Categories: Inspirasi

Belajar Dari Banjir Jakarta

Banjir Jakarta

Di musim hujan kali ini, Banjir Jakarta sedang menjadi berita hangat. Bencana ini melanda di hampir semua wilayah Ibukota Negara Indonesia tercinta ini. Bagaimana setiap orang mampu mensikapi dan belajar dari banjir Jakarta?

Sebenarnya banjir tidak hanya ada di Jakarta, tapi setiap daerah berpotensi dilanda banjir terutama daerah dengan resapan air, kondisi alam dan sistem pembuangan air yang tidak berjalan dengan baik.

Banjir Jakarta sebagai Siklus Tahunan

Banjir hampir terjadi setiap tahun, tidak hanya banjir jakarta atau di daerah-daerah di Indonesia, tapi juga di negara-negara beriklim tropis lainya.

Penebangan hutan yang tak terkendali, area terbuka untuk serapan air berkurang karena beralih fungsi jadi pabrik dan perumahan, serta system drainase yang buruk, akan semakin memperparah keadaan saat banjir melanda.

Di masa lalu, banjir adalah situasi biasa yang tidak terlalu meresahkan orang-orang saat itu. Karena air akan segera surut beberapa saat kemudian

Antara Fakta dan Hoax Banjir Jakarta

Namun saat ini, terutama banjir Jakarta yang selalu menjadi trending topik, menimbulkan “kehebohan” tersendiri. Apalagi ditambah dengan adanya media sosial yang aktif memberitakannya.

Sayangnya mereka tidak hanya memberitakan tentang fakta, tapi juga berseliweran berita negatif bahkan hoax yang tidak terbukti kebenaranya, Hal ini pasti menambah kisruh suasana.

Apalagi, ada pihak-pihak tertentu yang justru memanfaatkan kejadian banjir Jakarta ini untuk kepentingan politik dan golongannya.

Banjir Adalah Anugerah

Peristiwa banjir yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia ini pasti membuat hati terenyuh. Apalagi melihat kondisi para korban bencana tersebut.

Bagi orang dewasa, kondisi ini pasti tidak besar pengaruhnya, tetapi bagaimana dengan anak-anak dan balita?

DIluar itu semua, banjir adalah bagian dari mekanisme alam dalam membersihkan dirinya, dan sebagai pengingat manusia akan kebesaran Sang Ilahi.

Banjir membawa harapan akan panen yang berlimpah bagi para petani masa lalu, terutama mereka yang lahannya berada di pinggiran sungai.

Ingat akan cerita pada jaman mesir kuno, bahwa banjir adalah hal yang selalu dinanti para petani, karena banjir selalu membawa unsur hara untuk membasahi dan menyuburkan tanah pertaniannya di sepanjang sungai Nil.

Saat inipun, ketika banjir melanda Jakarta dan daerah-daerah lain, jika kita mampu menyadari dan memaknai secara positif kejadiannya, pastilah akan membawa semangat saat menghadapinya. Bukan tidak mungkin rasa syukur justru akan hinggap di hati sanubari.

Tuhan tidak sedang menjatuhkan hukuman, tapi sedang menyapa setiap manusia untuk dapat menjadi lebih baik.

Membangun Empati

Banjir, tidak selalu harus dipandang negatif. Dari sudut pandang berbeda, situasi ini justru membuat manusia semakin menyadari eksistensi Tuhan dan kebutuhannya akan keberadaan manusia lain dalam hidup.

Budaya gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa ini, justru akan tergugah kembali.

Bahu-mambahu, saling mengulurkan tangan untuk membantu, pasti akan menjadi aliran energi hangat di dalam hati untuk saling kuat dan menguatkan.

Empati yang tergerus oleh egoisme, muncul kembali. Tidak saling menyalahkan, tapi justru saling mendukung untuk mencari solusi terbaik bagi semua.

Saling Bergandengan Tangan

Tidak hanya mereka yang sedang mengalami banjir Jakarta dan banjir di daerah lain, tetapi juga menggerakkan semua sumber daya yang ada di Nusantara.

Dengan suka cita dan tulus, banyak pihak yang langsung turun tangan, bergandengan tangan bahu membahu membantu korban banjir tanpa diminta.

Saat semua itu terjadi, tidak ada seorangpun yang akan memandang orang lain lebih penting dari orang lain. Orang lain lebih buruk dari dirinya. Kasih yang tulus, itulah kunci dan kekuatan persaudaraan.

Bukankah itu semua adalah anugerah Tuhan? Terkadang orang hanya melihat dari satu sisi saja. Padahal ada banyak sisi-sisi lain yang bisa di maknai lebih baik daripada hanya saling menyalahkan dan menghujat.

Semoga Musibah Segera Berlalu

Saat ini banjir masih terjadi. Banyak korban yang masih membutuhkan uluran tangan dari kita semua. Lalu bagaimana kalau tidak ada yang bisa kita lakukan karena keterbatasan tenaga dan materi?

Sebenarnya ada satu hal besar yang bisa kita lakukan. Yaitu berdoa agar musibah ini segera berlalu.
Berdoa? ya berdoa! Justru inilah sumber kekuatan kita sebagai manusia. Dari manakah kita memiliki hidup dan semua yang ada di dunia ini? Dari Dia Sang Pencipta, Sang penguasa alam semesta termasuk juga hidup kita.

Semoga sedikit tulisan ini dapat menginspirasi sahabat Maswo semua. Marilah kita menjadi orang-orang yang bisa melihat setiap kejadian dengan positif, Semoga Tuhan memberi Berkah melimpah. Amin

Salam Perdamaian!

Sutanto Prabowo

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#806

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(806)Mataram. Guru orang bercambuk itu tahu bahwa Pangeran Pangiri sama sekali tidak ada…

8 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#805

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(805)Mataram. Para prajurit sandi itu juga bisa menjadi bagian pasukan tempur jika diperlukan.…

1 hari ago

Chipset A Bionic: Kenapa iPhone Selalu Lebih Cepat?

Di era teknologi yang terus berkembang pesat, kecepatan serta performa perangkat menjadi faktor penting dalam…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#804

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(804)Mataram. Senopati Wirosekti mengangguk-angguk kemudian katanya; "Baik Pangeran, saya tidak berkeberatan. Biarlah nanti…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#803

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(803)Mataram. Di barak prajurit di Jatinom, Pangeran Benawa tidak lama. Yang paling utama…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#802

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(802)Mataram. Pangeran Benawa dan Senopati barak prajurit itu kemudian berbincang berdua saja. Pangeran…

4 hari ago