Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#966

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 966
Mataram.

Walau matahari telah jauh condong ke barat, namun seluruh pasukan gabungan Mataram tetap akan meninggalkan medan pertempuran. Namun Raden Mas Jolang meminta kepada para juru sembuh dari pasukan Mataram untuk meninggalkan obat-obatan serta perlengkapannya untuk orang-orang yang terluka dari pasukan Pati. Semuanya itu pasti sangat dibutuhkan oleh mereka yang terluka. Sementara bagi pasukan Mataram hanya sedikit sekali yang dibutuhkan. Bagi Raden Mas Jolang, para prajurit Pati tersebut bukan lagi lawan yang harus dibunuh. Tetapi mereka adalah sesama manusia yang yang perlu untuk ditolong. Dan Raden Mas Jolang yakin, setelah mereka meninggalkan medan pertempuran itu, para prajurit yang tidak terluka serta para nayaka praja yang tidak ikut berperang akan berdatangan. Demikian pula warga kademangan terdekat pasti akan berdatangan pula untuk memberi pertolongan. Mereka, pasukan Mataram itu, tidak ingin bermalam di sekitar tempat itu. Jika bermalam di tempat itu, tentu akan membuat tidak nyaman prajurit Pati dan nayaka praja maupun warga yang akan memberi pertolongan kepada para prajurit Pati yang terluka. Demikian pula mereka yang akan mengambil dan menyelenggarakan penghormatan untuk korban yang meninggal.
Seluruh pasukan gabungan telah mulai meninggalkan lereng gunung Kendeng tempat mereka bertempur dengan meninggalkan banyak korban.
Pangeran Singasari dan Pangeran Mangkubumi mempersilahkan bagi pasukan berkuda untuk mendahului para prajurit yang berjalan kaki. Raden Mas Jolang kemudian menawarkan untuk membawa beban yang bisa dibawa dengan berkuda agar tidak menjadi beban prajurit yang berjalan kaki. Namun demikian, kereta-kereta kuda yang membawa perlengkapan perbekalan untuk makan dan minum tetap bersama pasukan yang berjalan kaki.
Akhirnya pasukan berkuda dari pasukan Jatinom yang dipimpin oleh senopati utama, pasukan Pajang yang dipimpin oleh senopati Sawung dan pasukan berkuda yang besar yang dipimpin oleh Raden Mas Jolang berangkat lebih dahulu untuk kembali ke Mataram. Pasukan berkuda yang menjadi sangat panjang. Namun demikian, Raden Mas Jolang masih meninggalkan beberapa prajurit untuk mengiringi pasukan yang berjalan kaki itu. Mungkin sekali mereka sangat dibutuhkan untuk menjadi penghubung atau keperluan lain yang perlu gerak cepat.
Pasukan berkuda yang sangat panjang itu berderap dengan kecepatan sedang. Mereka tidak lagi diburu waktu untuk segera sampai di Mataram. Suasana suka cita dan gelak tawa mewarnai perjalanan pasukan yang menang perang. Mereka sambil bercerita dan bersenda gurau. Hampir semua merasa bahwa tugas mereka kali ini berjalan dengan lancar, bahkan sangat lancar. Padahal mereka berturut-turut menghadapi pasukan lawan yang berbeda. Yang pertama, pasukan Grobogan bisa dilumpuhkan dengan cepat. Demikian pula pasukan Rembang dan pasukan Blora mengalami nasib yang serupa. Bahkan pasukan yang besar dari bang wetan yang terdiri dari pasukan beberapa kadipaten pun bisa dilumpuhkan dengan cepat pula. Namun para prajurit itu kemudian baru menyadari bahwa semua kemenangan itu berkat kecerdikan para senopati pendukung pasukan Mataram. Taktik dan gelar perang yang mereka jalankan sungguh sangat tepat. Pasukan-pasukan lawan itu dihadapi satu-persatu dengan cara yang sangat tepat. Bahkan lawan-lawan mereka tidak ada yang sempat menggelar gelar perang. Hampir semua lawan diserang dengan cara dadakan. Itulah kelebihan dari pasukan berkuda. Lagi pula, pasukan berkuda pendukung pasukan Mataram itu hampir semua telah terlatih dan berpengalaman di medan perang.
“Namun harus diakui pula bahwa peran para prajurit sandi tidak boleh diabaikan jasanya…..!” Berkata salah seorang prajurit sambil duduk di atas panggung kuda.
“Yaaa….., aku juga mengakuinya…..!” Sahut yang lain.
“Yang belum kita kita ketahui adalah keberadaan dari Kanjeng Adipati Pati….!” Berkata prajurit yang lain
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi youtube : https://www.youtube.com/@stsunaryo4601 , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *