Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#353

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(353)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Sultan Harya Penangsang masih mengekang kudanya agar tidak menyeberangi sungai. Bukan karena ia takut, tetapi jika Jaka Tingkir juga seorang lelaki yang telah menantangnya, tentunya dialah yang akan menyeberangi sungai. Ia pun masih teringat petuah dari Kanjeng Sunan Kudus bahwa pasukan atau seseorang yang menyeberangi sungai adalah sebuah kelengahan. Ketika sedang menyeberangi sungai itu pasukan lawan bisa lebih leluasa untuk mengadakan penyerangan. Oleh karena itu, Sultan Harya Penangsang kembali melontarkan tantangan kepada Jaka Tingkir.
“Heee Jaka Tingkir……! Jangan bersembunyi. Hadapi aku Sultan Harya Penangsang penguasa tunggal tanah Jawa…..!” Lontaran tantangan Sultan Harya Penangsang yang menggelegar menggetarkan tepian kali Bengawan Sore.
Pasukan kecil Pajang yang berada di seberang kembali menyahut dengan genderang perang dan terompet yang memekakkan telinga. Dan ditimpali teriakan-teriakan yang mengejek dari para prajurit di pasukan kecil itu.
Ki Juru Martani memang sengaja membuat Sultan Harya Penangsang semakin marah. Sehingga ia tidak segera meminta Raden Mas Danang Sutawijaya untuk muncul di tepian sungai.
Namun setelah beberapa kali Sultan Harya Penangsang melontarkan tantangan dan kemudian terdengar derap kaki kuda yang cukup banyak, Ki Juru Martani segera meminta Raden Mas Danang Sutawijaya menampakkan diri dengan kuda betinanya. Karena jika orang banyak telah datang tentu akan lebih sulit memancing Sultan Harya Penangsang untuk menyeberang.
Tiba-tiba Raden Mas Danang Sutawijaya muncul dengan memacu kuda betina di tepian kali Bengawan. Raden Mas Danang Sutawijaya yang pandai bermain kuda itu memacu kudanya menyisir tepian di seberang Sultan Harya Penangsang berada. Bahkan ia mampu membuat kuda itu berdiri di depan kedua kaki belakangnya setelah berpacu kencang kemudian ditarik kendali kudanya. Kuda itu pun kemudian meringkik keras.
Tak diduga, kuda Gagak Rimang pun menimpali ringkikan kuda di seberang kali.
Raden Mas Danang Sutawijaya kembali hilir mudik di tepian sungai. Dan kali ini ia sengaja membelakangi seberang sungai dan kemudian menarik kekang kudanya dengan kencang. Kuda pun kembali meringkik keras.
Kuda Gagak Rimang rupanya tahu bahwa kuda yang di seberang adalah kuda betina yang menarik baginya. Kuda betina yang ekornya diikat ke atas yang ujungnya ditalikan di pelana kuda. Bahkan kuda betina itu kemudian menari-nari dikendalikan oleh Raden Mas Danang Sutawijaya. Dan beberapa kali kuda yang sedang birahi itu meringkik seakan mengundang kuda jantan.
Yang tidak tahan adalah kuda Gagak Rimang yang telah lebih empat puluh hari tidak tersalurkan kejantanannya. Kuda Gagak Rimang kemudian meronta-ronta ingin menyeberangi sungai. Namun Sultan Harya Penangsang berusaha untuk mengendalikannya.
Kuda betina yang sedang birahi di seberang sungai berkali-kali meringkik mengundang kuda jantan.
Akhirnya kuda Gagak Rimang benar-benar tidak terkendali. Kuda itu pun kemudian meloncat ke dalam sungai.
Sultan Harya Penangsang terpaksa harus menuruti kemauan dari Gagak Rimang.
Namun Raden Mas Danang Sutawijaya tidak diam di punggung kuda. Ia sambil memegang tombak pusaka Kanjeng Kiai Plered memacu kudanya tidak terlalu kencang ke arah hulu sungai. Kuda Gagak Rimang tidak memotong jarak sungai, tetapi melangkah berat ke arah larinya kuda betina. Kuda Gagak Rimang itu pun melawan arus. Walau arus tidak deras, namun cukup berat bagi seekor kuda yang berjalan di air yang melawan arus.
Raden Mas Danang Sutawijaya kembali mengekang kudanya seakan menunggu kuda pejantan yang sedang menyeberang sungai. Kuda betina itu pun kembali meringkik memanggil pejantan dan sambil memamerkan bagian belakang.
Sultan Harya Penangsang mengumpat-umpat sejadi-jadinya.
“Keparat…..! Di mana Jaka Tingkir…..? Kubunuh kau anak kemarin sore yang berani mengganggu Gagak Rimang…..! Jaka Tingkir ayo keluar…..!” Teriakan Sultan Harya Penangsang yang penuh amarah menggetarkan tepian sungai.
…………
_Bersambung…………_
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *