Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#946

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(946)
Mataram.

Senopati utama dari pasukan Jatinom itu kemudian membeberkan rencana gelar untuk menghadapi pasukan Rembang. Diperkirakan pasukan Rembang setara dengan pasukan Blora yang telah bubar kocar-kacir.
Gelar yang akan dipakai adalah gelar Diradameta yang dipadu dengan gelar perang Garuda Nglayang. Yakni, ujung pasukan adalah pasukan yang kuat dan tangguh yang terdiri dari para senopati pilihan. Di ujung gelar itu juga dilengkapi dengan pasukan lembing yang siap mendobrak ujung pasukan lawan. Pasukan lembing pun terdiri dari para prajurit pilihan. Sedangkan para senopati pilihan akan merangsek dengan kuda-kuda yang terlatih. Para senopati itu juga akan dipilih yang bersenjatakan yang panjang seperti tombak atau trisula atau canggah. Jika bersenjatakan pedang dipilih yang pedangnya panjang. Dengan demikian mereka akan mudah menjangkau lawan. Senopati utama dari dari Jatinom itu yang akan berada di ujung gelar Diradameta. Ia akan didampingi oleh senopati Pringgadigda yang telah setengah baya namun berilmu tinggi dan berpengalaman. Dua orang senopati berilmu tinggi itu bagaikan gading gajah yang siap menerjang lawan.
Sementara itu paduan gelar Garuda Nglayang dengan adanya sayap di kiri dan kanan ujung gelar Diradameta. Sayap kiri dan kanan itu terdiri dari para senopati dan prajurit pilihan pasukan panah. Senopati utama dari Jatinom mengatakan bahwa berkaca dari penyerbuan pasukan Mataram ke pasukan Blora, pasukan panah dan pasukan lembing mampu memporak porandakan pasukan lawan. Kali ini akan dilakukan lagi dengan cara yang berbeda terhadap pasukan Rembang. Sedangkan bregada pasukan yang lain berada di belakang kepala gajah yang siap untuk ikut menyerbu lawan.
Para senopati pun kagum kepada Senopati utama dari pasukan Jatinom tersebut. Mereka telah memahami tugas mereka masing-masing beserta pasukan yang dipimpinnya. Meskipun jarak dengan pasukan lawan masih jauh, namun mereka telah menempatkan diri di gelar perang sesuai tugasnya. Sedangkan Raden Mas Jolang sebagai serati gajah yang mengatur dan mengendalikan seluruh pasukan.
Pasukan pun berderap tidak terlalu cepat namun rapi dalam gelar perang.

Sementara itu, kesalahan hampir serupa dengan pasukan Blora adalah pasukan Rembang. Pasukan itu sama sekali tidak memperhitungkan bahwa pasukan berkuda dari Mataram yang besar telah di depan mata. Jarak dari Rembang ke perbatasan dengan Blora tidak-lah terlalu jauh. Lagi pula sejak kemarin sudah bersepakat dengan pasukan Blora untuk bergabung di perbatasan. Dan mereka merasa tidak perlu untuk mengirim prajurit sandi yang mengawasi jalan yang akan mereka lalaui. Jalan itu adalah jalan mereka setiap hari. Letak Mataram yang jauh di selatan hampir mustahil akan sampai di tempat itu. Namun yang mustahil itulah yang sekarang terjadi.
Pasukan Rembang yang berjalan kaki itu heran ketika mendengar derap kaki kuda yang cukup banyak. Sepengetahuan mereka, pasukan Blora yang akan bergabung adalah pasukan darat yang berjalan kaki.
Pasukan Rembang saat itupun pasukan yang berjalan biasa yang belum bersiap untuk berperang. Namun tiba-tiba saja mereka mendapat serangan hujan anak panah dari sisi kiri dan kanan dari pasukan berkuda dari arah berlawanan. Korban tertembus anak panah pun segera berjatuhan. Belum sempat mereka menyadari keadaan, ketika hujan lembing menghajar pasukan Rembang yang berada di muka. Berbarengan dengan itu, pasukan yang besar segera melanda pasukan Rembang yang sama sekali belum bersiap untuk berperang. Baru beberapa saat kemudian mereka menyadari bahwa yang datang adalah pasukan berkuda dari Mataram yang cukup banyak. Diradameta yang artinya gajah mengamuk itu benar-benar mengamuk menerjang lawan. Ujung gelar Diradameta adalah terdiri dari para senopati pilihan. Pasukan berkuda itu benar-benar tak mampu dibendung oleh pasukan Rembang yang belum berpengalaman di medan perang.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi youtube : https://www.youtube.com/@stsunaryo4601 , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *