Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#921

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(921)
Mataram.

Oleh karena itu, mereka harus cukup perhitungan agar lawan jangan sampai terbunuh. Namun juga jangan sampai mereka lengah agar tidak terkapar di tengah alun-alun Kidul tersebut.
Para penonton diliputi ketegangan karena kedua petarung telah memegang senjata masing-masing. Senopati Jenawi memegang sebatang tombak yang kini tak ubahnya sebuah tongkat karena tidak berujung runcing. Namun tongkat di tangan orang yang berilmu tinggi tentu akan sangat berbahaya. Sedangkan murid orang bercambuk telah memegang seutas cambuk. Seutas cambuk yang menjadi andalan dari murid orang bercambuk. Namun cambuk yang di tangan murid orang bercambuk yang tambun kekar itu ujungnya terikat besi-besi kecil yang tajam. Jika ujung cambuk itu mendera lawan, tentu lawan akan terluka. Namun demikian luka itu pasti tidak dalam sehingga tidak akan langsung membunuh lawan.
Senopati Jenawi tersenyum melihat senjata lawannya. Ia yakin dengan senjata tombak yang telah menjadi tongkat itu akan mampu mengatasi senjata lawannya. Bermain tombak adalah salah satu ilmu yang telah dikuasai oleh senopati Jenawi. Jika semula dengan tangan kosong ia tak mampu melukai lawan, kini dengan tongkat ia yakin akan mampu menembus ilmu kebal lawannya.

Kedua petarung telah memegang senjata andalan masing-masing.
Tangan kanan murid orang bercambuk memegang pangkal tangkai cambuk. Sedang tangan kiri memegang ujung juntai cambuk.
Dengan gerak pancingan, senopati Jenawi menyodokkan ujung tombak yang telah tumpul. Namun yang tidak diduga oleh siapapun, murid orang bercambuk yang tambun kekar itu melecutkan cambuk yang dengan sangat keras. Senopati Jenawi yang tidak mengira itu kemudian meloncat mundur. Bagaimana pun juntai cambuk itu tentu lebih panjang dari tongkat tombak di tangannya. Namun kali ini murid orang bercambuk tidak seperti sebelumnya yang selalu menunggu serangan lawan. Ledakkan cambuk yang memekakkan telinga seluruh alun-alun itu kembali terulang. Namun. Bukan hanya ledakkannya, tetapi juntai ujung cambuk itu langsung diarahkan ke tubuh senopati Jenawi. Senopati Jenawi tidak ingin terlecut oleh ujung juntai cambuk lawannya yang berujung besi. Walau ia telah membentengi diri dengan ilmu kebalnya, namun bisa saja ujung juntai cambuk itu mampu menembusnya. Maka ia kembali meloncat kesamping yang berlawanan dengan arah kecurangan cambuk. Sedangkan tongkat tombaknya menyodok ke arah lawan. Namun yang tidak diperhitungkan oleh senopati Jenawi, lawannya terus memburu dan memburu dengan lecutan yang cepat dan kuat. Nini senopati Jenawi yang sibuk menghindar dan menghindar serta melindungi diri dengan tongkat tombaknya.
Para penonton tak ada yang berpaling dari pandangan ke tengah alun-alun itu.
Pertarungan antar dua orang yang berilmu tinggi dengan senjata andalan masing-masing. Dua buah senjata yang memiliki watak yang sangat berbeda. Terlihat senopati Jenawi sangat kesulitan meladeni serbuan cambuk yang beruntun tak henti-hentinya. Ia yang merasa telah tuntas dengan ilmu tombaknya itu memang belum pernah melawan orang yang bersenjata cambuk. Bahkan dalam sebuah latihan sekalipun. Ia telah melawan berbagai lawan yang bersenjata berbagai macam, juga dalam latihan bersama senopati Birawa kakak seperguruannya. Namun sayangnya belum pernah melawan senjata cambuk. Sedangkan lawannya sudah sangat terbiasa melawan lawan yang bersenjata tombak dan berbagai senjata lainnya. Para penonton kembali terkejut ketika melihat senopati Jenawi meloncat mundur dengan kaki terpincang. Sebuah lecutan cambuk yang tidak meledak berhasil mengait kaki kiri senopati Jenawi. Mereka yang berada di barisan depan para penonton bisa melihat bahwa kaki kiri senopati Jenawi berdarah.Tongkat tombaknya tak mampu melindungi kakinya. Dan ilmu kebalnya tak mampu melindungi diri dari tajamnya ujung juntai cambuk lawannya.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi youtube : https://www.youtube.com/@stsunaryo4601 , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#926

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(926)Mataram. Mereka yang tidak tahu apa yang terjadi heran, mengapa senopati Birawa selau…

7 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#925

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(925)Mataram. Senopati Birawa berputar setengah lingkaran. Namun kemudian ia kembali melancarkan serangan dengan…

1 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#924

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(924)Mataram. Senopati Jenawi tertatih-tatih pincang dituntun oleh dua orang prajurit.Sedangkan murid orang bercambuk…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#923

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(923)Mataram. Senopati Wirasekti yang terkejut dengan tindakan orang yang telah dikenalnya dengan baik…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#922

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(922)Mataram. Perasaan amat nyeri mendera kakinya. Ia tak mengira sama sekali bahwa ujung…

4 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#920

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(920)Mataram. Hantaman kaki lawan yang tentu saja dilambari dengan ilmunya yang tinggi. Senopati…

6 hari ago