Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#982

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 982
Mataram.
Baron Sekeber.

Danurwenda dan Sirwenda selalu mengagumi yang mereka lihat. Selama ini, yang mereka saksikan hanyalah sungai, pasir laut dan lautan yang luas. Paling jauh mereka pergi ke keramaian pasar. Kini mereka menyaksikan hijaunya persawahan, orang menggembalakan kambing, deretan pegunungan dan masih banyak lagi yang mereka lihat.
“Heeeiii…. apa itu…., apa itu…..?” Teriakan Sirwenda.
“Itu bebek….., banyak sekali…..!” Sahut Danurwenda yang pernah melihat bebek dijual di pasar. Namun kini yang mereka lihat bebek yang sedang digiring oleh seorang penggembala. Bebek yang memang jumlahnya banyak. Sang kusir andong pun tersenyum mendengar celotehan dua anak kembar tersebut.
Perjalanan yang sungguh menyenangkan bagi kedua anak tersebut.
Sedangkan Baron Sekeber dan Genduk Suli berbincang tentang berbagai hal. Namun mereka masih bertanya, mengapa dan untuk apa Kanjeng Adipati Pati mesti memanggil mereka sampai di keraton. Mestinya cukup laporan di kademangan.
“Ya sudahlah Pak-e, ini menjadi kesempatan bagi kita dan anak-anak untuk berkunjung ke keraton. Aku juga belum pernah ke keraton….!” Berkata Genduk Suli.
“Ya ya ya….., aku juga senang. Siapa tahu aku akan bertemu dengan orang sebangsaku dari seberang lautan…..!” Sahut Baron Sekeber yang sudah mulai sedikit lancar berbahasa setempat. Baron Sekeber memang berharap ada kawannya seperjalanan dahulu dalam satu kapal yang masih selamat dan juga dipanggil oleh Kanjeng Adipati Pati.
Andong yang terbuka itu memungkinkan mereka leluasa menyaksikan indahnya alam dan orang-orang yang lalu lalang. Namun orang-orang pun bisa melihat mereka yang sedang naik andong itu. Setiap kali mereka yang melihat selalu keheranan ada orang kulit putih yang berbeda dengan mereka. Mereka sampai harus menoleh dan bahkan menengok ke belakang sampai andong lewat cukup jauh.
“Siapa mereka Kang…..?” Bertanya seorang yang melihat Baron Sekeber.
“Aku juga baru kali ini melihat orang berkulit putih. Anak-anak kecil tadi juga berkulit putih…..!” Sahut kawannya.
“Yaaa….., aku juga melihatnya….!” Sahut yang lain.
Perbincangan serupa hampir selalu terjadi setiap kali orang-orang berpapasan dengan rombongan Baron Sekeber. Pak kusir memilih beristirahat di tempat yang sepi jika kudanya telah lelah. Biasanya di pinggir kali agar bisa sekalian minum dan makan rumput yang subur di pinggir kali. Genduk Suli memang telah membawa bekal makanan dan minuman secukupnya untuk perjalanan mereka.
“Ayooo kita mandi…..!” Teriak Sirwenda yang melihat air jernih di sungai yang tidak terlalu lebar itu.
“Kalian tidak boleh mandi sembarangan. Bisa jadi di sungai itu banyak ularnya atau buaya…..!” Cegah Genduk Suli.
Mereka kemudian melanjutkan perjalanan. Namun mereka harus beristirahat beberapa kali. Kuda itu cukup berat membawa beban dan perjalanan yang cukup panjang.

Setelah lewat tengah hari, andong pun telah sampai di kota raja yang cukup ramai orang berlalu lalang. Namun setiap kali pula mereka menjadi perhatian yang melihatnya. Sirwenda dan Danurwenda terkagum-kagum melihat ramainya orang berlalu-lalang dan padatnya rumah-rumah penduduk.
Andong berhenti di pojok alun-alun.
“Biarlah aku yang bertanya kepada prajurit jaga itu…..!” Berkata Genduk Suli yang melihat dia orang prajurit berdiri di dekat gerbang. Sedangkan Baron Sekeber dan dua orang anak kembarnya masih menunggu di atas andong.
Danurwenda dan Sirwenda tertarik dengan tanah lapang yang sangat luas.
Dan tiba-tiba Sirwenda meloncat turun.
“Ayo kejar aku…..!” Teriaknya kepada Danurwenda sambil berlari.
Danurwenda pun meloncat turun dan mengejar Sirwenda ke tengah alun-alun. Baron Sekeber sang ayah tidak mencegah karena ia yakin mereka hanya akan bermain-main. Sedangkan Genduk Suli sedang berbincang dengan prajurit jaga di dekat pintu gerbang. Sedangkan sang kusir melihat dua anak kembar yang berbeda dengan anak-anak kebanyakan itu berlarian di alun-alun.
…………..
Bersambung……….

**Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi youtube : https://www.youtube.com/@stsunaryo4601 , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *