“Belajar Terbuka”
Menemani yang sendiri,
Memaknai hari seperti pukat suci,
Merangkul tanpa memilah hati,
Mensyukuri apapun yg terjadi.
Cara pandang diperbaharui,
Jernihkan hati tuk mencintai,
Buka tangan buka hati,
Hidup bakti terus disyukuri.
“Anugerah Tuhan itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan”.
Pukat yg dibentangkan ke laut tidak pernah memilah milah ikan yg boleh masuk dan tidak boleh. Pukat terbuka untuk apapun yg bisa dijaring. Bagi para nelayan apapun yang dirangkul oleh jaring pukat merupakan anugerah.
Nelayanpun hampir tidak pernah bisa memilih terhadap apa yg bisa dijaring, demikian juga pukat. Hal ini mengajak kita untuk mengambil makna dalam perjalanan spiritual kita kita menuju kepadaNya.
Ada banyak hal yg terjadi dalam hidup tak mungkin kita pilih-pilih, terjadi begitu saja, misal sakit, kecelakaan, kegagalan, ketidak cocokan, kebangrutan, perceraian, kegagalan, dan lain-lain, semua kadang diluar kuasa kita untuk menolaknya.
Sebagai orang beriman bukan menolak atau memilih yg penting, tetapi bagaimana kita sanggup menerima semua realitas itu dari cara pandang keimanan. Setiap hal yang terjadi pasti ada peran serta dan scenario Tuhan.
Yang diminta dari kita adalah memaknainya secara positif sebagai kesempatan untuk mematangkan diri dan mensyukurinya sebagai bagian dari usaha pendewasaan perjalanan hidup menuju kepadaNya.
Demikian juga kita diundang untuk terbuka ibarat pukat dalam samodra kehidupan, untuk rela menawarkan pengaruh baik dimanapun kita berada. Hingga saat akhir kita boleh bersukacita dalam kebahagiaan, menikmati pukat kehidupan kita bersama Tuhan dalam kehidupan abadi.
Jangan cemaskan dirimu dengan aneka hal yg terjadi. Tetaplah fokus menjadikan hari – harimu bermakna dengan menerima dan memeluk setiap peristiwa dengan syukur. Niscaya Tuhan akan menyempurnakan syukurmu dengan hidup damai sejahtera.
Dipetik dari tulisan Sr.Albertine,OP – Inspirator besarku
Salam Perdamaian!