ia kenal dan menerima laporan dari prajurit sandinya secara berurutan.
“Siapa lawan dari Ki Rangga Keniten, prajurit…..?” Bertanya Adipati Pasuruan.
“Dia mengaku bernama Ki Gagak Ireng, Kanjeng…..!” Jawab prajurit sandi.
“Aku belum pernah mendengar Ki Gagak Ireng di Mataram. Aku sudah berkali-kali ke Mataram. Namun belum pernah mendengar nama itu…..!” Berkata Adipati Pasuruan.
“Benar Kanjeng…..! Ki Gagak Ireng bukan orang sembarangan…..!” Berkata prajurit sandi.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *