Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(931)
Mataram.
Di Surabaya memang telah berkumpul beberapa petinggi kadipaten yang tidak ingin tunduk kepada Mataram. Kedatangan Tumenggung Pasegi dan Tumenggung Gending dan para pengikutnya diterima dengan senang hati oleh Adipati Surabaya.
Tumenggung Pasegi menceritakan tentang keadaan Kediri yang sekarang dikuasai oleh Senopati Kediri keponakannya sendiri. Senopati Kediri memang didukung oleh Panembahan Senopati di Mataram.
“Kediri harus kita rebut, karena bisa menjadi pijakan untuk melawan Mataram…..!” Berkata Tumenggung Pasegi dalam suatu kesempatan.
Mereka yang di Surabaya itu kemudian membicarakan tentang kemungkinan mereka untuk merebut kekuasaan kadipaten Kediri. Kediri adalah kadipaten yang besar. Jika mereka bisa menguasai Kediri maka kedudukan mereka cukup kuat. Mataram pasti berpikir seribu kali untuk menyerang Kediri. Pada akhirnya mereka bersepakat untuk menyerang Kediri. Namun sasarannya adalah penguasa Kediri saat itu, yakni Senopati Kediri.
Namun demikian, mereka tidak akan gegabah. Harus dipersiapkan dengan matang agar tidak gagal. Dan kemudian mereka pun bersepakat.
Dalam pada itu, rencana Adipati Surabaya dan Tumenggung Pasegi serta para pendukungnya tercium oleh prajurit sandi Kediri. Mereka bergegas kembali ke Kediri untuk melaporkan kepada penguasa Kediri, Senopati Kediri.
Senopati Kediri tertegun, namun tidak heran. Ia tahu bahwa sang paman, Tumenggung Pasegi dan Tumenggung Gending tidak bisa menerima pengangkatan dirinya sebagai penguasa Kediri. Namun yang ia herankan, bahwa pamannya telah bersekutu dengan Adipati Surabaya dan beberapa petinggi kadipaten lain.
Senopati Kediri tidak bisa memandang sebelah mata kekuatan yang berhimpun di Surabaya. Jika hanya mengandalkan pasukan Kediri tentu akan berat. Maka ia berencana untuk pergi ke Mataram.
Hari itu juga Senopati Kediri berangkat ke Mataram agar tidak terlambat mempersiapkan diri. Mereka berkuda dengan ditemani oleh dua orang prajurit pengawalnya yang ia percaya. Mereka tidak banyak beristirahat di perjalanan agar segera tiba di Mataram.
Panembahan Senopati menerima dengan ramah kedatangan Senopati Kediri. Karena Senopati Kediri telah banyak berjasa mengatasi gejolak di Kediri dan sekitarnya. Bahkan Panembahan Senopati kemudian memberikan hadiah kalung robyong yang bernilai tinggi kepada Senopati Kediri yang telah ia anggap sebagai anaknya sendiri itu.
Namun Panembahan Senopati berkerut dahinya setelah menerima laporan tentang para petinggi brang wetan yang berkumpul di Surabaya yang berencana berontak terhadap Kediri. Itu artinya juga berontak terhadap Mataram.
Maka Panembahan Senopati kemudian memerintahkan pasukan berkuda dengan prajurit pilihan untuk membantu Kediri.
Senopati Kediri tidak menginap di Mataram. Ia ingin segera mempersiapkan pasukannya agar tidak didahului oleh pasukan yang dari Surabaya.
Di hari berikutnya, empat ratus prajurit berkuda telah berangkat ke Kediri. Bahkan diantara mereka terdapat para sentana kerajaan Mataram.
Perjalanan Senopati Kediri beserta dua orang prajurit pilihannya lancar tanpa halangan. Meskipun demikian, mereka harus beberapa kali beristirahat. Bahkan mereka secara bergantian sempat tidur di tepi sungai yang sepi. Dan kemudian mereka melanjutkan perjalanan.
Demikian pula perjalanan pasukan berkuda yang cukup banyak di hari berikutnya. Perjalanan yang selalu mendapat perhatian di sepanjang perjalanan. Namun setelah mengetahui bahwa mereka adalah para prajurit Mataram, maka banyak yang mengelu-elukan. Mereka telah mendengar bahwa pasukan berkuda dari Mataram adalah pasukan yang tangguh. Kuda-kuda mereka juga kuda- kuda pilihan yang terlatih dalam peperangan. Pada mulanya kuda-kuda itu adalah keturunan dari kuda milik Adipati Pati, Adipati Pragola yang ditukar dengan seekor sapi unggul milik Mataram.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(933)Mataram. Adipati Surabaya pun percaya apa yang dikatakan oleh Tumenggung Gending. Bahwa Tumenggung…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(932)Mataram. Tak heran jika di Mataram sekarang banyak kuda-kuda teji yang bagus. Sedangkan…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(930)Mataram. Demikian pula kawula Pajang yang sempat menyaksikan sejak awal. Sungguh takjub dengan…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(929)Mataram. Kemudian senopati Wirasekti melanjutkan kata-katanya; "Sedangkan senopati Birawa tidak mendapat hukuman, namun…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(928)Mataram. Murid orang bercambuk yang tambun dan kekar itu memang tahu bahwa kakak…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(927)Mataram. Bahkan seluruh yang menyaksikan pun tergetar hatinya. Bahkan mereka yang berilmu tinggi…