Semangat Berbagi Disaat Pandemi Covid19

Situasi Pandemi Covid19 boleh jadi memporak-porandakan semua sisi kehidupan manusia. Namun janganlah sampai menggerus dan menghilangkan semangat berbagi. Sisi kemanusiaan inilah yang harus terus dipelihara, menyadari bahwa di dunia ini kita tidak tinggal sendirian. Hidup bergantung dan terkait satu sama lain.

Boleh jadi saat ini kita masih “sehat”, secara jasmani maupun secara ekonomi. Akan tetapi suatu ketika, bisa jadi semua berbalik dan kitapun berada di posisi “bawah” yang sangat bergantung pada tindakan dan bantuan orang lain untuk terus bertahan.

Kepedulian, saling berbagi, saling menguatkan terhadap sesama manusia inilah yang selama ini menjadi kekuatan kita semua sebagai suatu komunitas atau masyarakat dalam menghadapi tantangan. Terwujudnya masyarakat yang sehat, saling menghormati, toleransi, kebahagiaan adalah buah dari itu semua.

Situasi pandemi Corona (Covid19) yang melanda umat manusia di seluruh dunia saat ini, secara tidak langsung membangkitkan semangat setiap orang untuk mampu bertahan dengan saling bergandengan tangan, bahu membahu, memberi dukungan satu sama lain.

Dari banyaknya pemberitaan di berbagai media, di segala lapisan masyarakat, setiap orang mempunyai caranya sendiri-sendiri. Berbuat sesuatu untuk membantu orang lain tanpa melihat latar belakangnya. Hal ini pasti akan sangat mempengaruhi secara psikologis. Akan muncul perasaan optimis agar dapat tetap bertahan.

Dari sekian banyak hal positif yang ada, tidak sedikit pula yang justru memanfaatkan situasi pandemi untuk mengambil keuntungan. Tidak sedikit pula yang justru sibuk menyalahkan sana-sini. Parahnya, ada yang tidak lagi peduli dengan lingkungan sekitar.

Di sosial media hari ini, saya menemukan kenyataan yang sangat membuat sedih dan miris. Tidak perlu saya sebutkan sumber, nama dan daerahnya. Jadikan saja sebagai bahan permenungan saya dan anda.

Adalah sebuah keluarga yang hanya tinggal Ibu bersama anak-anaknya yang masih kecil. Dalam keseharian, ibu ini bekerja dengan penghasilan harian untuk bisa memberi makan anak-anaknya.

Dalam situasi pandemi covid19, pastilah pekerjaan dan penghasilan ibu ini sangat berkurang. Bahkan saat tertentu tidak lagi ada pemasukan satu rupiah pun.
Menurut berita, Ibu inipun sudah berusaha meminta bantuan kepada RT setempat, tetapi dijawab bahwa bantuan dari pemerintah daerah belum ada. itu saja!

Hal yang membuat hati ini sangat trenyuh, Ibu ini sampai meninggal dunia. Menahan lapar bersama anak-anaknya selama dua hari. Bertahan hidup, hanya dengan air galon sebagai pengganjal perutnya yang lapar.

Sedih dan marah saat saya membaca berita ini. Bagaimana ini bisa terjadi dengan sesama manusia di bumi pertiwi. Dimana saudara dan tetangganya? Bagaimana menderitanya mereka sampai harus ajal menjemput. Bagaimana dengan nasib anak-anaknya? Hadeeh!

Saudara-saudaraku semua, ini adalah tamparan keras untuk kemanusiaan. Menegur saya dan anda untuk lebih peduli dengan lingkungan sekitar. Bagaimana sesama kita yang terdekat justru terlupakan?

Semangat berbagi dan peduli ini harus terus menggelora di hati setiap manusia. Terutama disaat semua harus saling bahu membahu melawan pandemi Covid19. Tidak usah muluk-muluk, cukup yang terdekat dengan kita terlebih dahulu. Mulailah dengan memberi perhatian pada saudara dan tetangga sebelah rumah kiri kanan.

Percayalah, apapun bentuk kepedulian serta support yang kita berikan, akan sangat berarti bagi mereka. Tetap semangat untuk berbagi saudaraku semua, badai ini pasti akan segera berlalu.

Salam Perdamaian!

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *