Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#944

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(944)
Mataram.

Sementara itu pasukan Lasem telah menunggu kedatangan pasukan Tuban di Pamotan. Namun sepertinya pasukan dari timur itu belum akan tiba di hari itu. Pasukan berjalan kaki yang besar itu tidak selancar pasukan berkuda. Mereka harus berhenti beberapa kali dan lebih lama. Pasukan dari Lasem, menurut rencana akan bergabung dengan pasukan dari timur. Pasukan dari timur yang terdiri dari pasukan Tuban dan beberapa kadipaten yang mengirim pasukannya. Pasukan gabungan itu nantinya akan dan bersama-sama menuju Blora. Jika pasukan itu sempat bergabung, tentu akan menjadi kekuatan yang besar.

Dalam pada itu, pasukan Mataram telah tiba terlebih dahulu di tempat yang kemudian besar akan dilalui oleh pasukan Blora.
Pasukan berkuda itu kemudian membentuk bentuk lengkungan yang mengepung jalur jalan. Lajur jalan itu berada di tengah-tengah seakan cekungan wuwu perangkap ikan. Jika pasukan itu masuk jebakan, tentu akan sulit untuk melepaskan diri.
Para prajurit Mataram justru mengikat kuda-kuda mereka di tempat yang tersembunyi namun mudah dijangkau. Agar kuda-kuda itu tidak meringkik dan gaduh, maka telah disediakan pakan serta manisan. Pasukan yang besar itu masang gelar garis pendem – bersembunyi di balik pohon dan tetumbuhan perdu.
Sementara itu, pasukan Blora sama sekali tidak memperhitungkan bahwa pasukan lawan justru telah menghadang di perjalanan. Apalagi pasukan lawan itu berada di sisi utara. Sedangkan Mataram berada di sisi selatan.
Dalam pada itu, pasukan Mataram telah besiaga dengan anak panah terpasang di gandewa siap untuk diluncurkan. Pasukan panah dari Jatinom berada di sisi timur jalan, sedangkan pasukan Mataram yang dipimpin oleh Raden Mas Jolang berada di sisi barat jalan. Sedangkan Raden Mas Jolang dan senopati utama dari Jatinom bersama pasukan pilihan berada di ujung jalan. Mereka telah bersiap menghadapi lawan dengan beradu muka. Namun di sekeliling Raden Mas Jolang terdapat para senopati dan prajurit pilihan. Demikian pula yang mendampingi senopati utama dari Jatinom.
Sementara itu, para prajurit Blora tetap berjalan ke arah utara untuk nantinya bergabung dengan pasukan Rembang. Mereka bahkan berjalan sambil bergurau bercanda ria. Seakan mereka sedang menikmati perjalanan wisata. Para petinggi pasukan Blora sama sekali tidak mengutus prajurit sandi atau prajurit yang mendahului untuk meyakinkan bahwa perjalanan akan aman. Namun kelengahan itulah yang ikut menentukan sebuah peperangan.
Bahkan ketika mereka mendengar sendaren burung dara bergaung di atas mereka. Mereka tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Mereka mengira itu adalah permainan anak-anak di pedesaan. Yang tidak diperhitungkan kemudian terjadilah. Tiba-tiba hampir secara bersamaan terdengar jerit kesakitan dari banyak prajurit. Ketika hampir serentak mereka dihujani anak panah dari berbagai arah. Para prajurit Blora sama sekali tidak bersiap menerima serangan, apalagi serangan anak panah. Bahkan kemudian disusul dengan serangan lembing yang berujung runcing. Bahkan yang dari depan pun mendapat serangan yang lebih gencar. Korban berjatuhan sudah tak terkira. Para prajurit yang belum terluka pun kebingungan harus berlari ke mana. Ke depan mereka di hadang pasukan, ke samping kiri atau kanan dihujani anak panah. Dan jika ke belakang akan bertumburan dengan para prajurit kawan sendiri. Sungguh para prajurit Blora yang belum berpengalaman berperang itu dibuat kocar-kacir. Hanya sebagian kecil yang pernah terlibat dalam peperangan yang sesungguhnya. Bahkan kemudian, pasukan Blora di bagian belakang pun dihujani anak panah. Hampir tidak ada yang menyiapkan tameng pelindung serangan anak panah. Jerit kesakitan terdengar hampir di seluruh barisan pasukan Blora. Para senopati pasukan Blora pun tak mampu mengatasi keadaan. Mereka benar-benar kalang kabut menghadapi keadaan yang di luar perhitungan mereka.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi youtube : https://www.youtube.com/@stsunaryo4601 , ada yang baru setiap hari.

Share
Published by
St. Sunaryo

Recent Posts

Panduan Memilih Jenis Web Hosting yang Tepat untuk Bisnis Anda

Memahami Jenis-Jenis Web Hosting Pada era digital saat ini, pemilihan layanan web hosting yang tepat…

8 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#945

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(945)Mataram. Mereka yang berada di barisan belakang pasukan Blora belum menyadari sepenuhnya apa…

15 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#943

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(943)Mataram. Meskipun demikian, Pangeran Singasari telah mengutus dua orang prajurit untuk mendahului pasukan.…

2 hari ago

Membangun Sistem Peringatan Suhu Tinggi dengan Arduino

Pemantauan suhu adalah aspek penting dalam berbagai aplikasi, mulai dari industri hingga rumah tangga dan…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#942

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(942)Mataram. Adipati Grobogan berpikir dua tiga kali jika akan melawan permintaan dari Raden…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#941

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(941)Mataram. Jika pasukan-pasukan dari beberapa kadipaten di telatah lor itu sempat bergabung dengan…

5 hari ago