Trah Prabu Brawijaya.
Seri 963
Mataram.
Mereka, para prajurit berkuda dari Pati itu sama sekali tidak menduga akan bertempur melawan prajurit berkuda pula. Bahkan pasukan berkuda lawan memiliki banyak kelebihan. Para senopati dari Pati tak pernah mengatakan bahwa nantinya akan bertempur melawan prajurit berkuda pula. Perkiraan mereka, pasukan berkuda itu akan menerjang pasukan darat. Dengan demikian, mereka memiliki banyak kelebihan. Pasukan itu semula adalah pasukan cadangan yang akan menyerbu jika sudah ada permintaan dari pasukan induk. Namun kini mereka harus bertempur sendiri, lepas dari pasukan induk. Pasukan berkuda dari Pati itu kini benar-benar kocar-kacir tercerai berai. Bahkan banyak yang telah terpental dari punggung kuda dan tak mampu bangkit kembali. Sedangkan kuda-kuda mereka menjadi kuda liar yang tak tahu arah. Bahkan tak sedikit kuda-kuda itu yang lari terpincang-pincang karena terluka oleh senjata lawan. Pasukan berkuda dari Jatinom benar-benar pasukan yang tangguh dan berpengalaman. Sedangkan para senopatinya berilmu tinggi pula. Pertempuran yang tidak seimbang itu berlangsung tidak lama. Para prajurit Pati yang masih mampu bertahan sudah tidak tersisa. Mereka yang masih tinggal adalah mereka yang terluka, terluka parah atau bahkan telah tewas.
Senopati pasukan berkuda dari Jatinom yang cerdas itu segera mengambil keputusan. Mereka tidak akan mengurusi pasukan lawan yang telah tercerai berai itu. Ia tahu bahwa pasukan utama dari kedua kubu sudah terlibat pertempuran yang sengit. Oleh karena itu, pasukan dari Jatinom itu harus segera melibatkan diri. Mereka akan menyerang dari arah belakang. Arah belakang yang seharusnya melibatkan pasukan berkuda cadangan dari Pati yang akan membantu pasukan Pati. Namun kini yang terjadi justru sebaliknya. Pasukan berkuda dari Jatinom itu akan menusuk pasukan utama Pati dari belakang.
Sementara itu, pertempuran antara pasukan utama dari Pati dengan pasukan Mataram yang sebelumnya berkemah di lereng gunung Kendeng itu berlangsung dengan sengit. Para petinggi pasukan Pati telah memberi tanda kepada pasukan cadangan yang berkuda. Namun sampai saat itu belum tampak datang bala bantuan yang diharapkan itu.
Yang terdengar adalah sorak sorai pasukan yang datang dari arah barat. Para petinggi pasukan Pati belum tahu pasukan dari mana yang datang.
“Serbuuu….. serbu….. serbu…..!”
Teriakan para prajurit yang datang mengejutkan para prajurit Pati. Karena yang menjadi sasaran adalah pasukan Pati yang berada di sisi barat. Yang datang adalah pasukan Demak yang sebelumnya telah bersiaga tak jauh dari tempat pertempuran itu. Para prajurit Pati kerepotan melayani lawan yang baru datang dengan bersorak sorai itu. Belum lagi pasukan Pati hilang keterkejutan-nya, dari arah timur terdengar derap kaki kuda yang cukup banyak. Pasukan berkuda yang baru datang itu pun langsung menyerbu pasukan Pati dari arah timur. Yang datang adalah pasukan berkuda yang dipimpin oleh Raden Mas Jolang dan menjadi semakin banyak karena bergabung pula pasukan berkuda dari Pajang yang dipimpin oleh senopati Sawungrana. Pasukan Pati itu sungguh tergencet dari depan oleh pasukan Mataram, dari timur oleh pasukan berkuda dari Mataram dan dari Pajang dan dari barat oleh pasukan dari Demak. Korban pun segera berjatuhan di pihak para prajurit Pati. Mereka sungguh kewalahan menghadapi lawan dari berbagai arah itu. Belum lagi sebelumnya telah kehilangan banyak prajurit yang diterjang pasukan Mataram dari arah depan. Namun para petinggi pasukan Pati masih berharap bahwa bala bantuan pasukan cadangan segera tiba sehingga akan mengubah keseimbangan.
Mereka, para prajurit Pati yang berada di barisan belakang berteriak girang. “Pasukan cadangan telah datang….., pasukan telah datang….!” Teriak mereka. Memang telah terdengar derap banyak kaki kuda dari arah belakang.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.