Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#941

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(941)
Mataram.

Jika pasukan-pasukan dari beberapa kadipaten di telatah lor itu sempat bergabung dengan pasukan Pati, tentu akan menjadi sebuah kekuatan yang besar dan kuat. Yang paling mungkin bergabung dengan Pati adalah pasukan dari Rembang karena jaraknya lebih dekat. Namun demikian, pasukan berkuda dari Mataram tentu lebih leluasa bergerak. Para petinggi pasukan Mataram harus cermat memperhitungkan segala kemungkinan. Pasukan Grobogan pun harus diperhitungkan. Walaupun pasukan Grobogan bukanlah pasukan yang besar dan kuat, namun jika sempat bergabung dengan pasukan Blora atau Pati, tentu akan menambah kekuatan lawan.
“Kita cegah dahulu pasukan Grobogan agar tidak ikut bergabung dengan pasukan pemberontak. Kita kirim dahulu pasukan pilihan untuk mendahului ke Grobogan…..!” Perintah Pangeran Mangkubumi.
“Dua bregada prajurit cukup untuk mencegah pasukan Grobogan…..!” Jawab Pangeran Singasari.
“Setelah lewat tengah malam, pasukan itu segera berangkat…..!” Lanjut Pangeran Mangkubumi.
Pasukan Mataram dan pasukan dari Jatinom ditambah pasukan dari Pengging itu memang tengah beristirahat dan menginap di Tingkir. Dari Tingkir ke Grobogan sudah tidak terlalu jauh jika ditempuh dengan berkuda. Pasukan pilihan itu berharap sebelum matahari terbit sudah tiba di Grobogan. Dengan demikian diharapkan pasukan Grobogan belum bersiap untuk berangkat untuk bergabung dengan pasukan pemberontak.

Dalam pada itu, Kanjeng Panembahan Senopati juga sudah mengirim utusan untuk pergi ke Pajang. Kanjeng Panembahan Senopati meminta kepada Pangeran Gagak Baning untuk menyiapkan pasukan cadangan dari Pajang. Pasukan itu agar bersiaga di hutan perbatasan kadipaten Pati.
Panembahan Senopati memang ingin agar lawatan pasukan Mataram ke telatah lor tersebut jangan sampai gagal. Hanya dengan cara itu kewibawaan Mataram dijunjung.
Dalam pada itu pasukan dari Demak juga telah bergerak untuk memperkuat pasukan Mataram dari arah barat. Dengan demikian, pasukan Mataram semakin besar dan kuat.

Hari masih dini ketika pasukan berkuda dari Mataram telah tiba di alun-alun Grobogan. Adipati Grobogan sangat terkejut ketika mendapat laporan tentang kehadiran pasukan Mataram yang tiba-tiba itu. Apalagi saat itu masih dini hari. Para prajurit pun tidak berani mencegah pasukan yang datang itu. Pasukan berkuda itu terlalu kuat untuk dilawan.
“Laporkan kepada Kanjeng Adipati, bahwa Raden Mas Jolang ingin bertemu…..!” Berkata senopati pasukan berkuda dari Mataram tersebut. Ia tak lain adalah putra Kanjeng Panembahan Senopati sendiri.
Prajurit jaga tersebut terkejut karena yang datang tersebut adalah Raden Mas Jolang. Putra Kanjeng Panembahan Senopati yang masih muda namun telah diangkat sebagai putra mahkota Mataram. Tak kalah terkejutnya adalah Kanjeng Adipati Grobogan sendiri. Ia sebelumnya memang telah dihubungi oleh Kanjeng Adipati Blora agar mengirim pasukan ke Blora agar bisa memperkuat pasukan Pati. Pasukan itu telah direncanakan setelah matahari terbit akan segera berangkat menuju perbatasan Blora.
Di dini hari itu, Kanjeng Adipati Grobogan tak bisa mengelak, ia harus menemui Raden Mas Jolang yang telah menunggu di alun-alun.
“Selamat pagi Paman, salam hormat kami…..!” Sapa Raden Mas Jolang.
“Apakah kami berhadapan dengan Raden Mas Jolang…..?” Bertanya Adipati Grobogan ingin meyakinkan.
“Benar Paman, aku Mas Jolang bersama pasukan dari Mataram. Pasukan yang lain sedang berkemah di Tingkir dan akan segera menyusul…..!” Jawab Raden Mas Jolang.
“Oooh maaf Raden, kami belum bisa menyambut Raden dan pasukan berkuda ini di pendapa kadipaten. Tetapi di alun-alun…..!” Jawab Kanjeng Adipati Grobogan.
“Kami-lah yang minta maaf karena tidak memberi tahu lebih dahulu…..!” Jawab Raden Mas Jolang.
Setelah beberapa saat berbincang. Raden Mas Jolang mengatakan keperluannya, yakni mencegah agar Grobogan tidak mengirim pasukan ke Blora untuk membantu pasukan Pati.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi youtube : https://www.youtube.com/@stsunaryo4601 , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *