Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(914)
Mataram.
Mereka yang sedang ikut di warung Pak Pelo itu juga ikut memperbincangkan.
“Waaah….., akan ada pertunjukan seru nih…..!” Berkata salah seorang dari mereka.
“Pasti seru akan ada perang tanding. Bertanya saja, kita boleh melihat atau tidak…..?” Sahut kawannya.
“Alun-alun belakang tempatnya juga terbuka, siapa saja bisa lewat dan melihat…..!” Timpal yang lain.
“Ayo besuk kita lihat…..!” Ajak kawannya.
“Aku juga ingin melihat…..!” Sahut yang lain.
Meskipun yang akan menemui dua orang pengawal raja sedang berangkat, namun mereka berkeyakinan bahwa perang tanding akan berlangsung.
Mereka pun kemudian meninggalkan warung itu kecuali Jenawi dan Birawa serta dua orang senopati.
Hampir tengah malam ketika prajurit jaga diminta untuk mengetuk tempat tinggal dua orang pengawal raja.
“Ingin bertemu dengan yang tambun atau yang tinggi…..?” Bertanya prajurit jaga itu.
“Usahakan keduanya mau menerima aku. Katakan dari aku, senopati Sureng……!” Berkata senopati yang akrab dipanggil Sureng itu.
“Baiklah…..!” Berkata prajurit jaga yang telah akrab juga dengan senopati Sureng. Kemudian ia berangkat.
Prajurit itu memilih mengetuk di bangsal tempat tinggal pengawal adipati yang langsing. Karena ia tahu bahwa dia lebih mudah diajak berbincang.
“Ada apa Kakang……?” Berkata pengawal adipati yang langsing itu.
Pengawal itu kemudian mengatakan seperti yang dipesankan oleh senopati Sureng. Walau saat itu hari telah menjelang tengah malam.
“Baiklah, aku tunggu di emper ini….!” Berkata pengawal adipati itu.
“Senopati Sureng minta agar bisa bertemu juga saudara Ki Lurah…..!” Berkata prajurit jaga itu yang menyebut dengan sebutan Ki Lurah.
“Baiklah…..! Biar aku panggil dia…..!” Jawab pengawal Kanjeng Adipati Gagak Baning yang langsing itu.
Senopati Sureng sebelumnya minta maaf karena seperti memaksa untuk bertemu pada malam hari itu. Dan kedua orang murid orang bercambuk itu tidak mempermasalahkannya.
Senopati Sureng kemudian menceritakan tentang senopati Jenawi dan saudara seperguruannya, senopati Birawa. Dan disampaikan secara lugas dan tegas bahwa mereka merendahkan kemampuan dua orang murid orang bercambuk itu. Dan bahkan senopati Jenawi kemudian menantang dua orang pengawal Adipati Gagak Baning tersebut. Ia bersedia untuk melawan dua orang sekaligus. Dan senopati Jenawi dengan kepercayaan diri yang tinggi akan mampu menundukkan keduanya.
“Akan aku layani Jenawi sekarang juga. Tidak perlu menunggu besuk pagi…..!” Sahut murid orang bercambuk yang tambun.
“Adi……! Biarlah mereka mengatakan apa saja tentang kita. Tak perlu kita layani…..!” Cegah murid orang bercambuk yang lebih tua.
“Biarlah aku tidak mewakili siapa-siapa tetapi diri saya sendiri yang tersinggung karena direndahkan orang…..!” Dalih murid orang bercambuk yang tambun.
“Tetapi kita di sini atas perintah dari Kanjeng Panembahan Senopati, bukan atas nama diri kita sendiri Dan tugas kita untuk mengawal keselamatan Kanjeng Adipati, bukan untuk melayani orang yang menantang kita….!” Murid orang bercambuk yang lebih tua.
“Apapun alasannya, orang yang bernama Jenawi akan aku layani tantangannya…..!” Murid orang bercambuk yang tambun tetap bersikeras untuk melayani tantangan dari orang yang mengaku bernama Jenawi.
Sedangkan murid yang lebih tua tak ingin berbantah berkepanjangan dengan adik seperguruannya itu. Senopati Sureng kemudian menimpali; “Jika senopati Jenawi itu tidak dilayani, dia pasti akan semakin tinggi hati dan merendahkan orang lain. Dan dalam kesempatan lain pasti akan selalu mencari dadakan untuk adu ilmu…..!”
“Tentukan saja kapan dan di mana aku harus meladeni orang itu…..?” Desak murid orang bercambuk yang tambun.
“Senopati Jenawi menghendaki di alun-alun kidul atau alun-alun pengkeran. Besuk setelah matahari naik sejengkal……!” Berkata senopati Sureng.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.
Pengenalan Phishing Phishing adalah bentuk penipuan daring yang bertujuan untuk meraih informasi pribadi dari korban,…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(917)Mataram. Sementara itu, alun-alun Kidul telah hampir penuh oleh para penonton, baik dari…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(916)Mataram. Adipati Gagak Baning pun sesungguhnya tidak senang dengan sikap dari senopati Jenawi.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(915)Mataram. "Baiklah…..! Katakan kepada Jenawi, aku ladeni kemauannya…..!" Berkata murid orang bercambuk yang…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(913)Mataram. Kemudian salah seorang senopati Pajang yang ikut bersemangat itu bertanya kepada senopati…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(912)Mataram. Senopati Birawa dan senopati Jenawi kemudian menemui kawan-kawannya sesama senopati Pajang. Mereka…