Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#974

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 974
Mataram.
Baron Sekeber.

Namun Baron Sekeber justru kemudian berdiri dan mendekati pintu keluar. Ia kemudian berusaha membuka selarak pintu yang mengancing pintu itu.
“Eeeee….., mau ke mana……?” Tiba-tiba Mbok Iyem berseru dan bangkit berdiri.
Ia khawatir tamunya itu akan melarikan diri. Yang kemudian melangkah mendekati tamunya itu.
Baron Sekeber tersenyum dan kemudian tangannya dikibas-kibaskan di depan leher seperti orang berkipas karena gerah.
“Oooh….., jangan pergi lho ya…..!” Berkata Mbok Iyem yang justru kemudian membukakan selarak pintu. Tentu saja Baron Sekeber tidak tahu maksudnya. Namun kemudian ia melangkah keluar. Dan akan menutup pintu.
“Eeee….., dah dibilangin nggak boleh ditutup kok mau ditutup…..!” Berkata Mbok Iyem sambil menahan pintu.
Baron Sekeber tersenyum setelah tahu bahwa pintu itu tidak boleh ditutup.
“Ada apa Mbok, kok ribut…..?” Bertanya Genduk Suli yang terbangun.
“Itu si Baron mau keluar karena di dalam sumuk – gerah. Dah dibilangin pintunya jangan ditutup, kok malah mau ditutup…..!” Gerutu Mbok Iyem.
Genduk Suli tersenyum dan kemudian katanya; “Mungkin ia tidak tahu maksudnya, Mbok…..!”
“Oooh ho oh ya…..!” Sahut Mbok Iyem dengan tersenyum pula. “Belum tengah malam…..!” Gumam Mbok Iyem kemudian.
“Aku mau tidur lagi Mbok…..!” Berkata Genduk Suli yang kemudian tidur lagi sambil membenahi kainnya yang tadi tersingkap.
“Ya sudah tidurlah…..!” Sahut Mbok Iyem yang kemudian kembali ikut berbaring pula.
Sedangkan Baron Sekeber duduk di dingklik emper rumah yang sangat sederhana itu. Dari situ laut memang tidak terlihat karena terhalang pepohonan yang rimbun. Tetapi deburan ombak terdengar jelas. Bulan yang setengah bulat masih melayang di ujung barat sehingga malam tidak terlalu gelap. Baron Sekeber masih duduk dengan lamunan yang melayang ke mana-mana.
Baron Sekeber sedikit terkejut ketika mendengar suara burung hantu yang begitu dekat dengan keberadaannya.
“Ghuweeehg….. ghuweeehg…. ghuweeehg….. ghuweeehg…..!” Suara yang pernah ia dengar seperti ketika di negerinya. Ia tahu bahwa itu suara burung hantu yang mencari mangsa sebangsa tikus dan sebagainya. Burung hantu yang di tepi pantai itu disebut manuk guweg karena suaranya. Namun Baron Sekeber justru lebih terkejut ketika mendengar suara burung atau suara apa yang terdengar aneh. “Kuliik…. kuliik… kuliik…. kuliik… tiiiir…..!”
“kuliik…. kuliik…. kuliik…. kuliik… tiiiir….!” Yang kemudian suara itu terdengar menjauh, mungkin menghindari buruan burung hantu yang mengincarnya. Suara burung yang di tepi pantai itu disebut manuk kulik karena suaranya.
Baron Sekeber masih beberapa saat melamun di emper rumah itu. Namun angin laut yang terasa kencang dan dingin, membuat Baron Sekeber ingin segera beristirahat dan tidur. Ia pun kemudian melangkah masuk dan kemudian menutup pintu dan menyelarak kancingnya. “Ayooo masuk, dah lewat tengah malam…., tidur…..!” Berkata Mbok Iyem yang terjaga. Walau Baron Sekeber tidak tahu arti kata-kata itu, namun ia tersenyum. Ia sedikit menduga bahwa Mbok Iyem meminta untuk tidur karena telapak tangannya di arahkan ke amben yang sedikit longgar di samping Genduk Suli berbaring. Dengan sedikit ragu, Baron Sekeber merebahkan tubuhnya di samping Genduk Suli yang sepertinya tertidur pulas. Ia sedikit berdebar ketika di remangnya lampu sentir minyak jarak melihat kain Genduk Suli yang sedikit tersingkap. Namun Baron Sekeber justru berbaring membelakangi Genduk Suli agar angannya tidak melayang jauh.
Ketika kokok ayam jago dua atau tiga ekor di belakang rumah terdengar bersahutan, Mbok Iyem telah terbangun. Ia pun kemudian ke dapur di luar rumah untuk menjerang air di tungku batu yang sederhana. Ia ingin membuat wedang jahe gula kelapa seperti biasanya. Ia memang menanam banyak rempang jahe di pekarangannya. Dan gula kelapa banyak dijual di pasar.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi youtube : https://www.youtube.com/@stsunaryo4601 , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *