Namun Ki Tanu pura-pura tidak mendengar, bahkan mereka terus melangkah meninggalkan warung.
Kedua orang itu masih memperhatikan kepergian Ki Tanu dan putrinya serta penjual bibit tanaman buah sampai hilang di balik tikungan.
“He Kang…..! Kok ndomblong melihat apa…..?” sapa orang yang datang lebih dahulu dan bercerita tentang Ki Tanu.
“Apakah kalian tidak tahu tentang tiga orang tadi…..?” orang yang datang belakangan balik bertanya.
“Yang aku tahu gadis kecil namun sangat cantik…..!” sahut orang yang lebih dahulu datang.
“Dasar mata keranjang, masih bau kencur kau lirik juga…..! Apa berani kau mengganggu gadis itu….?” ia kembali balik bertanya.
“Memangnya kenapa…..?” tanya orang yang datang lebih dahulu.
“Bukankah kau tadi juga ke pasar….?” ia balik bertanya kembali.
“Ya….., kenapa…..?” orang yang datang lebih dahulu itu penasaran.
“Kau benar-benar tidak tahu, dia itulah Ki Tanu yang melumpuhkan Gondel dalam satu kali pukulan…..!” kata orang itu.
“Haaah….! dia tadi Ki Tanu…..?” mata orang itu terbelalak karena terkejut.
Hampir semua pengunjung warung tertawa melihat tingkah orang yang bercerita dengan menggebu, namun tidak tahu orang yang diceritakan.
“Wuooo….! Tadi itu yang bersama gadis cantik itu Ki Tanu….? Kalau aku tahu pasti aku gratiskan…..!” kata si pemilik warung.
“Ya…., nanti gratisnya untuk aku saja….!” celetuk orang yang datang lebih awal.
Dua orang yang datang belakangan itu kemudian menceritakan lebih jelas dan rinci, sebab mereka menyaksikan dari permulaan hingga semuanya pergi.
“Gondel dengan sekuat tenaga menghantam kepala Ki Tanu, namun Ki Tanu hanya merunduk sedikit, hantaman Gondel melayang di atas kepala Ki Tanu. Ki Tanu tidak menyia-nyiakan kesempatan, sebuah hantaman tepat menerjang dagu Gondel. Gondel langsung sempoyongan dan kemudian jatuh terjerembab, tengkurap di lantai pasar. Ki Tanu kemudian menotok simpul syaraf Gondel, sehingga Gondel akan pingsan untuk beberapa waktu. Itu yang dikatakan oleh Ki Tanu…..!” kata salah seorang dari dua orang yang datang belakangan.
“Demikian singkatnya perkelahian itu….?” sela salah seorang pengunjung yang lain.
“Sama sekali tidak berimbang…..! Jika Ki Tanu ingin membunuh, tentu dengan mudah akan terlaksana….!” sahut yang seorang lagi dari dua orang yang datang belakangan.
“Gondel sudah beberapa waktu menarik dana hanya sewajarnya saja, tetapi tadi ingin merampas uang milik penjual bibit pohon buah yang bersama Ki Tanu itu…..!” lanjut yang lain.
“Wuooo…..! Pantesan….., dia mau rabi lagi….! Itu lhooo, Si Sarkem gadis kidul kali…..!” sahut si pemilik warung yang tahu banyak tentang kabar-kabar yang berseliweran. Di warung itu orang-orang yang singgah sering bercerita banyak tentang berbagai hal.
“Laaah…. Sarkem kan belum dewasa….!” sahut yang lain yang kenal dengan Sarkem.
“Makanya Gondel ngebet mau ngawini, sampai tega malak orang….!” sahut si pemilik warung.
“Itu calon istri yang keberapa Yu…..?” tanya salah seorang pengunjung.
“Kalau nggak salah calon istri yang kelima…..!” sahut si pemilik warung.
“Itu yang resmi….! Yang tidak resmi, pasti di mana-mana….!” seloroh pengunjung yang lain.
“Kalau Gondel dikerangkeng beberapa bulan dan batal nikah dengan si Sarkem, Sarkem akan saya lamar….!” seloroh yang lain lagi.
“Lhaaah, istrimu yang sekarang kan sedang hamil…..!” sahut kawannya.
“Justru karena itu, nanti setelah melahirkan kan harus prei empat puluh hari…..!” dalih orang itu.
“Ooo…..! dasar buaya…..! Jika nanti Gondel keluar dari tahanan dan menantang kamu, apa kamu sahut yang lain.
“Berani…..! Jika ada Ki Tanu…..!” sahut orang itu berkelakar.
Gelak tawa pun memenuhi warung itu, namun hampir semua senang ketika Gondel di tahan untuk beberapa waktu.
Semuanya pun kagum kepada Ki Tanu yang baru saja berada bersama mereka, namun tidak mereka sadari.
Namun diantara mereka yang jajan di warung itu ada seseorang yang tidak banyak berkata. Namun sepertinya orang itu begitu perhatian kepada Ki Tanu dan cerita-cerita yang mereka dengar.
“Aku harus mengetahui rumah orang itu….!” batin orang itu.
…………
Bersambung………
Petuah Simbah: “Jika ingin tahu berbagai gosip, ngobrolah dengan mbok bakul warung makan.”
(@SUN)