Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#951

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 951
Mataram.

Dalam pada itu, prajurit sandi telah mengabarkan bahwa pasukan dari Pajang telah sampai di tempat yang direncanakan. Namun kuda-kuda mereka ditambatkan di tepi sungai yang sedikit agak jauh dari tempat rencana penyergapan. Mereka akan berada di sebalik pohon atau gerumbul perdu. Dengan demikian keberadaan mereka tidak diketahui, namun mereka bisa leluasa mengamati jalan yang akan dilalui oleh pasukan dari bang timur. Senopati Sawungrana akan ikut di dalam pasukan lembing.
Sementara itu, Raden Mas Jolang tertarik dengan cara pasukan Pajang yang akan menyergap dari sisi selatan dengan menyembunyikan kuda.
“Kami kira baik jika pasukan kita yang berada di sisi utara juga seperti yang di sisi selatan dengan menyembunyikan kuda-kuda mereka…..!” Senopati utama dari pasukan Jatinom.
“Baik juga, mumpung belum terlambat, sekarang kita laksanakan…..!” Perintah Raden Mas Jolang.
Senopati yang memimpin di sisi utara pun segera melaksanakan perintah dari Raden Mas Jolang. Kuda-kuda mereka disembunyikan agak jauh dari tempat mereka akan menyergap. Dengan demikian mereka akan lebih leluasa membidik lawan. Seperti dalam pertempuran sebelumnya, dengan gelar baris pendem, pasukan Mataram telah berhasil mengurangi jumlah lawan. Bahkan bisa membuat kalang kabut lawan. Kali ini akan dilakukan lagi mengingat jumlah lawan yang lebih banyak. Dan seperti gelar sebelumnya pula, kali ini pasukan Mataram akan menggelar gelar perang Diradameta namun tanpa sayap Garuda Nglayang seperti sebelumnya. Sayap-sayap itu telah diganti dengan pasukan yang membidik dari sisi kiri dan kanan. Senopati utama dari pasukan Jatinom yang berpengalaman itu menyadari bahwa gelar perang akan sangat menentukan jalannya pertempuran. Bahkan akan bisa mengalahkan lawan walau lawan jumlahnya lebih banyak.
Dalam pada itu, prajurit sandi dari bang wetan yang ditempatkan di Pajang. Mereka yang sebelumnya mengetahui keberangkatan pasukan berkuda dari Pajang sedikit terlambat menyampaikan laporan kepada para senopati dari bang wetan. Mereka harus berhenti beberapa kali dan kuda-kuda mereka sepertinya terlalu lelah untuk diajak berpacu. Ketika mereka memberikan laporan, pasukan itu telah meninggalkan perkemahan di Batokan. Lagi pula, laporan itu hanya mengabarkan bahwa pasukan cadangan dari Pajang telah menuju ke arah timur. Menurut perhitungan mereka, pasukan Pajang itu hanya sebagai pasukan cadangan. Mereka tidak mengetahui bahwa pasukan Pajang itu sekarang sudah menunggu di sisi jalan setapak yang akan dilalui oleh pasukan bang wetan.
Jalan setapak itu hanya bisa dilalui tiga atau empat orang berjejer dan berbaris memanjang.
Senopati telik sandi dari Mataram yang telah menguasai medan itu tetap membiarkan pasukan lawan lewat jalan setapak itu. Jika mereka telah melewati jalan itu, mereka akan kesulitan untuk berbalik. Ia menunggu agar sebagian besar pasukan lawan itu melewati jalan setapak. Jalan sempit yang seakan menjadi leher wuwu – jebakan ikan. Jika ikan itu sudah masuk leher wuwu, maka tak akan pernah bisa keluar.
Pasukan bang wetan yang beriringan sambil bersenda gurau itu sama sekali tidak menyadari bahwa di sisi kiri dan kanan telah berjejer memanjang pasukan lawan. Pasukan lawan yang telah bersiap dengan bidikan anak panah. Sedangkan masih agak jauh di depan, pasukan Mataram yang besar tengah menghadang.
Beberapa saat kemudian, pasukan berjalan kaki dari bang wetan itu dikejutkan oleh dengung suara panah sendaren. Belum juga mereka menyadari arti dari panah sendaren itu, tiba-tiba terdengar jerit kesakitan dari banyak prajurit yang beriringan memanjang itu. Mereka tak mungkin berlari ke depan atau ke samping kiri dan kanan, apalagi ke belakang. Jalanan yang sempit menyulitkan mereka. Sedangkan hujan anak panah datang dari sisi kiri dan kanan. Yang lebih mengejutkan mereka, dari arah dengan telah berderap sepasukan prajurit berkuda yang menerjang mereka.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi youtube : https://www.youtube.com/@stsunaryo4601 , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *