Selokan Mataram adalah sebuah kanal irigasi sepanjang 30,8 kilometer yang menghubungkan Sungai Progo dan Sungai Opak di Daerah Istimewa Yogyakarta. Selokan ini dibangun pada masa pendudukan Jepang, tepatnya pada tahun 1944.
Pembangunan Selokan Mataram memiliki sejarah yang cukup panjang dan berliku. Pada masa itu, Jepang sedang gencar-gencarnya melakukan kerja paksa romusha untuk membangun berbagai sarana dan prasarana guna mendukung upaya perang Jepang melawan Sekutu di Pasifik.
Rakyat Yogyakarta, yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, sangat khawatir akan dipaksa untuk menjadi romusha. Oleh karena itu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Raja Yogyakarta saat itu, memikirkan cara untuk menghindarkan warganya dari romusha.
Sultan HB IX kemudian mengusulkan kepada Jepang untuk membangun sebuah kanal irigasi yang menghubungkan Sungai Progo dan Sungai Opak. Kanal ini akan mengairi lahan pertanian yang luas, sehingga akan meningkatkan produksi pangan di Yogyakarta.
Usulan Sultan HB IX tersebut diterima oleh Jepang. Pembangunan Selokan Mataram pun dimulai pada tahun 1944. Ribuan rakyat Yogyakarta dikerahkan untuk membangun kanal ini.
Pembangunan Selokan Mataram berlangsung dengan sangat berat. Para pekerja harus bekerja keras dan dalam kondisi yang sangat sulit. Namun, mereka tetap semangat untuk menyelesaikan pembangunan kanal ini.
Akhirnya, Selokan Mataram selesai dibangun pada tahun 1944. Kanal ini mengairi lahan pertanian seluas 15.734 hektare.
Selain sebagai saluran irigasi, Selokan Mataram juga memiliki fungsi lain. Kanal ini juga digunakan sebagai jalur transportasi, tempat wisata, dan pembangkit listrik tenaga air.
Selokan Mataram adalah salah satu peninggalan sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta yang masih bisa kita saksikan hingga saat ini. Kanal ini menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Yogyakarta untuk mempertahankan diri dari penjajahan Jepang.
Siasat Cerdik Sultan HB IX
Pembangunan Selokan Mataram merupakan siasat cerdik Sultan HB IX untuk menyelamatkan rakyatnya dari romusha. Dengan mengusulkan pembangunan kanal irigasi, Sultan HB IX berhasil mengelabui Jepang dan menghindari rakyatnya dari kerja paksa.
Siasat Sultan HB IX ini sangat berhasil. Jepang tidak lagi memaksa rakyat Yogyakarta untuk menjadi romusha. Rakyat Yogyakarta pun dapat tetap bekerja di ladang mereka dan menghasilkan pangan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Sultan HB IX merupakan sosok raja yang sangat bijaksana dan mencintai rakyatnya. Beliau selalu berusaha untuk melindungi rakyatnya dari segala bentuk penindasan. Siasat cerdik Sultan HB IX untuk membangun Selokan Mataram merupakan bukti nyata dari cinta dan kepedulian beliau kepada rakyatnya.