Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#918

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(918)
Mataram.

Seluruh alun-alun Kidul hening, menunggu saat yang dinantikan. Namun sebagian besar dari para penonton menghargai sikap dari murid orang bercambuk yang tak meninggalkan sopan santun. Berbeda sekali dengan yang ditunjukkan oleh senopati Jenawi. Namun demikian, senopati Jenawi tetap tersenyum lebar, karena ia yakin akan segera menundukkan lawannya yang tambun itu.
“Kedua petarung segera bersiap…..! Aku sendiri yang akan menjadi pengadil di tengah alun-alun ini….!” Berkata senopati Wirasekti.
Senopati Jenawi tidak lagi tersenyum, tetapi ia segera bersiap dengan ilmunya. Ia akan mengerahkan ilmu kecepatan bergeraknya, namun akan menggunakan separuh dari kekuatan hantamannya agar lawannya tidak mampus. Sedangkan lawannya telah bersiaga sepenuhnya, ia telah dipesan oleh kakak seperguruannya agar tidak lengah dan merendahkan lawan.
“Satu….., dua…., tiiii…ga….!” Senopati Wirasekti memberi aba-aba.
Seketika itu juga, senopati Jenawi meloncat dengan sangat cepat dan kemudian mengayunkan hantaman tangannya ke arah dada lawan yang masih berdiri tegak. Semua yang menyaksikan yakin bahwa lawannya tak akan sempat menghindar. Namun yang diserang adalah murid orang bercambuk yang telah kaya dengan pengalaman. Ia dengan sederhana mencondongkan badannya ke belakang sehingga hantaman yang sangat cepat dari lawannya itu hanya menerpa angin. Dan senopati Jenawi sedikit terhuyung oleh kekuatannya sendiri.
Dan yang tidak diduga oleh banyak orang. Murid orang bercambuk itu sempat menyapu kaki lawannya yang sedang goyah. Yang terjadi mengejutkan banyak orang. Senopati Jenawi-lah yang jatuh terlentang di rerumputan alun-alun. Dan tanpa diduga pula, terdengar tepuk tangan dari antara para prajurit pengawal adipati.
Merah padam wajah senopati Jenawi. Ia kemudian meloncat berdiri dan bersiaga sepenuhnya. Ia tidak lagi gegabah dengan merendahkan lawan. Ia pun segera mengetrapkan ilmu meringankan tubuh pada puncak yang tertinggi. Demikian pula ia akan melindungi diri dengan ilmu kebalnya. Kekuatan pukulannya pun ia tingkatkan mendekati puncak ilmunya. Kekuatan pukulan yang mampu memecahkan kepala babi hutan ketika berburu. Bahkan jika seandainya bertemu singa pun ia akan mampu memecahkan kepala singa itu. Ia mengakui bahwa tadi ia lengah dan terlalu merendahkan lawan. Namun kini tak akan terjadi lagi.
Sedangkan murid orang bercambuk masih tetap berdiri tegap di tempat semula. Namun ia telah bersiaga sepenuhnya. Ia pun telah membentengi diri dengan ilmu kebalnya yang didukung oleh otot-ototnya yang kuat. Tubuhnya yang kekar telah menyokong kekuatannya pula.
Senopati Jenawi kembali menyerang dengan cepatnya. Namun murid orang bercambuk masih mampu berkelit dengan gerakan sederhana. Namun serangan senopati Jenawi tidak henti-hentinya. Sehingga sesekali murid orang bercambuk itu harus menangkis dengan tangannya. Senopati Jenawi mengira bahwa pukulan yang ditangkis itu akan membuat patah tulang tangan lawannya. Namun ia sendiri yang terkejut, kulit lawannya liat bagai tembaga. Namun ia memang belum mengerahkan puncak kekuatan ilmunya. Dan kini ia tidak akan ragu untuk mengerahkan puncak kekuatan ilmunya itu.
Senopati Jenawi kembali menyerang lawannya dengan puncak ilmunya. Baik ilmu meringankan tubuh, kekuatan ilmunya dan membentengi diri dengan ilmu sejenis tameng waja.
Serangan senopati Jenawi kini bagai badai. Namun yang diserang bagai batu karang.
Ketika terjadi benturan, murid orang bercambuk itu merasakan pula nyeri di kulitnya. Jika itu sering terjadi tentu akan membuatnya memar. Dan jika itu menghantam dadanya tentu akan bisa berbahaya. Oleh karena itu, ia tidak ingin hanya selalu bertahan. Ia juga harus melancarkan serangan pula.
Dalam suatu kesempatan, ia berhasil menghantam lengan lawannya. Namun lawannya pun liat dan keras seperti baja.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Share
Published by
Sutanto Prabowo

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#919

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(919)Mataram. Pertarungan semakin keras. Senopati Jenawi mengerahkan seluruh ilmunya untuk bisa segera menundukkan…

13 jam ago

Apa Itu Phishing dan Bagaimana Menghindarinya?

Pengenalan Phishing Phishing adalah bentuk penipuan daring yang bertujuan untuk meraih informasi pribadi dari korban,…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#917

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(917)Mataram. Sementara itu, alun-alun Kidul telah hampir penuh oleh para penonton, baik dari…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#916

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(916)Mataram. Adipati Gagak Baning pun sesungguhnya tidak senang dengan sikap dari senopati Jenawi.…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#915

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(915)Mataram. "Baiklah…..! Katakan kepada Jenawi, aku ladeni kemauannya…..!" Berkata murid orang bercambuk yang…

5 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#914

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(914)Mataram. Mereka yang sedang ikut di warung Pak Pelo itu juga ikut memperbincangkan."Waaah…..,…

6 hari ago