Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#235

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(235)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Masih kisah kilas balik jauh sebelum kisah Jaka Tingkir.
Ketika itu, menurut perhitungan Pangeran Prawoto, pamannya itu akan mengusik tahta kerajaan Demak Bintara. Oleh karena itu, Pangeran Prawoto yang juga disebut Raden Mukmin tanpa sepengetahuan ayahandanya – Pangeran Trenggana, ia berangkat ke kadipaten Lasem.
Sebelum sampai di kadipaten Lasem, setelah menyeberangi sungai, suatu kebetulan, Pangeran Prawoto melihat pamannya sedang beristirahat di tepi sungai. Pamannya itu baru saja melakukan ibadah siang yang selalu dengan tekun ia laksanakan.
Dengan ramah Raden Mukmin atau Pangeran Prawoto menyapa dan memberi salam hormat kepada pamannya. Tanpa rasa curiga, Pangeran Surawiyata menanggapi putra keponakannya itu. Pangeran Prawoto memanfaatkan kelengahan dari pamannya. Ia telah membawa keris pusaka yang memiliki warangan yang sangat kuat.
Ketika Pangeran Prawoto berada sedikit disamping belakang pamannya, dalam sekejap keris di tangan langsung ditusukkan di pinggang pamannya.
Pangeran Surawiyata seketika rebah di tepi sungai itu.
Pangeran Prawoto beserta pengiringnya segera bergegas meninggalkan sungai dan menyeberang untuk kembali ke Demak Bintara.

Kadipaten Lasem gempar atas gugurnya adipati mereka di tepi sungai. Sang Adipati kemudian digelari dengan sebutan Pangeran Sekar Seda Lepen. Sekar artinya bunga, seda artinya meninggal dan lepen artinya sungai, seorang pangeran seharum bunga yang gugur di tepi sungai.
Namun akhirnya diketahui pula bahwa Pangeran Surawiyata gugur karena dibunuh oleh keponakannya sendiri, Pangeran Prawoto.
Dengan gugurnya Pangeran Sekar atau Pangeran Surawiyata, maka tahta kerajaan Demak Bintara jatuh ke Pangeran Trenggana – ayah dari Pangeran Prawoto.
Ketika itu, Harya Penangsang masih kanak-kanak. Ia belum tahu tentang kisah kematian ayahandanya.
Harya Penangsang kemudian dibawa sang ibu ke tempat eyangnya di Jipang Panolan. Ibu dari Harya Penangsang memang berasal dari Jipang Panolan.
Di kisahkan, sang ibu kemudian juga meninggal dunia.
Harya Penangsang remaja kemudian diasuh oleh Sunan Kudus.
Harya Penangsang kadang dididik di Kudus, namun kadang juga Sunan Kudus yang datang ke Jipang Panolan. Sunan Kudus kemudian menceritakan kisah yang sesungguhnya tentang gugurnya sang ayah, Pangeran Sekar atau Pangeran Surawiyata karena dibunuh oleh Pangeran Prawoto.

Pagi itu, ketika Pasukan Demak Bintara telah bersiap berangkat ke bang wetan, Sunan Kudus berangkat ke Jipang Panolan. Sunan Kudus memang kurang cocok dengan Pangeran Prawoto yang kini dipercaya untuk memerintah Demak Bintara. Sunan Kudus memilih untuk pergi ke Jipang Panolan untuk menuntaskan ilmu kepada siswa kesayangannya, Harya Penangsang. Ia ingin menggembleng siswanya itu menjadi seorang yang sakti mandraguna.
Harya Penangsang seorang yang gagah kuat dengan kumis tebal melintang. Ia sangat tekun mendalami ilmu kanuragan dan ilmu jayakasantikan. Ia harus bisa menuntut balas atas gugurnya sang ayah – Pangeran Sekar Seda Lepen yang dibunuh oleh Pangeran Prawoto yang lebih memilih disebut Sunan Prawoto yang kini memerintah Demak Bintara untuk sementara. Ia merasa, sesungguhnya yang memiliki hak waris takhta Demak Bintara adalah dirinya, bukan sepupunya yang jahat itu. Ia harus bisa membunuh pembunuh ayahnya itu.
Kanjeng Sunan Kudus berbangga karena putra muridnya sangat tekun menggembleng diri. Ia percaya, kini Harya Penangsang telah menjadi seorang yang pilih tanding. Kanjeng Sunan Kudus juga membekali dengan mberikan keris pusaka kepada Harya Penangsang. Keris pusaka yang ampuh, Keris Setan Kober.

Sementara itu, pasukan besar yang dipimpin oleh Kanjeng Sultan Trenggana telah sampai di Surabaya. Pasukan dari Surabaya dan Gresik juga ikut bergabung dengan pasukan besar itu. Pasukan yang sudah besar itu, kini menjadi semakin besar.
Kini pasukan besar itu telah bergerak ke arah selatan.
……………
Bersambung…………

Petuah Simbah: “Pembunuhan menimbulkan dendam, dendam dibalas dendam, dan dibalas dendam lagi. Dendam tak berkesudahan akibatnya adalah kehancuran.”
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *