Ojek online menjadi moda angkutan yang jadi andalan yang digunakan oleh masyarakat indonesia terutama kalangan pegawai dan pelajar.
Mulai dari layanan antar yang sering disebut go ride untuk gojek dan grab bike untuk Grab, pengantaran dan belanja makanan. Semua jasa ojek online ini menawarkan kemudahan kecepatan pelayanan dan tak jarang ditambah dengan diskon yang menarik bagi pelanggannya.
Bagi para driver ojek online, profesi ini menjadi andalan mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk keluarga dengan bermodal sepeda motor yang seringkali juga masih kredit, tapi mereka optimis bisa melunasinya.
Semua berjalan lancar dan normat-Normal saja, sampai pandemi wabah Covid-19 melanda. Semua berubah. Pendapatan mereka mulai menurun drastis. Mulai sepi permintaan. Apalagi ditambah dengan kebijakan PSBB yang diberlakukan untuk menangkal penyebaran virus Covid-19.
Sekolah dan kampus mulai diliburkan. Para pelajar dan mahasiswa belajar dengan cara online. Para pekerja atau karyawan mulai bekerja dari rumah atau Work From Home. Bahkan ada yang dirumahkan alias PHK.
Dari sinilah semua berawal. Para Driver mulai kehilangan order pengantaran penumpang. Karena para pelajar dan mahasiswa tidak lagi pulang pergi ke sekolah dan kampus. Begitupun para pekerja.
Para pekerja dan karyawan mengalami penurunan pendapatan bahkan hilang karena di PHK. Mereka memilih untuk berhemat untuk menjaga pengeluaran tetap cukup. Kondisi ini turut memperburuk pendapatan driver ojek online.
Yang paling terasa penurunan order pertama kali adalah permintaan jasa pengantaran penumpang. Menyusul kemudian layanan food atau belanja dan antar makanan.
Banyak warung dan restoran mulau tutup karena sepi pembeli. Padahal warung makan atau restoran ini juga membuka order untuk pembelian secara online melalui jasa aplikator Grab maupun Gojek.
Banyak warung yang masih bertahan buka tapi juga sangat sepi pembeli. Dari yang datang langsung ke resto maupun order pesanan online sangat jauh berkurang. Hal ini karena memang kondisi masyarakat sedang berada dalam masa krisis dan prihatin karena turunnya daya beli.
Akhirnya, andalan satu-satunya para driver adalah pengantaran barang. Itupun lama kelamaan juga mulai “goyang”. Yang tadinya masih banyak yang mengandalkan layanan ini untuk mengantar keperluan makan dan hidup sehari-hari, akhirnya ikut turun ordernya.
Ini pukulan luar biasa bagi para driver ojek online. Kalau biasanya, dalam sehari bisa mendapat penghasilan kotor sekitar 200 – 250 ribu, dan bersih sekitar 150 ribu yang bisa mereka pergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga, kali ini tidak lagi.
Bekerja dari pagi sampai malam, tidak jarang mereka hanya mendapat penghasilan sekitar 35 – 50 ribuan saja. Untuk beli makan keluarga saja mungkin pas-pas an bahkan tidak cukup. Apalagi harus menyisihkan untuk membayar angsuran kendaraan. Sangat tidak mungkin.
Pemerintah pun paham dengan kondisi ini. Bahkan sudah mengupayakan untuk bisa relaksasi masalah angsuran kendaraan ini. Tapi kebijakan ini belum menolong banyak. Hanya penundaan saja.
Saat ini, nasib ojek online dalam memenuhi kebutuhan keluarganya semakin kritis. Mereka masih berjibaku di jalan untuk tetap berjuang bagi kelangsungan hidup keluarga. Bahkan anjuran untuk tetap dirumahpun mereka terjang. “Keluarga saya mau makan apa kalau kami berdiam diri dirumah. Saat ini hanya pekerjaan ini yang jadi andalan saya” kata seorang driver yang saya sempat tanyai.
Jawaban ini tentu membuat saya ingat dengan keluarga di rumah. Bayangan anak-anak yang harus menahan diri untuk berbagi jatah dan mengurangi makanan agar dapat terus bertahan inilah yang muncul. Anak-anak yang lapar? Tentu saja jadi bayangan menakutkan bagi saya.
Sebenarnya tidak hanya bagi para driver ojek online saja. Pandemi ini telah memporak porandakan segala sendi kehidupan manusia. Segala sesuatu.diterjangnya tanpa ampun.
Harapan kita semua, semoga pandemi ini segera berlalu dan kembali normal seperti sedia kala.
Bagi saudara-saudaraku driver ojek online, tetap semangat berjuang untuk keluarga. Pasti ada jalan. Teruslah berusaha. Awali dengan doa dan pasrahkan kepadaNya yang empunya hidup dan kehidupan.
Semoga semua ini segera berlalu.
Salam Perdamaian!