Trah Prabu Brawijaya.
Seri 987
Mataram.
Baron Sekeber.
Prajurit yang baru jaga itu tidak mengerti permasalahan yang terjadi pada Genduk Suli, bahwa ia kehilangan dua anaknya. Prajurit yang diganti memang belum sempat mengatakan tentang Genduk Suli dan kedua anaknya. Ketika Genduk Suli memohon lagi untuk bisa masuk ke halaman belakang, ia justru dibentak oleh prajurit itu.
“Gusti prajurit….., tolonglah anakku hilang. Katanya lari ke halaman belakang….!” Iba Genduk Suli.
Namun prajurit itu tetap bersikeras melarang Genduk Suli pergi ke halaman belakang tanpa izin dari senopati bagian dalam. Sedangkan senopati bagian dalam tidak ada di tempat itu.
Genduk Suli menahan tangis karena tak mampu meyakinkan prajurit jaga tersebut. Namun ia kemudian teringat sang suami yang tadi ia tinggalkan begitu saja di pendapa kadipaten. Semestinya sang suami telah selesai menghadap Kanjeng Sultan. Tetapi mengapa belum kembali ke tempat andong seperti ketika mereka berangkat. Sudah lama waktunya, sewajarnya sang suami telah selesai menghadap.
“Gusti prajurit, aku akan ke pendapa keraton…..!” Berkata Genduk Suli yang teringat sang suami, Baron Sekeber.
“Ada-ada saja kamu itu….! Tidak sembarang orang boleh masuk pendapa…..!” Jawab prajurit yang tidak tahu bahwa wanita itu tadi telah menghadap Kanjeng Adipati Pragola.
“Aku akan menyusul suamiku…..!” Dalih Genduk Suli.
Namun prajurit itu tetap bersikeras melarang Genduk Suli untuk pergi ke halaman belakang maupun ke pendapa keraton. Ia memang tidak tahu permasalahan yang dihadapi oleh Genduk Suli.
Genduk Suli yang belum bisa bertemu dengan kedua anaknya dan juga dengan sang suami itu akhirnya tak mampu menahan tangis. Namun tangisnya ia tahan sehingga air matanya yang deras membasahi wajahnya.
Prajurit jaga yang keras itu tidak iba kepada Genduk Suli, tetapi justru marah kepadanya.
“Kalau menangis jangan di sini…..! Sana pergi…..!” Bentak prajurit jaga itu.
Genduk Suli yang sangat sedih itu akhirnya meninggalkan gardu jaga masih dengan tangisnya. Ia hanya bisa kembali ke tempat andong yang ditunggui pak kusir.
Semula Genduk Suli memperhitungkan bahwa di kadipaten tidak akan lama dan akan segera balik kembali ke kademangan Kliripan dan malam nanti telah bisa tiba di rumahnya. Namun yang terjadi tidak seperti yang diperhitungkan.
“Sabar Nyi…..! Nanti si kembar pasti akan segera kembali dan suamimu juga akan segera datang…..!” Hibur pak kusir. Walau sesungguhnya ia sendiri juga mulai gelisah. Sedikit beruntung karena di dekat pojok alun-alun itu ada warung yang menyediakan pula untuk makanan kuda. Sehingga ia dan kudanya tak akan lapar dan kehausan.
Genduk Suli hanya bisa mondar mandir dan semakin gelisah. Namun kedua anaknya belum ada kabarnya dan sang suami juga belum kembali.
Sementara itu, si anak kembar Danurwenda dan Sirwenda tetap di tahan di halaman belakang kadipaten. Keduanya dianggap sangat bersalah karena telah masuk ke dalam tempayan. Air tempayan yang harus selalu bersih itu justru untuk berendam dua orang anak sehingga kotor dan tak layak.
“Kita lepaskan nanti jika sudah dihukum oleh Kanjeng Adipati sendiri…..!” Berkata tetua naya praja yang tidak bijak itu.
Para abdi yang lain pun tidak ada yang berani membantah.
Kedua anak kembar yang tidak tahu akan kesalahannya itu tidak mengerti mengapa ia tidak boleh bertemu dengan ibunya atau ayahnya. Dan bahkan tidak boleh kembali ke tempat andong di pojok alun-alun. Namun kedua anak itu tidak menangis karenanya.
Sementara itu perkelahian perang tanding anatara Kanjeng Adipati Pragola dan Baron Sekeber telah berlangsung cukup lama. Keduanya telah mengerahkan segala kemampuannya. Baron Sekeber dengan bekal ilmu olah kanuragan yang ia pelajari di negerinya. Dan kegemarannya berenang dan menyelam membuatnya kuat dan tangguh. Sedangkan Kanjeng Adipati Pragola yang telah berguru berbagai ilmu itu pun menjadikannya liat dan kuat. Sehingga tetap mampu bertahan walau menghadapi lawan yang jauh lebih tinggi dan besar. Namun walaupun keduanya memiliki bekal ilmu masing-masing, tetapi ketahanan raga mereka tetap saja ada batasnya.
………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.