Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(282)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.
Sementara itu, Mas Manca dan Mas Wila yang saat itu sebagai prajurit Demak Bintara ingin bergabung ke pasukan Pajang. Hal yang wajar, karena Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir saat itu adalah saudara seperguruan di padepokan Rawapening Banyubiru. Sultan Hadiwijaya tentu saja sangat senang, dengan demikian akan menambah kekuatan pasukan Pajang.
Mas Manca dan Mas Wila bisa diandalkan untuk ikut menggembleng para prajurit Pajang.
Setelah bejalan beberapa tahun, Harya Penangsang sultan Demak Jipang semakin tidak sabar. Ia sudah merasa tuntas dalam mendalami berbagai ilmu kanuragan dan jayakasantikan. Ia juga memiliki pusaka andalan yang sakti, keris Setan Kober. Ia sangat percaya diri akan mampu dengan mudah mengalahkan Jaka Tingkir Sultan Pajang. Ia pun yakin, pasukannya jauh lebih besar dan lebih kuat dari pasukan Pajang. Kehadiran Soreng Pati dan Soreng Rana serta dua orang saudara seperguruannya, Soreng Singaparna dan Soreng Satru sangat membantu para prajurit Demak Jipang dalam meningkatkan ilmu mereka.
Raden Harya Mataram, adik dari Sultan Harya Penangsang pun telah berhasil menghimpun kekuatan dengan dukungan dari beberapa kadipaten dari bang wetan.
Pasukan Demak Jipang merupakan kekuatan yang tidak bisa diabaikan.
“Sudah saatnya Jipang menggempur Pajang, Bapa…..!” Berkata Sultan Harya Penangsang kepada Kanjeng Sunan Kudus dan Ki Patih Mentahun. Ki Patih Mentahun yang juga sering disebut Ki Patih Rangga Mentahun.
“Apakah tidak dicoba dahulu dengan menyingkirkan Jaka Tingkir, seperti melenyapkan Sunan Prawoto dan Pangeran Hadliri, Anakmas Sultan……!” Usul dari Ki Patih Rangga Mentahun.
“Ha ha ha ha….., aku sendiri yang akan memenggal leher Jaka Tingkir……!” Sahut Sultan Harya Penangsang.
“Kita memiliki senopati yang bisa dipercaya untuk menandingi Sultan Pajang. Jika sendiri mungkin tidak akan mampu mengalahkan Sultan Hadiwijaya, namun jika berempat pasti akan mampu…..!” Saran Ki Patih Rangga Mentahun.
“Maksud Paman Patih…..?” sela Sultan Harya Penangsang.
“Para soreng pasti akan mampu menunaikan tugas jika dipercaya oleh Anakmas Sultan. Mereka, Soreng Pati, Soreng Rana, Soreng Singaparna dan Soreng Satru pasti akan mampu membunuh Jaka Tingkir itu…..!” Berkata Patih Rangga Mentahun.
“Ya….! Aku tahu kemampuan mereka. Aku juga tahu bahwa Soreng Satru memiliki ilmu sirep ya kuat. Seorang yang berilmu pun akan terlelap terkena ilmu sirep Soreng Satru…..!” Berkata Sultan Harya Penangsang.
“Jika demikian, percayakan kepad mereka. Soreng Satru yang menyerang dengan ilmu sirep, yang lain tinggal membunuh Jaka Tingkir yang pasti tanpa perlawanan…..!” Imbuh Ki Patih Rangga Mentahun.
“Baik…..! Jika demikian, besuk para soreng agar menghadap saya……!” Perintah Sultan Harya Penangsang.
“Jika itu yang terbaik, silahkan dilaksanakan…..!” Berkata Sunan Kudus menguatkan.
Sementara itu, Raden Mas Danang Sutawijaya semakin berkembang menjadi seorang perjaka yang kokoh dan kuat. Walau ia masih tergolong muda, namun sudah tampak kedewasaannya. Ia sangat tekun berlatih dibawah bimbingan Ki Juru Martani, Ki Pemanahan, Ki Penjawi dan kadang-kadang oleh Sultan Hadiwijaya yang juga sebagai ayah angkatnya. Berbagai permainan senjata ia pelajari, mulai dari pedang, pedang rangkap, pisau belati, pisau belati rangkap, keris, trisula, canggah, bahkan cemeti pun ia pelajari. Namun yang paling disukai oleh Raden Mas Danang Sutawijaya adalah senjata tombak.
Kini ia telah mahir bermain senjata tombak. Tombak di tangannya bisa sebagai tameng, bisa sebagai pemukul, bisa untuk menusuk, bisa untuk menjatuhkan senjata lawan dan yang paling ia gemari, bisa untuk menyerang dari jarak beberapa depan.
Setiap kali ia berburu, hewan buruannya pasti lumpuh terkena lemparan tombak. Bahkan singa jantan pun mati tak berdaya terkena lemparan tombak Mas Danang Sutawijaya.
…………..
Bersambung………..
Petuah Simbah: “Hanya dengan ketekunan seseorang akan mampu menguasai ilmu.”
(@SUN)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.