Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#182

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(182)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.

Jaka Tingkir tersenyum namun tidak menjawabnya. Ia kemudian menunaikan kewajiban agama yang dianutnya. Ki Ganjur dan beberapa orang sudah berada di tempat ibadah tersebut. Namun demikian, mereka tak sempat bertegur sapa.

Setelah matahari naik sejengkal, Jaka Tingkir sudah sampai di sebuah sanggar olah kanuragan untuk bertemu dengan senopati Brajamusti seperti janjinya kemarin. Ia akan dibimbing oleh senopati Brajamusti untuk bisa mendadar calon prajurit. Sebuah sanggar yang cukup luas dan terdapat bermacam peralatan untuk berlatih olah kanuragan.
“Sembah bakti kami haturkan, gusti senopati…..!” kata Jaka Tingkir setelah senopati Brajamusti datang.
“Kau telah datang mruput, Jaka Tingkir……!” Balas senopati Brajamusti.
Setelah saling berkabar keselamatan selaras adat Demak Bintara, senopati Brajamusti kemudian memberikan beberapa petunjuk yang mesti dijalankan oleh Jaka Tingkir besuk.
“Besuk pagi sudah akan kita mulai pendadarannya, para pelamar calon prajurit cukup banyak. Mereka berasal dari berbagai daerah…..!” Kata senopati Brajamusti.
“Sehari besuk belum masuk ke sanggar ini, tetapi kita lihat ketahanan tubuhnya di alun-alun pungkuran……!” Lanjut senopati Brajamusti.
“Baik gusti senopati, Tingkir paham maksud dari gusti senopati…..!” Jawab Jaka Tingkir.
“Aku telah banyak menerima masukan dari Kanjeng Sultan maupun Kakang Ganjur tentang kau…..! Aku percaya semua itu…..!” Lanjut senopati Brajamusti.
Senopati Brajamusti masih banyak memberikan petunjuk kepada Jaka Tingkir.
Kemudian senopati Brajamusti mengajak Jaka Tingkir untuk mengukur sampai sejauh mana para calon prajurit nanti menguasai jujur-jurus olah kanuragan. Namun demikian, penguasaan jurus itu bukan sesuatu yang menentukan. Bisa jadi seorang calon prajurit sama sekali belum memiliki bekal apapun, namun memiliki bakat yang bisa dikembangkan. Jika mereka memiliki bakat dan kemauan yang besar namun belum memiliki dasar olah kanuragan lebih mudah untuk dibimbing.
“Marilah kita coba, aku menjadi pendadar sedangkan kau yang aku dadar…..! Hanya beberapa jurus saja nantinya untuk bisa mengukur calon prajurit…..!” Kata senopati Brajamusti kemudian.

Senopati Brajamusti dan Jaka Tingkir telah bersiap di tengah sanggar. Senopati Brajamusti bukan ingin menjajaki kemampuan Jaka Tingkir, tetapi ingin menujukan sampai jurus yang keberapa seorang pendadar cukup menghentikan pendadaran kepada calon prajurit.
“Marilah kita mulai…..!” Kata senopati Brajamusti.

Jaka Tingkir tidak canggung untuk menuruti permintaan dari senopati Brajamusti. Hal seperti itu sering ia lakukan ketika awal-awal berguru di padepokan Sela. Saat ia dibimbing oleh Mas Juru atau Mas Manahan atau Mas Penjawi.
Senopati Brajamusti yang lebih banyak melancarkan serangan kepada Jaka Tingkir. Sedangkan Jaka Tingkir lebih banyak menghidari serangan.
“Kau juga boleh menyerang, Tingkir…..!” Pinta senopati Brajamusti.
Jaka Tingkir pun sesekali melakukan penyerangan jurus demi jurus.
Mereka berdua memang tidak bermaksud untuk penjajakan yang sebenarnya. Senopati Brajamusti hanya ingin menujukan sejauh mana seorang calon prajurit menguasai dasar-dasar olah kanuragan.
Setelah belasan jurus, senopati Brajamusti menghentikan penjajakan.
“Cukup……! Seandainya seorang calon prajurit telah mengusai belasan jurus dengan baik, ia pantas untuk melanjutkan penjaringan. Dalam penjaringan nantinya ada wawancara, akulah yang akan mewawancarai mereka……!” Kata senopati Brajamusti.

Senopati Brajamusti masih banyak memberikan petunjuk kepada Jaka Tingkir tentang tugas yang besuk akan segera dimulai.
“Besuk akan ada beberapa prajurit yang membantu menyiapkan segala sesuatunya…..!” Kata senopati Brajamusti.
“Baik gusti senopati……!” Jawab Jaka Tingkir.
Senopati Brajamusti kemudian mengajak Jaka Tingkir ke alun-alun pungkuran yang besuk sebagai tempat untuk mengukur ketahanan tubuh calon prajurit.
…………….
Bersambung……….

Petuah Simbah: “Penjaringan atau seleksi itu memang diperlukan untuk mendapatkan calon pegawai yang layak dan pantas.”
(@SUN)

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *