Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1077
Mataram.
Ki Ageng Mangir
Wanabaya.
Karena dengan demikian gejolak hatinya menjadi reda pula. Baron Sekeber telah belasan tahun menahan gejolak gairah lelakinya. Dan baru saja ia seakan disuguhi pemandangan yang sungguh menggugah gairah yang telah ia tahan sejak lama. Lagi pula Gusti Anem begitu ramah kepada dirinya. Dan senyumnya itu sungguh menggetarkan jiwa lelakinya. Matanya yang kocak berbinar mengingatkan sang istri, Genduk Suli. Untuk mengusir gairah kelelakiannya yang menggebu, Baron Sekeber memilih menyibukkan diri membantu para tukang yang sedang mengerjakan. Bahkan ia sengaja ikut kerja kasar membantu para tukang. Di samping ia juga memberi contoh kepada para tukang agar tidak bermalas-malas, juga agar ia berkeringat dan capai. Dengan demikian nanti malam bisa tidur nyenyak tanpa diganggu persaan seorang lelaki kepada seorang wanita. Ia kemudian ikut memanggul balok-balok kayu untuk tiang gapura taman. Para tukang pun menjadi semakin giat karena Baron Sekeber tak sungkan ikut berkerja kasar dan berat. Baron Sekeber bertekad untuk mewujudkan taman dan bangunan keputren yang benar-benar indah dan kokoh.
Sementara itu di Sunda Kelapa, para pendatang kulit putih telah membuat barak di tepi pantai. Konon para pendatang itu dari negeri Spanyol.
Namun mereka tidak disertai dengan pasukan prajurit. Tidak seperti pendatang kulit putih yang berasal dari Landa yang selalu disertai sepasukan prajurit.
Mereka semata-mata berdagang. Dagangan mereka paling banyak adalah pakaian dan kain dari negerinya yang diangkut dengan kapal. Demikian juga dagangan terompah – sandal dan sepatu dan juga susu bubuk. Demikian pula yang tak kalah larisnya adalah saleb obat kulit dan obat penurun panas. Obat-obatan tersebut bagi para warga setempat merupakan barang aneh namun mujarab.
Jika dibandingkan dengan kain dan terompah buatan negeri sendiri, yang dijual oleh mereka jauh lebih murah. Namun para pedagang kulit putih itu setiap pembelian minta ditukar dengan empon-empon maupun rempah. Para petani pun senang, karena empon-empon dan rempah banyak mereka tanam di pekarangan sendiri. Empon-empon seperti Laos, jahe, kunyit, temu lawak, temu giring, temu ireng banyak mereka tanam. Rempah-rempah seperti cengkeh, daun salam dan kapulaga, kulit kayu manis banyak mereka tanam pula. Dengan cara demikian, para petani merasa diuntungkan karena mendapat pakaian dan kain atau terompah dengan nilai tukar yang murah. Para pedagang kulit putih pun merasa sangat diuntungkan dengan cara barter tersebut. Rempah dan empon-empon memiliki nilai jual yang sangat tinggi di negerinya. Para pedagang kulit putih itu diterima dengan senang oleh warga setempat justru karena tidak disertai oleh sepasukan prajurit seperti sebelumnya. Bahkan pula tak sedikit para wanita yang kemudian nikah dengan bule yang berdagang itu. Para wanita senang, bahkan bangga jika disunting oleh pendatang berkulit putih tersebut. Dalam kenyataannya, mereka yang berkulit putih itu perawakannya memang lebih tinggi dan lebih besar dari para pria setempat. Mereka yang menikah dengan warga setempat diperbolehkan untuk membuat rumah di tempat sang istri. Dan rumah-rumah mereka lebih bagus dibanding rumah warga setempat. Bahkan hampir semua dari mereka memiliki anak turun.
Sementara itu, bangsa kulit putih yang lain yang dahulu pasukannya pernah bertempur dengan pasukan Demak dan pasukan Panarukan, mereka telah mendengar bahwa kapal berbendera Spanyol telah mengangkut rempah dari telatah tanah Sunda Kelapa. Mereka pun menginginkan rempah dari telatah itu dengan cara yang lain. Mereka ingin menjalin hubungan dengan penguasa setempat. Mereka berharap dengan cara itu akan mendapat hasil rempah yang melimpah tanpa harus barter dengan dagangan dari negerinya. Pasukan itu kini telah dilengkapi dengan senjata ledak sebesar genggaman tangan. Mereka yakin dengan senjata-senjata itu akan disegani oleh penguasa setempat.
………….
Bersambung……..
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.