Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#933

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(933)
Mataram.

Adipati Surabaya pun percaya apa yang dikatakan oleh Tumenggung Gending. Bahwa Tumenggung Pasegi akan mampu menundukkan Senopati Kediri yang adalah keponakannya. Bagaimana pun ilmu Ki Tumenggung Pasegi tentu lebih matang dari ilmu Senopati Kediri yang masih muda itu. Dan ia yakin gabungan pasukan bang wetan yang cukup besar itu akan mampu menggulung pasukan Kediri. Terlebih pasukan Kediri terpecah menjadi dua bagian, yang sebagian menghadapi pasukan dari utara, dan yang sebagian lagi dari selatan.
Betapa girang hati Ki Tumenggung Gending setelah mendapat laporan bahwa pasukan di sisi selatan yang akan dihadapi hanyalah pasukan kecil sisa sari prajurit Kediri yang lebih besar di sisi utara.
“Kita gulung segera pasukan kecil itu…..!” Dan kemudian kita masuk ke keraton kadipaten…..!” Perintah Tumenggung Gending kepada pasukannya yang cukup kuat itu. Para prajurit di pasukan itu pun penuh gairah dan semangat untuk segera menggulung pasukan lawan yang hanya sedikit. Dan kemudian mereka akan menjarah kekayaan keraton Kediri. Dan lebih dari itu, mereka akan memboyong para gadis sebagai rampasan perang.
“Ayo serbu…..!” Perintah Tumenggung Gending.
“Serbu…., serbu….., serbu…..!” Sahut para prajurit.
Namun sesaat kemudian terdengar panah sendaren bergaung di sisi selatan keraton Kediri.
Para prajurit berkuda dari Mataram yang berada di tapi sungai kecil dan tak jauh dari sisi selatan keraton segera tanggap.
Pangeran Singasari segera memerintahkan pasukan berkuda itu untuk memacu kuda-kuda mereka ke medan laga. Mereka yang di depan bersiap dengan pedang atau tombak dan tampeng tembaga. Sedangkan barisan di belakangnya bersiap pasukan panah dan pasukan lembing.
Derap kaki-kaki kuda yang banyak dan cepat itu mengejutkan pasukan bang wetan. Mereka berhenti sejenak untuk memperhatikan arah datangnya kuda-kuda itu. Dan ternyata arahnya dari arah barat. Pasukan berkuda yang cukup besar dan di depan dengan panji-panji pasukan Mataram.
“Gila…..! Mengapa mereka tiba-tiba ada di sini…..! Mengapa tidak ada laporan dari prajurit sandi sebelumnya…..?!” Umpat dan marah Tumenggung Gending.
Namun mereka tak sempat menanggapi umpatan Tumenggung Gending. Dari arah pasukan berkuda itu telah meluncur ratusan anak panah dan puluhan lembing yang tidak begitu besar namun berujung runcing dari besi. Pasukan pimpinan Tumenggung Gending dan Adipati Surabaya tidak siap sama sekali melawan pasukan panah dan lembing yang tiba-tiba itu. Mereka memang memiliki pasukan panah. Namun saat itu merasa tidak diperlukan karena hanya menghadapi sepasukan kecil dari Kediri.
Pasukan berkuda dari Mataram yang telah memperhitungkan segala kemungkinan di medan laga, dan pasukan bang wetan yang abai dan merendahkan lawan itu akan menentukan jalannya pertempuran.
Dalam gebrakan pertama itu, telah banyak prajurit bang wetan yang menjadi korban. Banyak anak panah yang menancap di banyak prajurit bang wetan. Demikian pula tak sedikit yang tertembus lembing dari pasukan berkuda Mataram.
Tumenggung Gending marah bukan buatan. Dia sendiri kenal terhadap tajamnya anak panah, namun ia harus berkelit atau menangkis jika lembing mengarah kepada-nya. Ia pun segera berlari ke arah pasukan Mataram dengan tak menghiraukan hujan anak panah.
Pangeran Singasari menyadari bahwa orang yang mendatangi tersebut pasti orang yang berilmu tinggi. Ia pun segera meloncat dari punggung kuda. Ia khawatir jika kudanya yang akan menjadi sasaran serangan lawannya yang baru datang itu. Karena bisa saja lawannya itu mengarahkan pedangnya ke kaki kuda. Kuda segera diamankan oleh seorang prajurit.
Kini Pangeran Singasari telah berhadapan dengan seseorang yang telah lebih setengah baya.
“Siapa senopati Mataram ayo hadapi aku…..! Atau kerubutlah aku…..!” Tantang Tumenggung Gending yang merasa berilmu tinggi itu.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi youtube : https://www.youtube.com/@stsunaryo4601 , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#932

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(932)Mataram. Tak heran jika di Mataram sekarang banyak kuda-kuda teji yang bagus. Sedangkan…

1 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#931

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(931)Mataram. Di Surabaya memang telah berkumpul beberapa petinggi kadipaten yang tidak ingin tunduk…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#930

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(930)Mataram. Demikian pula kawula Pajang yang sempat menyaksikan sejak awal. Sungguh takjub dengan…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#929

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(929)Mataram. Kemudian senopati Wirasekti melanjutkan kata-katanya; "Sedangkan senopati Birawa tidak mendapat hukuman, namun…

4 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#928

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(928)Mataram. Murid orang bercambuk yang tambun dan kekar itu memang tahu bahwa kakak…

5 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#927

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(927)Mataram. Bahkan seluruh yang menyaksikan pun tergetar hatinya. Bahkan mereka yang berilmu tinggi…

6 hari ago