Trah Prabu Brawijaya.
Seri 950
Mataram.
Rencana tersebut telah disampaikan pula kepada senopati pasukan berkuda dari Pajang, Senopati Sawungrana.
Prajurit sandi memperkirakan, pasukan dari bang wetan, setelah berkemah di Batokan akan melewati jalan setapak di tepi hutan untuk sampai di perbatasan Blora dan Rembang. Menurut rencana dari para petinggi Mataram, di tempat itulah pasukan Mataram akan menyergap pasukan dari bang wetan.
“Baiklah….., kita akan menyesuaikan dengan rencana Raden Mas Jolang…..!” Berkata senopati Sawungrana setelah menerima laporan dari utusan Raden Mas Jolang.
“Gusti Raden Mas Jolang juga berpesan agar menyiapkan pasukan panah sebanyak dimungkinkan…..!” Imbuh prajurit utusan.
“Yaaa….., kami telah menyiapkan pasukan panah yang cukup….!” Berkata senopati Sawungrana.
“Jika demikian, kami akan segera kembali ke pasukan Mataram sekarang juga….!” Berkata prajurit utusan.
“Hari telah menjelang tengah malam. Apakah kalian tidak beristirahat dahulu…..?” Bertanya senopati Sawungrana.
“Kami memang berkejaran dengan waktu, gusti senopati…..!” Dalih prajurit utusan.
“Baiklah, aku mengerti…..! Berhati-hatilah…..!” Pesan senopati Sawungrana.
Setelah minta diri, para prajurit utusan itu segera memacu kudanya.
Senopati utama Sawungrana kemudian berembug dengan para senopati pendamping untuk menentukan langkah.
“Sebelum terang tanah kita harus sudah berangkat, senopati….!” Usul salah seorang senopati.
“Benar…..! Mungkin sekali keberadaan kita ini juga sudah diketahui oleh prajurit telik sandi lawan. Namun mungkin sekali mereka tidak akan mengira kita akan berangkat di dini hari…..!” Sahut senopati yang lain.
Namun yang terjadi, tidak ada satupun prajurit sandi dari bang wetan yang ditempatkan di wilayah itu. Para senopati bang wetan memang sama sekali tidak memperhitungkan akan ada sepasukan prajurit sampai di Kandangan. Apalagi secepat itu. Lagi pula, mereka tidak akan khawatir karena merasa sebagai sebuah pasukan gabungan yang besar.
Sementara itu, di dini hari itu pasukan bang wetan yang besar telah bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Pasukan yang terdiri dari pasukan Tuban, pasukan Warung, pasukan Lasem dan beberapa kademangan yang ikut bergabung. Sehingga pasukan itu menjadi sebuah pasukan yang besar dan kuat. Jika pasukan itu sempat bergabung dengan pasukan dari Rembang, Blora dan Grobogan dan pasukan Pati yang besar, tentu akan menjadi sebuah pasukan gabungan yang sangat besar dan kuat. Mataram tentu tak akan mampu membendung.
Selama ini belum pernah terjadi pasukan dari bang wetan bisa bergabung dengan pasukan dari bang tengah. Yang sering terjadi adalah peperangan antara pasukan bang wetan melawan pasukan dari bang tengah. Namun kali ini mereka memiliki kepentingan yang sama, yakni tidak ingin menjadi bagian dari Mataram.
Pasukan dari bang wetan itu tak ingin membuang banyak waktu. Lagi pula perjalanan di dini hari, udara terasa lebih segar. Mereka tidak akan cepat menjadi lelah. Mereka merencanakan untuk sarapannya pada saat istirahat ketika matahari telah naik sepenggalah. Sedangkan para prajurit dapur telah menyiapkan sega pondoh yang padat dan gurih dengan lauk ikan asin. Dengan demikian lebih mudah untuk menyajikannya.
Dalam pada itu, sepasukan prajurit berkuda yang besar pun di dini hari itu telah meninggalkan tempat mereka berkemah. Pasukan yang dipimpin oleh Raden Mas Jolang telah berderap meninggalkan tepian hutan Memggung.
Mereka telah menerima laporan bahwa pasukan Panjang yang berkemah di Kandangan pun akan berangkat di dini hari pula.
Ketika matahari sedang semburat merah, pasukan itu telah sampai di tempat yang mereka rencana. Para senopati kemudian memimpin pasukan masing-masing untuk menempati tempat yang telah mereka rencanakan. Terutama adalah pasukan panah dan pasukan lembing yang akan menyergap dari sisi utara dan sisi barat. Sedangkan di sisi selatan diharapkan pasukan dari Pajang telah bersiaga pula.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.