Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1192

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1192
Mataram.
Sultan Agung Hanyakrakusuma.

Raden Mas Rangsang memang rajin menuntut ilmu, bukan hanya ilmu olah kanuragan dan jaya kasantikan saja. Namun ia juga menuntut berbagai ilmu pengetahuan. Bahkan ia juga mendalami ilmu agama. Dan kali ini Raden Mas Rangsang sedang memperdalam ilmu pertanian dan perkebunan di lereng gunung Sindara yang tanahnya subur. Ia menginginkan, pertanian dan perkebunan di sekitar kotaraja Mataram juga harus maju dan berkembang. Raden Mas Rangsang memang mondok di sebuah padepokan di lereng gunung Sindara itu. Padepokan yang dipimpin oleh seorang ajar yang mumpuni di bidang pertanian dan perkebunan dan juga perikanan. Namun sang ajar juga mengajarkan budi pekerti luhur.
Raden Mas Rangsang sedang di kebun bersama para petani ketika tiga orang prajurit Mataram datang menjumpai-nya. Para petani itu juga tahu bahwa Raden Mas Rangsang adalah putra Sinuhun Hanyakrawati.
Setelah saling berkabar keselamatan selaras adat-istiadat di Mataram, para prajurit utusan itu menyampaikan kabar yang sesungguhnya. Mereka tidak menutupi apa yang terjadi di krapyak kandang kijang di pagi buta itu. Ketika Sinuhun Hanyakrawati sedang berburu bersama para prajurit dan nayaka praja.
“Gusti Tumenggung Singaranu berpesan bahwa pemakaman mendiang Sinuhun Hanyakrawati menunggu kepulangan Gusti Raden Mas Rangsang….!” Berkata salah seorang prajurit utusan yang dituakan. Dengan demikian, pemakaman itu tidak mungkin akan dilangsungkan pada hari ini. Hari telah menjelang tengah hari ketika tiga orang prajurit utusan itu tiba di lereng gunung Sindara. Paling cepat setelah menjelang petang nanti, mereka yang akan kembali ke Mataram pasti baru tiba.
“Baiklah….! Ayo sekarang juga kita kembali ke Mataram….!” Jawab Raden Mas Rangsang yang menahan kesedihan.
Namun demikian, Raden Mas Rangsang harus berpamitan kepada sang ajar di padepokan terlebih dahulu, Ki Ajar Pamulang. Dan tentu saja juga kepada para cantrik mentrik yang menuntut ilmu pula di padepokan itu.
“Berhati-hatilah di jalan, Raden. Tidak perlu memaksakan diri untuk secepatnya tiba di Mataram. Karena pemakaman pasti baru berlangsung esok hari. Lagi pula kuda-kuda itu juga perlu beristirahat secukupnya. Sebaiknya, kuda-kuda itu untuk sementara ditukar dengan kuda yang ada di padepokan. Besuk kami akan menyusul untuk ikut berbela sungkawa ke Mataram….!” Nasehat dari Ki Ajar Pamulang.
Matahari tengah di atas ubun-ubun ketika Raden Mas Rangsang bersama tiga orang prajurit utusan meninggalkan lereng gunung Sindara. Namun demikian sinar mentari tidak menyengat panas karena udara di lereng gunung Sindara yang sejuk. Mereka tidak banyak berbincang karena mereka berkuda tidak beriringan, tetapi berurutan. Kadang mereka melewati jalan setapak.

Sementara itu, di keraton Mataram para kerabat sang raja telah bersepakat bahwa tata laksana pemakaman akan dilangsungkan esok hari. Mereka memang menunggu kepulangan dari Raden Mas Rangsang, putra dari Sinuhun Hanyakrawati yang paling dekat. Lagi pula juga memberi banyak kesempatan kepada kawula Mataram untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Sinuhun Hanyakrawati. Dan tentu saja juga memberi kesempatan kepada para adipati beserta para perangkatnya untuk bisa hadir esok hari. Terlebih para adipati yang jauh dari kotaraja Mataram. Namun Ki Tumenggung Singaranu memang telah mengutus para prajurit untuk menyampaikan khabar duka tersebut ke kadipaten-kadipaten yang tetap setia kepada Mataram.
Dalam pada itu, dalam sebuah kesempatan, Garwa Selir ibunda dari Raden Mas Wuryah alias Pangeran Martapura sempat berbisik kepada Ki Patih Mandaraka.
“Apakah tidak mungkin dalam kesempatan ini juga berlangsung wisuda nata untuk putraku Pangeran Martapura, Gusti Patih….!” Berkata Garwa Selir.
“Besuk siang setelah semua selesai tata laksana pemakaman, Nini….!” Jawab Ki Patih Mandaraka.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *