Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#954

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 954
Mataram.

Matahari belum tengah hari ketika pasukan bang wetan telah sama sekali tidak ada perlawanan. Yang masih bugar telah tercerai berai masuk hutan. Sedangkan yang tinggal adalah mereka yang terluka, baik luka sedang ataupun luka berat. Yang luka ringan mencoba melarikan diri.
“Heee tinggalkan senjata kalian jika tak ingin aku penggal lehermu….!” Bentak para prajurit Mataram yang melihat beberapa prajurit dari bang wetan mencoba melarikan diri.
Tidak ada pilihan lain dari para prajurit bang wetan itu selain melemparkan senjata-senjata mereka ke tanah.
Bahkan kemudian salah seorang senopati Mataram dengan lantang dan menggelegar menyerukan; “Para prajurit bang wetan yang ingin melarikan diri tidak kami cegah, tetapi tinggalkan seluruh senjata kalian. Jika menolak, ujung anak panah kami yang akan menjawab…..!”
Seketika para prajurit bang wetan yang masih mampu berjalan walau tertatih- tatih kemudian melemparkan senjata-senjata mereka.
“Setelah senjata-senjata kalian tinggal, silahkan meninggalkan medan…..!” Lanjut senopati Mataram tersebut.
Para prajurit Mataram kemudian memunguti berbagai jenis senjata yang berserakan di tanah. Bahkan anak panah dan lembing yang sebelumnya dilontarkan oleh para prajurit Mataram pun dipunguti pula.
Demikian pula senjata-senjata milik para prajurit bang wetan yang terluka parah atau pun yang gugur. Setelah terkumpul ternyata jumlahnya sangat banyak. Beruntungnya ada beberapa kereta pembawa perbekalan milik pasukan bang wetan yang tertinggal. Dengan demikian bisa untuk mengangkut senjata-senjata milik prajurit bang wetan tersebut. Bahkan persediaan perbekalan untuk makan pun masih banyak di dalam kereta-kereta itu. Perbekalan itu pun ikut dirampas pula. Dengan demikian, pasukan Mataram tidak harus mencari perbekalan lagi. Yang ada di dalam kereta itu bisa untuk beberapa hari.
“Rawat kawan-kawan kalian yang terluka parah. Dan diurus pula jasad-jasad yang terpaksa menjadi korban….!” Berkata salah seorang senopati Mataram.
Para prajurit bang wetan tidak ada yang menjawab, apalagi membantah. Mereka sungguh-sungguh tak berdaya. Bahkan senjata-senjata mereka telah dirampas pula.

Sementara itu, para prajurit bang wetan yang selamat berusaha berlari sejauh mungkin dari medan pertempuran. Atau lebih tepatnya medan penggerebekan oleh pasukan Mataram. Mereka yang cerai berai itu terdiri dari berbagai asal kesatuan pasukan. Mereka belum tentu saling kenal. Mereka dari Tuban dan kadipaten-kadipaten sekitar yang mengirim pasukan. Juga dari Lasem, dari Warung dan banyak dari kademangan-kademangan dari bang wetan. Sebelumnya mereka yakin akan mampu menundukkan pasukan Mataram, karena jumlah mereka yang banyak. Apalagi menurut rencana akan bergabung pasukan-pasukan dari Rembang, Blora dan Grobogan dan bersama pasukan Pati yang banyak dan kuat. Tentu akan mudah menundukkan pasukan Mataram. Dan harapannya kadipaten-kadipaten mereka akan bebas dari kuasa negeri manapun, termasuk Mataram.
Namun yang terjadi jauh dari perhitungan mereka. Bahkan mereka belum merasakan pertempuran yang sesungguhnya. Namun mereka telah tercerai berai dengan meninggalkan banyak korban.
“Kakang dari mana, kok pakaiannya berbeda…..?” Bertanya salah seorang prajurit yang berhasil melarikan diri masuk hutan dan bertemu dengan sesama prajurit yang melarikan diri.
“Aku dari Bubat, ikut bergabung dengan pasukan Tuban…..!” Jawab prajurit itu.
“Heeem…..! Tentu sangat jauh untuk kembali ke Bubat tanpa bekal apapun….!” Berkata prajurit itu.
“Kalau aku dari Lasem….., tentu lebih dekat….!” Berkata prajurit yang sebelumnya bertanya.
“Aku tidak mengerti apa yang sesungguhnya telah terjadi. Tiba-tiba saja di depan kami para prajurit menjerit kesakitan karena hujan anak panah. Bahkan ada yang tertembus lembing…..!” Berkata prajurit dari Bubat.
“Sungguh licik para prajurit Mataram….! Mereka tidak berani beradu muka untuk bertempur…..!” Dalih prajurit dari Lasem.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi youtube : https://www.youtube.com/@stsunaryo4601 , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *