Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#783

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(783)
Mataram.

Para prajurit gabungan Pajang dengan beberapa kadipaten kini terpisah dengan para prajurit dalam satu bregada. Mereka tersebar mencari selamat sendiri-sendiri. Bahkan untuk bertemu dengan lurah prajurit pun sulit, apalagi dengan para senopati. Bagi para prajurit yang berasal dari sekitar kota raja Pajang, mereka memilih pulang ke rumah masing-masing. Mereka tak mungkin menunggu Kanjeng Sultan Hadiwijaya tiba. Yang mereka dengar, Kanjeng Sultan Hadiwijaya masih dalam keadaan sakit setelah jatuh dari gajah tunggangannya. Mereka belum tahu kapan Kanjeng Sultan dan para pengiringnya akan tiba. Mereka ingin segera bertemu dengan keluarga bahwa mereka dalam keadaan selamat, walau lelah letih dan lesu. Karena bencana hebat yang dialami oleh pasukan gabungan Pajang telah didengar oleh hampir seluruh penghuni kota raja. Keluarga yang ditinggalkan pasti ingin segera tahu kabar keselamatan prajurit dari keluarganya. Mereka yang ketika berangkat dielu-elukan dengan hingar bingar, kini pulang dengan keprihatinan dan kesedihan yang mendalam.
Mereka sama sekali tidak menduga akan mengalami musibah yang sedemikian dahsyat dengan korban yang tak terhitung jumlahnya.
Yang mereka herankan, mereka hanya bersua dengan dua atau tiga orang senopati dari ratusan senopati dari berbagai kesatuan pasukan. Menurut senopati yang selamat, para senopati itu memang berebut dahulu untuk bisa menyeberang kali Opak agar bisa unjuk kemampuan melibas pasukan Mataram. Kemungkinan sekali, mereka yang terjebak dan kemudian tersapu banjir bandang kali Opak adalah para senopati dan para prajurit yang merasa memiliki kelebihan. Namun akibatnya adalah sebaliknya. Mereka tak akan pernah kembali untuk selamanya. Bahkan Ki Wirakerti, Ki Manca, Senopati Prabandaru dan para senopati besar lainnya tak tahu kabar beritanya.
Sekarang yang kerepotan adalah para prajurit dari luar kotaraja Pajang. Dari Purubaya dan sekitarnya yang paling banyak jumlahnya, dari Jipang, dari Jepara, dari Demak, dari Lasem, dari Kudus dan sebagainya yang seluruhnya masih ribuan jumlahnya. Mereka juga butuh tempat beristirahat serta kebutuhan badani yang lain.
Pangeran Pangiri dan Raden Benawa yang sangat kerepotan mengurus mereka yang tanpa persiapan sama sekali itu. Untuk sementara, mereka diinapkan di barak-barak prajurit yang ada. Namun demikian mereka harus berjejal dengan para prajurit yang lain.
Tak sedikit dari mereka yang mengumpat-umpat karena barak dan kebutuhan mereka sangat tidak memadai. Keadaan ini membuat para prajurit dari luar Pajang sebagai bibit tidak suka kepada kekuasaan Pajang. Mereka sama sekali tidak memiliki bekal apapun. Semua perbekalan dan perlengkapan keprajuritan ikut tersapu banjir bandang di kali Wedi. Bahkan pakaian pun hanya tersisa yang melekat di badannya. Tak terbayangkan besuk untuk kembali ke tempat asal mereka yang cukup jauh hanya dengan berjalan kaki dan tanpa pimpinan sama sekali.
Kerugian dari seluruh pasukan gabungan Pajang sungguh sangat besar. Terutama begitu banyaknya korban yang sulit untuk diperkirakan jumlahnya. Juga segala perbekalan termasuk kereta, kuda, gerobak, sapi tak terselamatkan. Mereka lebih menderita dari sebuah pertempuran jika terjadi. Jika dalam pertempuran, semua bisa diperhitungkan, tetapi bencana ini sungguh memporak porandakan segala perhitungan.

Sementara itu, perjalanan Kanjeng Sultan Hadiwijaya beserta para pengawalnya begitu lambat. Keadaan Kanjeng Sultan Hadiwijaya bukan semakin membaik, tetapi semakin buruk. Beberapa kali harus berhenti untuk merawat keadaan Kanjeng Sultan Hadiwijaya. Apalagi malam semakin gelap dan Kanjeng Sultan tak ingin menginap di perjalanan. Mereka, para pengawal raja itu tidak ada yang tahu, sakit apa yang diderita oleh Kanjeng Sultan Hadiwijaya tersebut. Sudah terbukti berkali-kali bahwa Kanjeng Sultan Hadiwijaya adalah seorang yang berilmu sangat tinggi sejak masih muda bernama Jaka Tingkir. Namun melawan sakit dari dalam tubuhnya sendiri tidak bisa diatasi dengan ilmu jayakesaktian apapun. ………..
Bersambung……….

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *