Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1191

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1191
Mataram.
Sultan Agung Hanyakrakusuma.

Walaupun dalam suasana duka, Garwa Selir itu bisa tersenyum. Betapa tidak, telah terbayang tahta dan kekuasaan Mataram ada di tangannya. Putranya Pangeran Martapura akan menjadi seorang raja dan ia yang akan mengendalikannya. Namun ia menyadari bahwa sekarang masih dalam suasana duka bagi seluruh kawula Mataram. Ia pun harus ikut berduka agar tidak ada orang yang berprasangka buruk kepadanya. Bahkan ia kini menangis sesenggukan di samping jasad Sinuhun Hanyakrawati.
Kawula Mataram telah mulai berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Sinuhun Hanyakrawati yang mereka cintai. Mereka menampakkan kesedihan yang sesungguhnya, bukan kepura-puraan. Mereka berprihatin karena gugurnya raja mereka dengan cara yang mengenaskan, bukan di medan laga, tetapi di krapyak kandang kijang. Baru saja sang raja memberi kebanggaan kepada seluruh negeri Mataram karena keberhasilannya menumpas para pemberontak, baik di Demak maupun di Ponorogo. Dengan demikian mengangkat pula kewibawaan Mataram. Namun kini telah tergeletak dengan jantung tak berdetak. Tak sedikit pula dari mereka yang menangis tertahan. Namun banyak dari mereka pula yang berbusik-bisik ketika melihat seorang anak muda yang berjalan hilir mudik dengan tatapan mata kosong, berwajah dingin dan tak ada tegur sapa apapun dari anak muda itu. Bisa jadi anak muda itu tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Ayahandanya, Sinuhun Hanyakrawati telah terbujur kaku tak bernyawa.
“Bukankah beliau itu yang bernama Raden Wuryah….!” Bisik salah seorang dari banyak orang itu. “Yaaa…. beliau juga disebut Pangeran Martapura….!” Sahut yang lain dengan berbisik pula. Namun bisik-bisik itu tidak hanya terjadi antar dua orang itu. Tetapi hampir selalu terjadi perbincangan semacamnya setiap mereka melihat anak muda yang tuna grahita tersebut. Mereka sesungguhnya kasihan pula kepada putra raja mereka itu. Namun itulah kenyataan yang ada. Namun sebagian besar dari mereka belum mendengar bahwa ada janji waris tahta kerajaan Mataram bagi anak muda itu. Namun desas desus bahwa anak muda itu yang akan mewarisi tahta kerajaan mulai merebak. Dan desas desus itu dengan cepat telah menyebar. “Heeee….! Bukankah ia lahir dari garwa selir…..?” Berkata salah seorang dari mereka. “Sessst….! Jangan keras-keras, beliau itulah orangnya ibunda dari Raden Wuryah itu…!” Bisik yang lain. Namun tidak ia sadari telunjuknya menunjuk-tunjuk kepada orang yang dimaksud.
“Bukankah di ujung yang lain itu Gusti Putri Dyah Banowati, ibunda dari Raden Mas Rangsang….!” Bisik yang lain pula.
“Ya benar, aku sering melihat beliau pergi ke pasar bersama inang kaputren….!” Jawab yang lain yang merasa lebih tahu.
“Gusti Putri Dyah Banowati adalah putri dari Pangeran Benawa di Pajang….!” Sahut yang lain yang merasa lebih tahu.
“Jadi Raden Mas Rangsang itu cucu dari Kanjeng Sultan Hadiwijaya yang di masa mudanya disebut Jaka Tingkir itu….!” Sahut yang lain tak mau kalah.
“Heee…., sejak tadi kita kok belum melihat Raden Mas Rangsang….!” Celetuk yang lain lagi.
“Yaaa…., aku juga belum melihat….!” Sahut yang lain.
“Beliau Gusti Raden Mas Rangsang itu yang layak menggantikan raja di Mataram ini….!” Bisik yang lain pula.
“Beliau mirip sekali dengan sang eyang, Sinuhun Panembahan Senopati di masa mudanya….!” Sahut seseorang yang telah lebih dari setengah baya. Ia masih mengenal Panembahan Senopati di masa mudanya.

Sementara itu, Raden Mas Rangsang memang belum kembali ke keraton. Bahkan ia belum mendengar musibah yang menimpa ayahandanya, Sinuhun Hanyakrawati. Ia sedang berguru menuntut ilmu. Ia sedang berada di lereng gunung Sindara untuk menuntut ilmu bercocok tanam di lereng gunung yang subur itu. Bahkan ia tak segan ikut berkotor-kotor turun ke lapangan. Ilmu yang ia tuntut untuk dibawa pulang ke Mataram. Bahkan ia berencana untuk membawa berbagai macam bibit sayur-sayuran dan buah-buahan yang belum ada di Mataram.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *