Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#952

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 952
Mataram.

Para prajurit bang wetan itu tak mampu menghindar. Dari depan diterjang pasukan berkuda yang banyak dan kuat. Dari kiri dan kanan dihujani anak panah, lari ke belakang tidak mungkin, karena akan saling bertumburan dengan kawan sendiri. Lagi pula banyak dari mereka yang telah terluka oleh tusukan anak panah.
Parahnya, pasukan berkuda itu terus melaju menerjang mereka. Parahnya, tak sedikit dari mereka yang terinjak-injak kaki-kaki kuda.
Yang tak kalah kalang kabut adalah pasukan bang wetan yang berada di barisan belakang. Banyak dari mereka yang belum menyadari apa yang terjadi.
Banyak pula yang saling bertumburan. Karena yang dibagian depan yang telah menyadari apa yang terjadi, mencoba menyelamatkan diri.
“Heeee…..! Ada apa ini…..?” Teriak salah seorang senopati.
Namun yang menjawab adalah hujan anak panah menerjang mereka. Korban pun tak terhitung jumlahnya. Apalagi ketika kemudian lontaran lembing pun menerjang mereka.
Mereka semakin kacau balau ketika pasukan berkuda dari arah depan telah menerjang mereka. Para prajurit berkuda yang bersenjatakan tombak atau trisula atau canggah yang bertangkai panjang itu mampu menggapai mereka. Apalagi ujung gelar perang pasukan berkuda itu terdiri dari para senopati yang berilmu tinggi. Para prajurit bahkan para senopati dari bang wetan itu tak ada yang mampu menghadang. Mereka diterjang dan bahkan tak sedikit yang mendapat sepakan kuda-kuda sehingga mereka jatuh terjengkang. Pasukan berkuda dari Mataram itu terus menerjang dan menerjang. Di jalanan yang sempit itu jumlah prajurit dari pasukan bang wetan yang banyak menjadi kurang berarti. Karena tidak bisa mengerahkan para prajurit untuk menghadang pasukan berkuda yang kuat itu. Karena barisan pasukan yang memanjang, yang bisa berhadapan langsung hanya ujung gelar. Namun mulai dati ujung gelar itu terus diterjang dan diterjang oleh pasukan Mataram. Sedangkan dari sisi kiri dan kanan hujan anak panah dan lembing mengikuti gerak dari pasukan berkuda.
Yang terjadi kemudian hampir serupa dengan yang terjadi ketika penyerbuan pasukan Rembang. Namun pasukan dari bang wetan ini jumlahnya lebih banyak. Namun jumlah yang banyak itu mengakibatkan korban yang banyak pula. Pasukan dari bang wetan itu seakan tak mampu mengadakan perlawanan sedikit pun. Pasukan berkuda dari Mataram itu bagai banjir bandang yang menerjang apapun di aliran sungai yang sempit dan memanjang. Yang terjadi adalah jerik kesakitan dari para prajurit bang wetan yang hampir semuanya terkapar tak berdaya. Injakan dan sepakan kuda-kuda yang tinggi besar itu memperparah keadaan mereka. Ketika di barisan belakang terdapat tanah yang agak lapang, para prajurit bang wetan berjubel di tempat. Namun pasukan itu tak sempat menggelar gelar perang apapun. Sehingga yang terjadi, para prajurit yang berjubel itu menjadi sasaran yang mudah bagi pasukan panah dan pasukan lembing. Setiap lesatan anak panah hampir pasti menghujam sasaran. Bahkan ketika bidikan itu dilontarkan secara sembarangan sekalipun. Demikian pula lontaran lembing dari sisi kiri dan kanan prajurit Mataram. Hampir semua ujung lembing itu menghujam ke sasaran. Pasukan bang wetan sungguh-sungguh kalang kabut dibuatnya. Latihan perang yang selama ini dilakukan oleh para prajurit bang wetan itu, dalam keadaan seperti itu menjadi sama sekali tak berarti. Gelar perang yang selama itu mereka pelajari tak sempat pula mereka jalankan sama sekali. Sebaliknya taktik perang yang dijalankan oleh pasukan Mataram sukses besar. Pasukan Mataram terus menerjang dan menerjang yang membuat porak poranda apapun yang diterjang. Bagai banjir bandang yang tak terhadang. Bahkan para senopati pasukan bang wetan yang berilmu tinggi pun tak sempat menunjukkan ilmu mereka karena terjangan pasukan Mataram yang sungguh dahsyat. Dalam keadaan seperti itu, mereka yang berilmu tinggi sekali pun tak akan sempat menangkis atau menghindar dari hujan anak panah dan lembing dari sisi kiri dan kanan serta terjangan pasukan berkuda dari arah depan.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi youtube : https://www.youtube.com/@stsunaryo4601 , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *