Trah Prabu Brawijaya.
Seri 998
Mataram.
Sedah Merah.
Keadaan setiap kadipaten yang dilalui aman tanpa gejolak, maka perjalanan empat orang prajurit Mataram telah itu lancar. Dengan pergi berdua-dua, mereka tidak menarik perhatian. Apalagi pakaian mereka pakaian lumrah seperti kawula biasa.
Dalam pada itu, perjalanan pasukan berkuda Mataram yang panjang, menarik perhatian setiap orang yang melihatnya. Bahkan iring-iringan itu menjadi totonan kawula di sepanjang perjalanan. Para prajurit berkuda itu pun dengan senyum ramah menyambut sambutan dari orang-orang di sepanjang pinggir jalan. Mereka pun tahu bahwa para prajurit berkuda itu adalah prajurit Mataram. Mereka tahu dari umbu-umbul, panji dan pataka yang berkibar-kibar. Namun mereka tidak tahu tujuan dari pasukan yang besar itu. Tetapi mereka bisa menduga bahwa pasukan itu akan menuju ke medan laga.
“Mereka akan ke mana Kang…..?” Bertanya seseorang kepada seorang di sebelahnya. Ia adalah salah satu prajurit sandi dari Pasuruan.
“Aku juga tidak tahu, namun sepertinya pasukan Mataram yang akan bertempur…..!” Jawab seseorang yang ditanya.
Ketika prajurit sandi itu bertanya kepada orang lain, jawabannya pun hampir serupa. Mereka tidak tahu.
Di sepanjang perjalanan itu pun pasti ada banyak prajurit sandi dari berbagai negeri yang bertanya serupa dengan prajurit sandi dari Pasuruan tersebut. Namun hampir pasti pula para prajurit sandi itu tidak mendapat jawaban yang diharapkan. Para prajurit sandi itu pun tidak bisa mengikuti pasukan berkuda yang besar itu, apalagi mendahului perjalanan itu. Selagi mereka bersiap mengambil kudanya, pasukan itu telah melajukan kudanya.
Para prajurit jaga di setiap perbatasan negeri pun tak bisa mencegah pasukan berkuda yang besar itu. Setiap kali prajurit yang paling depan menunjukkan timang tanda keprajuritan prajurit Mataram. Setiap kali pula para prajurit jaga itu mempersilahkan pasukan berkuda yang besar itu berlalu untuk meneruskan perjalanan.
Ketika malam turun, pasukan itu memilih bermalam di tepi hutan. Di tempat seperti itu mereka tak akan dipantau oleh siapapun.
Sementara itu, empat orang prajurit utusan pasukan Mataram telah tiba di Blambangan tanpa hambatan apapun. Mereka langsung menuju sebuah rumah di luar kotaraja Blambangan. Rumah seorang penjual dawet keliling. Namun sesungguhnya, penjual dawet tersebut adalah salah seorang prajurit sandi Mataram yang ditempatkan di Blambangan. Dengan berjualan dawet keliling, ia bisa menjelajahi setiap sudut kotaraja Blambangan tanpa ada yang mengetahui bahwa ia adalah seorang prajurit sandi.
Setelah mereka saling berkabar keselamatan mereka pun sejenak bercanda ria karena sudah saling mengenal.
“Apakah kau tetap sendiri, tak beristri oreng Blambangan, Kakang….?” Bertanya salah seorang prajurit yang baru datang.
“Maunya sih mau….! Tetapi tentu sangat berbahaya jika aku beristri orang Blambangan. Suatu saat tentu akan terbongkar penyamaranku ini. Lagi pula tugasku di Blambangan tinggal satu tahun. Pasti diantara kalian yang akan menggantikan aku…..!” Dalih prajurit itu sambil bercanda.
“Pasti bukan aku karena istriku baru mengandung….!” Tukas salah seorang dari mereka.
Setelah mereka berbincang beberapa saat, salah seorang prajurit utusan kemudian menceritakan rencana dari pasukan Mataram. Sedangkan pasukan Mataram sendiri dipimpin oleh putra mahkota Mataram, Raden Mas Jolang.
“Raden Mas Jolang….? Ketika aku tinggalkan Mataram beberapa tahun lalu, beliau belum dewasa sepenuhnya…!” Berkata prajurit sandi yang berjualan dawet itu.
“Heee…..! Jangan heran. Sekarang beliau telah dewasa sepenuhnya bahkan tampan dan gagah dan juga berilmu tinggi….!” Berkata salah seorang prajurit utusan.
“Bahkan sangat mirip dengan Raden Sutawijaya – Kanjeng Panembahan Senopati ketika masih muda….!” Imbuh yang lain.
“Yaa…., aku masih ingat. Kulitnya kuning lansat, rambutnya ikal hitam sebahu ketika itu….!” Sahut prajurit sandi penjual dawet.
“Ia layak dan pantas menjadi putra mahkota….!” Sahut yang lain.
………
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.