Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(883)
Mataram.
Senopati Darudeksa yang telah setengah baya itu berkata dengan lantang; “Akan aku tantang perang tanding, siapapun lawannya dari para senopati yang membuntuti kita itu…..!”
“Marilah kita datangi pasukan yang juga berhenti itu. Mereka sepertinya merendahkan kita…..!” Berkata seorang senopati yang lain.
“Mohon restu Kanjeng Adipati, senopati Pati tak ingin direndahkan….!” Berkata Senopati Darudeksa yang kemudian mengajak empat orang senopati sejawatnya untuk mendampinginya. Keempat senopati itu pun percaya bahwa Senopati Darudeksa memang berilmu tinggi. Dan tak akan ada senopati Mataram yang akan mampu menandinginya.
Sementara itu, Raden Gagak Baning dan Senopati pasukan dari Jatinom serta beberapa orang yang sedang berbincang tertegun ketika melihat lima orang dari pasukan Pati berjalan menuju ke arah pasukan Mataram. Ketika itu mereka juga sedang berbincang tentang akan sampai di mana mereka mengikuti pasukan Pati.
“Apa maksud mereka, Kakang Senopati….?” Bertanya Raden Gagak Baning.
“Kita juga belum tahu, kita tunggu saja. Namun sepertinya mereka menengadahkan dada…..!” Jawab Senopati pasukan Jatinom.
Mereka yang sedang berbincang antara lain adalah Raden Gagak Baning, Senopati pasukan Jatinom dan beberapa senopati serta dua orang murid orang bercambuk.
“Salah seorang dari mereka adalah Paman Darudeksa, senopati kepercayaan dari Kangmas Adipati Pragola…..!” Berkata Raden Gagak Baning.
“Ya benar….., saya juga mengenal dia sebagai seorang senopati yang berilmu tinggi….!” Jawab Senopati pasukan Jatinom.
Sesaat kemudian, kelima orang tersebut telah sampai di hadapan para senopati Mataram. Bahkan ada di antara mereka yang bertolak pinggang.
Namun demikian, Raden Gagak Baning menyapa dengan ramah dan sopan.
“Selamat bertemu Paman Darudeksa dan para senopati Pati…..!” Sapa Raden Gagak Baning.
“Terimakasih Anakmas Raden Gagak Baning…..!” Jawab Senopati Darudeksa.
“Pasti ada keperluan yang penting sehingga Paman Darudeksa menemui kami…..!” Tebak Raden Gagak Baning.
“Benar Anakmas…..! Kami mereka dilecehkan oleh pasukan Mataram yang selalu membuntuti kami….!” Jawab Senopati Darudeksa.
“Bukan maksud kami, Paman. Kami hanya ingin meyakinkan bahwa pasukan Pati telah benar-benar meninggalkan telatah Mataram…..!” Dalih Raden Gagak Baning.
“Tak usah berputar-putar Kakang….! Langsung saja dikatakan…..!” Sela salah seorang senopati dari Pati yang sejak tadi bertolak pinggang.
“Heeem…..! Baiklah….! Raden, aku ingin menantang siapapun senopati dari Mataram untuk melawan aku. Kami tidak ingin direndahkan oleh pasukan Mataram…..!” Berkata Senopati Darudeksa.
Namun senopati yang sejak tadi bertolak pinggang segera menyahut.
“Tak perlu Kakang Darudeksa yang maju, biarlah aku layani senopati pilihan dari Mataram…..!” Sela orang itu.
Raden Gagak Baning dan para senopati Mataram tidak mengira sama sekali bahwa diantara mereka akan ditantang untuk berperang tanding. Sehingga Raden Gagak Baning tidak segera menjawab.
Ketika para senopati Mataram tidak segera menjawab, senopati Pati yang sejak tadi bertolak pinggang tertawa meledek. “Ha ha ha ha ha….., mereka ketakutan Kakang…..!”
“Tutup mulutmu…..!” Tiba-tiba murid orang bercambuk yang tambun membentak.
“Adiii…..!” Cegah murid orang bercambuk yang kebih dewasa.
“Ha ha ha ha….., sepertinya kau bukan senopati. Atau kau penggembala kambing…..!” Balas senopati Pati itu.
Yang tidak direncanakan terjadilah. Murid orang bercambuk yang tambun itu tak mampu menguasai diri. Ia segera menerjang senopati Pati yang menghinanya.
Namun senopati dari Pati itu memang memiliki bekal yang cukup sebagai seorang senopati. Ia pun berkelit dengan ringannya.
“Ha ha ha ha……, lawan sepadanku bukan kau anak gendut….! Paling tidak Raden Gagak Baning…..!” Ejek senopati Pati.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.