Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#955

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 955
Mataram.

Prajurit dari Bubat itu tidak menjawab. Namun ia kurang setuju dengan gerutuan prajurit dari Lasem itu. Dalam pertempuran tidak ada kata licik. Tidak seperti perang tanding antara dua orang yang berilmu tinggi. Bagi pasukan prajurit, berbagai cara bisa ditempuh untuk memenangkan pertempuran. Kalau mau mengakui, gelar perang yang dijalankan oleh pasukan Mataram itu sungguh hebat. Pasukan bang wetan disergap dari berbagai arah dan dalam keadaan tidak siap. Bahkan pasukan bang wetan sama sekali tidak sempat mengadakan perlawanan, bahkan perlawanan kecil sekalipun.
“Kalau mau jujur….., pasukan sandi kita yang tidak berjalan. Bagaimana mungkin pasukan berkuda yang besar sampai tidak diketahui oleh prajurit sandi dari pihak kita…..!” Berkata prajurit dari Bubat yang lebih berwawasan luas dari pada prajurit dari Lasem tersebut.
Orang Bubat itu teringat kisah Perang Bubat yang terjadi di Bubat pada zaman Mahapatih Gajah Mada. Bagi pihak Siliwangi, Majapahit berlaku licik dan curang. Namun bagi Majapahit itu adalah cara yang jitu untuk memenangkan perang. Demikian juga sergapan pasukan Mataram terhadap pasukan bang wetan yang baru saja terjadi.
Prajurit dari Lasem itu yang kemudian terdiam. Benar juga kata-kata prajurit dari Bubat tersebut. Para senopati dari pasukan bang wetan sama sekali mengabaikan peran dari prajurit sandi. Dan memang tidak diperhitungkan sama sekali akan disergap di tempat itu yang sesungguhnya jauh dari Mataram.
“Yang pasti…..! Para senopati dari bang wetan kalah pengalaman dengan para senopati dari Mataram. Pasukan Mataram telah sering terlibat dalam pertempuran, sedangkan pasukan bang wetan hampir belum pernah terlibat dalam pertempuran…..!” Berkata prajurit dari Bubat.
Prajurit dari Lasem itu hanya mengangguk-angguk. Dalam batin mengakui pendapat dari prajurit Bubat tersebut. Bahkan ia sendiri juga baru kali ini akan terlibat dalam peperangan. Dan pertempuran itu tidak terjadi karena pasukan bang wetan telah kalang kabut dan banyak memakan korban.
“Para petinggi pasukan bang wetan mengira bahwa dengan pasukan yang lebih banyak pasti akan memenangkan pertempuran…..!” Lanjut prajurit dari Bubat.
“Yaaa benar…..! Okol akan kalah dengan akal….!” Timpal prajurit dari Lasem.
Kemudian prajurit dari Bubat itu melanjutkan ceritanya; “Dalam perang Baratayuda sudah mengajarkan, pasukan Hastinapura yang jumlahnya berlipat-lipat dari pasukan Amarta pun dapat dikalahkan. Bahkan para Korawa yang berjumlah 100 orang tak tersisa, sedangkan para Pandawa Lima tetap utuh…..!”
“Heeeem……! Betapa gegabahnya para petinggi pasukan bang wetan……!” Gerutu prajurit dari Lasem.
‘Mereka belum berpengalaman tetapi terlalu percaya diri…..!” Lanjut prajurit dari Bubat.
“Kita tidak tahu bagaimana keadaan pasukan Pati, Grobogan, Rembang dan Blora yang akan bergabung…..? Jangan-jangan keadaannya serupa dengan pasukan kita…..?” Berkata prajurit dari Lasem.
“Bisa jadi lebih parah…..!” Sahut prajurit dari Bubat.
Kedua orang prajurit dari kesatuan yang berbeda itu masih berbincang sambil melepas lelah. Sebelumnya mereka berlari kencang untuk menghindari pasukan berkuda Mataram. Beruntungnya pasukan Mataram memang tidak melanjutkan pengejaran.
“Bagaimana rencana kita…..?” Tiba-tiba prajurit dari Lasem yang bertanya.
“Kita tidak punya apa-apa. Namun untuk makan setiap hari aku kira bisa. Kita bisa mencari buah-buahan atau minta ke warga di sepanjang perjalanan……!” Berkata prajurit dari Bubat.
“Yaaa….., kau lewat Lasem saja. Nanti aku beri bekal seadanya dari rumahku….!” Prajurit dari Lasem menawarkan.
“Baiklah…..! Terimakasih, aku terima dengan senang hati….!” Jawab prajurit dari Bubat yang tahu bahwa Lasem lebih dekat daripada Bubat.
Perjalanan berdua tentu lebih baik dari pada seorang diri.
Mereka pun berharap nanti akan berjumpa dengan prajurit yang lain.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi youtube : https://www.youtube.com/@stsunaryo4601 , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *