Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#904

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(904)
Mataram.

Adipati Pasuruan kemudian bertanya kepada prajurit itu; “Apa maksudnya, prajurit…..?”
“Menurut pengamatan kami, terutama kami yang pernah bertugas di Mataram, tak akan pangling lagi. Bahwa orang yang mengaku bernama Ki Gagak Ireng itu adalah Kanjeng Panembahan Senopati sendiri…..!” Jawab prajurit sandi itu.
“Heee…., benarkah itu…..? Aku harus menemuinya…..!” Berkata Adipati Pasuruan.
Ketika mereka sedang berbincang, datang seorang prajurit sandi yang lain dengan tergopoh-gopoh.
“Ada apa prajurit, sepertinya kau tergopoh-gopoh….?” Bertanya Adipati Pasuruan.
“Benar Kanjeng Adipati….! Ki Rangga Keniten terluka parah, kakinya patah…..!” Berkata prajurit sandi yang baru tiba itu.
“Heee….., ada yang mampu melukai Ki Rangga Keniten…..?” Bertanya Adipati Pasuruan seakan tak percaya.
“Benar Kanjeng, yang aku dengar dari para prajurit Mataram yang bergumam, mereka menyebutkan nama Tombak Kiai Plered…..!” Jawab prajurit itu.
“Tidak salah lagi Kanjeng, Tombak Kiai Plered adalah milik Panembahan Senopati…..!” Berkata prajurit yang terdahulu meyakinkan.
“Ayo sekarang kita ke alun-alun…..!” Berkata Adipati Pasuruan.

Sementara itu, Ki Rangga Keniten yang menahan sakit tak terkira mengerang dan mengumpat-umpat. Ia sama sekali tidak mengira bahwa tombak yang sederhana itu mampu menembus ilmu kebalnya. Dan bahkan kini tulang lututnya remuk dan darah mengucur deras.
Ki Rangga Keniten mengumpat kasar karena terbayangkan bahwa ia akan catat seumur hidup jika masih mampu pertahanan. Ia akan menjadi seorang yang berkaki pincang.
“Gagak Ireng…..! Bunuhlah aku…..! Jangan kau siksa seperti ini…..!” Teriak Ki Rangga.
“Membunuhmu itu perkara mudah. Tetapi bukan watak seorang ksatria yang membunuh orang yang telah tak berdaya…..!” Jawab Ki Gagak Ireng yang tak lain adalah Panembahan Senopati sendiri.
Bahkan Panembahan Senopati kemudian memberikan isyarat agar para senopati Pasuruan menolong Ki Rangga Keniten.
Begitu sakit yang dirasakan oleh Ki Rangga Keniten sehingga ia tak mampu duduk dan harus terlentang. Beberapa senopati Pasuruan kemudian berani berdatangan untuk mengetahui keadaan Ki Rangga Keniten.
Karena rasa sakit yang tak tertahankan yang bercampur perasaan kecewa dan rasa malu sehingga Ki Rangga Keniten mengumpat-umpat tak keruan. Siapa pun diumpatnya. Bahkan Adipati Pasuruan pun tak luput dari umpatan Ki Rangga Keniten.
Pada saat Ki Rangga Keniten itu mengumpat-umpat, Adipati datang untuk menemui Ki Gagak Ireng yang ia yakini adalah Panembahan Senopati sendiri. Dan ia juga ingin mengetahui keadaan Ki Rangga Keniten.
“Huuuuh….. Adipati tak punya ilmu…..! Dia tidak pantas sebagai adipati…..!” Umpat Ki Rangga Keniten ketika Adipati Pasuruan tiba. Dan umpatan-umpatan itu masih berkepanjangan yang sesungguhnya tidak disadari sepenuhnya oleh Ki Rangga Keniten sendiri.
“He……! Amankan Rangga Keniten itu…..!” Perintah Adipati Pasuruan yang tidak suka mendengar umpatan-umpatan dari Ki Rangga Keniten.
Ki Rangga Keniten yang terluka parah itu kemudian dibawa ke panti rawat.
Adipati Pasuruan kemudian memperhatikan orang yang berbaju serba hitam yang semula berada tak jauh dari Ki Rangga Keniten. Ia kemudian meyakini bahwa orang tersebut adalah Panembahan Senopati sendiri.
“Hormat kami Kanjeng Panembahan Senopati dari Mataram…..!” Berkata Adipati Pasuruan dengan membungkuk hormat.
“Oooh Paman Adipati…..! Hormat kami pula Paman…..!” Jawab Ki Gagak Ireng yang tak lain adalah Panembahan Senopati.
“Marilah Kanjeng……, Kanjeng kami terima di pendapa kadipaten. Tidak sepantasnya di tengah alun-alun……!” Berkata Adipati Pasuruan.
“Baiklah Paman…..!” Jawab Panembahan Senopati singkat.
Kanjeng Adipati Pasuruan kemudian memerintahkan kepada senopati pasukan Pasuruan untuk tidak bertindak apapun terhadap pasukan Mataram.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *