Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#352

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(352)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Namun Ki Patih Mentahun dan Pangeran Harya Mataram segera bergegas berlari ke tempat kuda-kuda mereka ditambatkan. Mereka tak ingin Sultan Harya Penangsang seorang diri menghadapi musuh.
Ki Patih Mentahun pun segera memerintahkan para prajurit yang bersiaga di sekitar panti andrawina itu menyertainya menyusul Sultan Harya Penangsang.
Para prajurit di dalam keraton Demak Jipang itu sebenarnya tidak disiapkan untuk berperang, tetapi untuk berjaga di keraton. Namun karena perintah Ki Patih Mentahun, maka mereka segera bersiap untuk ikut menyusul Sultan Harya Penangsang ke tepian kali.
Semua serba tergesa-gesa untuk segera sampai di tepian kali Bengawan.
Namun sebagai seorang prajurit, mereka harus bersiaga setiap saat.
Hampir semuanya, mereka belum ada yang sempat menikmati hidangan pesta.

Saat itu, di seberang sungai, pasukan Pengging dan Sela serta pasukan dari beberapa kademangan tengah bersiaga di padang rumput. Mereka mengkibar-kibarkan umbul-umbul, rontek, panji maupun pataka dari kesatuan bregada masing-masing. Namun justru tidak tampak pataka kebesaran Kesultanan Pajang. Bahkan pataka dari kadipaten-kadipaten pun tak tampak.
Pasukan itu dari seberang sungai tampak sedikit sekali. Namun demikian, mereka sengaja menabuh genderang perang dan terompet dengan riuh rendah. Mereka dengan sengaja untuk menarik perhatian pasukan lawan. Bahkan mereka juga berteriak-teriak menantang pasukan Jipang. Senopati Mas Manca dan Mas Wila yang memimpin pasukan kecil itu. Walau pasukan lawan belum tampak di seberang sungai.

Dalam pada itu, Raden Mas Danang Sutawijaya telah menunggang kuda betina yang manis berbulu putih. Ia hilir mudik di tepian kali Bengawan di sisi selatan. Kuda betina yang sedang birahi dan ekornya diikat ke atas sehingga akan menarik setiap kuda jantan yang melihatnya. Bahkan kuda itu sesekali sampai di pinggiran kali yang airnya tidak begitu dalam itu. Mereka yang melihat Raden Mas Danang Sutawijaya bermain-main dengan kuda betina itu tersenyum sendiri. Namun demikian juga diliputi ketegangan karena sudah beberapa waktu pancingannya belum berhasil. Bahkan mereka mengira telah gagal dalam usaha mereka memacing kedatangan Harya Penangsang.

Selagi mereka diliputi ketegangan, mereka mendengar derap kaki kuda yang cepat. Mereka memastikan bahwa kuda tersebut pasti berlari kencang dan menuju ke tepian sungai itu. Namun mereka tidak yakin bahwa yang datang adalah Harya Penangsang yang diharapkan.
Raden Mas Danang Sutawijaya dengan kuda betina yang ditunggangi kembali menjauh dari tepian sungai. Bahkan ia kemudian berlindung di balik pepohonan. Ia ingin memastikan siapakah yang datang. Sedangkan Ki Juru Martani, Ki Pemanahan dan Ki Penjawi berada tak jauh dari tepian. Mereka berdebar-debar ketika derap kaki kuda semakin dekat. Dan bahkan kemudian terlihat seseorang bertengger di punggung kuda yang teji tinggi besar. Mereka seketika terperangah ketika mereka mengenali yang berada di punggung kuda adalah Harya Penangsang. Walau di seberang sungai, namun terlihat samar kumisnya yang hitam tebal melintang di atas bibirnya.
“Oooh…..! Dia Harya Penangsang……!” Gumam Ki Penjawi yang sudah sering bertemu dengan Harya Penangsang di waktu dahulu.
“Yaaaa….., dia Harya Penangsang seorang diri…..!” Sahut Ki Pemanahan.
“Yaaa…..! Pancingan kita berhasil…..!” Berkata Ki Juru Martani.
Tiba-tiba mereka terkejut ketika orang di seberang sungai itu berteriak lantang dengan dilandasi ilmunya yang tinggi.
“Jaka Tingkir……! Di mana kau….! Ayo aku telah datang…..!” Teriakkan Harya Penangsang yang menggelegar menggetarkan tepian kali Bengawan. Namun tidak ada yang menyahut. Dan yang menyahut adalah genderang perang dan terompet yang memekakkan telinga. Dan kemudian ditimpali teriakan-teriakan pasukan Pajang yang mengejek dan menantang pasukan Jipang.
…………..
Bersambung……….
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *