Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#928

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(928)
Mataram.

Murid orang bercambuk yang tambun dan kekar itu memang tahu bahwa kakak seperguruannya itu sering pergi seorang diri untuk memperdalam ilmunya. Namun ia tidak mengira bahwa ilmunya telah sedemikian tinggi. Bahkan ilmu itu bisa untuk melawan sepasukan prajurit dengan ledakkan cambuk dengan kilat api yang bisa menyambar siapa saja. Ia tak mengira pula bahwa ilmu kebal kakak seperguruannya itu telah sedemikian kokoh sehingga mampu menahan hantaman lawannya yang mampu melobangi tanah. Semula ia khawatir jika kakak seperguruannya itu tak mampu menandingi senopati Birawa yang berilmu tinggi.
Banyak dari penonton yang kecewa karena hanya bisa menyaksikan di ujung akhir pertarungan itu. Mereka yang datang terlambat tidak menyaksikan pertarungan sebelumnya.
Tiba-tiba yang tidak diduga oleh semua orang yang menyaksikan. Trisula di tangan murid orang bercambuk yang tinggi langsing itu dihujamkan tepat di depan senopati Birawa yang masih duduk di tanah. Trisula menancap cukup dalam. Seandainya trisula itu diarahkan ke tubuh senopati Birawa, tentu akan tembus dari dada sampai gigir walau ia telah melindungi diri dengan ilmu kebalnya. Semua orang yang menyaksikan kembali terpana dan ternganga.
Senopati Birawa yang masih terduduk di rerumputan itu wajahnya semakin pucat. Ia tak mengira sama sekali bahwa lawannya berilmu jauh lebih tinggi dari ilmunya. Ia mengira akan dengan mudah melumpuhkan lawannya itu, bahkan membunuhnya. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Ia menyadari bahwa seandainya lawannya itu mau, tentu dengan mudah akan membunuhnya, atau paling tidak membuatnya cacat seumur hidup. Namun hal itu tidak dilakukannya. Seandainya ia sendiri di keadaan seperti lawannya, tentu sudah ia buat lawannya itu cacat seumur hidup seperti yang ia angankan sebelumnya. Menyadari hal itu, tiba-tiba senopati Birawa yang gagah dan berilmu tinggi itu bersimpuh dan mengangguk hormat dihadapan murid orang bercambuk yang tinggi langsing sambil berucap singkat; “Aku menyerah…..!”
Tepuk tangan dan sorak sorai pun kembali menggetarkan alun-alun Kidul setelah menyaksikan senopati Birawa menyerah dengan cara jantan. Senopati Birawa pun kemudian memberi hormat pula kepada senopati Wirasekti.
Tepuk tangan dan sorak sorai masih menggema, bahkan semakin hiruk pikuk ketika menyaksikan Panembahan Senopati berjalan dengan gagah ke tengah alun-alun. Panembahan Senopati yang masih berpakaian serba hitam sebagai Gagak Ireng.
Tepuk tangan semakin riuh ketika dari arah yang berlawanan, Adipati Gagak Baning juga melangkah dengan tegap ke tengah alun-alun pula.
Namun alun-alun Kidul segera hening ketika lima orang yang berilmu tinggi itu telah di tengah alun-alun. Mereka menunggu apa yang akan terjadi. Terutama sikap dari Panembahan Senopati setelah menyaksikan kejadian itu.
Panembahan Senopati memang kemudian terlihat berbincang dengan Adipati Gagak Baning yang juga merupakan adik kandungnya itu beberapa saat. Dan kemudian terlihat Panembahan Senopati berbincang dengan senopati Wirasekti. Sedangkan senopati Birawa terlihat berdiri menunduk. Dan murid orang bercambuk telah menggulung cambuknya yang melingkar di pinggangnya yang kemudian tertutup bajunya.
Sesaat kemudian, senopati Wirasekti berkata dengan lantang yang dilambari ilmunya sehingga bisa didengar oleh seluruh orang yang berada di alun-alun Kidul itu.
“Atas nama Kanjeng Panembahan Senopati Sultan Mataram. Kami sampaikan bahwa Murid orang bercambuk yang telah mengalahkan senopati Birawa diangkat menjadi senopati pengaman keraton. Sedangkan murid orang bercambuk yang telah mengalahkan senopati Jenawi diangkat menjadi senopati pengawal Kanjeng Adipati Gagak Baning…..!” Senopati Wirasekti berhenti sejenak ketika kemudian terdengar tepuk tangan dan sorak sorai serta mengelu-elukan nama kedua senopati yang diangkat.
Setelah sedikit reda, senopati Wirasekti melanjutkannya.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi youtube : https://www.youtube.com/@stsunaryo4601 , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#933

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(933)Mataram. Adipati Surabaya pun percaya apa yang dikatakan oleh Tumenggung Gending. Bahwa Tumenggung…

5 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#932

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(932)Mataram. Tak heran jika di Mataram sekarang banyak kuda-kuda teji yang bagus. Sedangkan…

1 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#931

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(931)Mataram. Di Surabaya memang telah berkumpul beberapa petinggi kadipaten yang tidak ingin tunduk…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#930

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(930)Mataram. Demikian pula kawula Pajang yang sempat menyaksikan sejak awal. Sungguh takjub dengan…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#929

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(929)Mataram. Kemudian senopati Wirasekti melanjutkan kata-katanya; "Sedangkan senopati Birawa tidak mendapat hukuman, namun…

4 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#927

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(927)Mataram. Bahkan seluruh yang menyaksikan pun tergetar hatinya. Bahkan mereka yang berilmu tinggi…

6 hari ago