Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#281

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(281)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Demak Jipang masih menerima para calon prajurit dari seluruh pelosok negeri. Soreng Pati dan Soreng Rana yang menggembleng para prajurit baru.
Bahkan kemudian, saudara seperguruan Soreng Rana dan Soreng Pati, yaitu Soreng Singaparna dan Soreng Satru diangkat untuk mendampingi saudara seperguruannya itu. Berempat mereka menggembleng para prajurit baru dengan keras. Namun hasilnya bisa dilihat. Para prajurit menjadi prajurit yang tangguh.
Sultan Harya Penangsang yang sesungguhnya masih banyak yang menganggap sebagai adipati itu puas dengan persiapan prajurit Demak Jipang.
“Apakah Pajang bisa kita gerudug perang sekarang juga, Bapa Sunan…..?” Bertanya Sultan Harya Penangsang kepada Kanjeng Sunan Kudus.
“Pajang bukannya tidak menyiapkan pasukan yang kuat. Mereka pasti juga menghimpun kekuatan dari berbagai kadipaten…..!” Berkata Kanjeng Sunan Kudus.
“Jika demikian, tentu lebih mudah membunuh Jaka Tingkir saja, seperti membunuh Prawoto dan Hadliri…..!” Berkata Sultan Harya Penangsang.
“Bisa kita pikirkan kemudian…..!” Sahut Kanjeng Sunan Kudus.

Sementara itu, sudah beberapa pekan Sultan Hadiwijaya dan para pengiringnya sampai di Pajang.
Ia puas menyaksikan Raden Danang Sutawijaya yang juga disebut Raden Mas Ngabehi Loring Pasar itu tekun berlatih. Ki Penjawi, Ki Pemanahan dan Ki Juru Martani bergantian membimbingnya untuk berlatih. Bahkan, Kanjeng Sultan Hadiwijaya sendiri juga ikut membimbing Raden Mas Danang Sutawijaya dalam mendalami ilmu, baik ilmu olah kanuragan maupun ilmu jayakasantikan.
Namun senjata yang paling disukai oleh Raden Mas Danang Sutawijaya adalah tombak, bukan pedang seperti kebanyakan orang. Tombak yang tidak terlalu panjang akan bisa dibawa kemana-mana layaknya sebuah tongkat biasa. Dan yang paling digemari oleh Raden Mas Danang Sutawijaya itu adalah melontarkan tombak sambil menunggang kuda.
Di sebuah tanah lapang telah di buat orang-orangan dari kayu yang dibungkus pelepah pisang. Bahkan orang-orangan itu tidak hanya satu, tetapi beberapa buah. Raden Mas Danang akan memacu kudanya, dan kemudian melemparkan tombak itu ke sasaran. Ia tidak pernah gagal dalam membidik sasaran. Sekitar ulu hati orang-orangan itu yang selalu menjadi incaran Raden Mas Danang yang juga disebut Raden Ngabehi Loring Pasar itu.
Ki Juru Martani bertepuk tangan kecil sambil mendekati Raden Mas Danang Sutawijaya yang sedang mencabut tombak dari orang-orangan yang menjadi sasarannya.
“Teruslah berlatih, dan jangan jemu-jemu……!” Nasehat Ki Juru Martani.
“Baik Uwa Juru……!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
Mas Danang Sutawijaya memang menyebut Ki Juru Martani dengan sebutan Uwa. Ibu dari Mas Danang Sutawijaya adalah adik dari Ki Juru Martani itu. Jadi memang seharusnya ia memanggil K Juru Martani dengan sebutan Uwa.
“Namun demikian, kau jangan melupakan mendekatkan diri dengan Sang Pencipta……!” Saran dari Ki Juru Martani.
“Baik Uwa….., Danang tidak akan melupakan kewajiban agama yang aku anut ini…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
Namun demikian, Raden Mas Danang Sutawijaya juga memiliki caranya sendiri untuk memusatkan nalar budi dengan bersamadi di tempat-tempat sunyi sepi. Bahkan Raden Mas Danang Sutawijaya yang belum dewasa sepenuhnya itu pernah bertapa kungkum – berendam di sebuah kedung tempuran dua buah sungai. Hanya kepalanya saja yang tampak di permukaan air. Ia teringat cerita Dewi Anjani – ibunda Hanoman dalam kisah Ramayana yang bertapa kungkum di sebuah telaga. Cara itulah yang ditiru oleh Raden Mas Danang Sutawijaya.
Bahkan pula, Raden Mas Danang Sutawijaya ingin meniru cara bertapa dari Resi Subali yang bertapa seperti kalong, tapa ngalong. Bergelantung di dahan pohon dengan kepala di bawah, namun cara itu belum terpaksa. Ia masih ingin tapa brata dengan yang tidak terlalu berat.
…………..
Bersambung………….

Petuah Simbah: “Berbagai cara untuk mendekatkan diri kepada Hyang Ilahi.”
(@SUN).

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *