Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#264

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(264)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Rombongan Kanjeng Ratu Kalinyamat pun meninggalkan kota Kudus tanpa prasangka.
Kanjeng Ratu Kalinyamat masih kecewa terhadap tanggapan Kanjeng Sunan Kudus. Tak dapat ditutupi bahwa Kanjeng Sunan Kudus lebih memihak kepada Harya Penangsang. Padahal Kanjeng Sunan Kudus telah mendampingi Kanjeng Sultan Trenggono sampai puluhan tahun. Dan selama itu tidak pernah disinggung tentang terbunuhnya Pangeran Sekar.
Pangeran Hadliri yang juga disebut Pangeran Toyib itu juga merupakan murid dari Kanjeng Sunan Kudus. Namun rasanya ada perbedaan perlakuan antara kepada Pangeran Hadliri dengan kepada Harya Penangsang.
Ketika rombongan Kanjeng Ratu Kalinyamat meninggalkan kota Kudus, saat itu pula Kanjeng Sunan Kudus juga meninggalkan kota Kudus untuk pergi ke Demak Jipang.

Sementara itu, Raden Mas Danang Sutawijaya begitu bergembira ketika memasuki sanggar olah kanuragan di samping keraton Pajang.
Peralatan berlatih begitu komplit dan sanggarnya cukup luas. Ada sanggar di dalam ruangan, ada pula arena berlatih di luar ruang. Arena berlatih yang di luar ruangan pun cukup luas dengan aneka perlengkapan dan peralatan berlatih. Ada dataran tanah cukup luas yang langsung dibatasi oleh sungai yang cukup lebar. Arena itu masih di lingkup keraton. Tempat yang sepi, tak sembarang orang bisa masuk ke tempat itu. Tempat yang luas itu juga bisa untuk berlatih menungggang kuda. Ada tempat untuk belajar memanah, ada pula tempat untuk belajar lempar lembing ataupun tombak. Bahkan ada pula tali dadung yang bergelayut dari dahan pohon yang satu ke dahan pohon yang lain. Ada pula kedung di sungai itu yang bisa untuk berlatih berenang maupun menyelam.
Hari itu Kanjeng Sultan Hadiwijaya memang sengaja mengajak para saudara seperguruannya, Ki Juru Martani, Ki Penjawi dan Ki Pemanahan serta Raden Mas Danang Sutawijaya untuk berkeliling di sanggar dan luar sanggar tempat berlatih.
Mereka yang telah sepuh itu juga bisa mematangkan dan mengembangkan ilmu di tempat itu. Namun lebih dari itu, mereka bisa bersama-sama atau bergantian menggembleng Mas Danang Sutawijaya. Raden Mas Danang Sutawijaya sendiri tidak sabar untuk segera bisa berlatih di tempat itu.
“Paman….., Danang ingin mencoba bergelayut di tali dadung itu…..!” Berkata Mas Danang Sutawijaya kepada Ki Penjawi.
Belum sempat Ki Penjawi menjawab, Mas Danang Sutawijaya sudah berlari dan kemudian bergelayut di tali dadung itu. Mereka yang menyaksikan hanya bisa geleng-geleng kepala, namun mereka tidak mencegahnya.
Dengan entengnya Mas Danang Sutawijaya merambat di tali dadung itu dan kemudian hinggap di dahan pohon.
Ia kemudian bergelayut di tali dadung itu dan kemudian berayun-ayun. Ia kemudian melayang dan hinggap di tali dadung di pohon yang lain.
Yang menyaksikan kagum kepada Mas Danang yang masih sangat muda itu. Ia memiliki bakat yang pasti bisa dikembangkan.
Namun kemudian Mas Danang Sutawijaya kembali berayun dan kemudian meloncat turun di dekat para sesepuh itu.
“Maaf……, Danang tidak tahan untuk tidak mencoba. Sungguh menyenangkan……!” Berkata Mas Danang Sutawijaya.
“Mulai besuk kau akan berlatih yang sesungguhnya……!” Berkata Ki Juru Martani.
“Dengan senang hati, Uwa……!” Jawab Mas Danang Sutawijaya.
Mereka menyadari bahwa, ancaman nyata pasti akan datang dari Demak Jipang. Oleh karena itu, Pajang pun harus segera mulai memperkuat pasukannya.
“Pasukan pengawal Pengging bisa ditarik ke Pajang. Dan juga para muda dari Sela bisa diangkat menjadi prajurit Pajang……!” Usulan Ki Pemanahan.
“Aku serahkan kepada Kakang Penjawi dan Kakang Pemanahan…..!” Berkata Sultan Hadiwijaya.

Sementara itu, rombongan Kanjeng Ratu Kalinyamat berjalan dengan tak tergesa-gesa kembali ke Jepara. Jalan yang sudah terbiasa mereka lalui. Selama ini perjalanan dari Jepara ke Kudus dan sebaliknya selalu aman tanpa gangguan. Hari itu pun mereka lalui dengan tanpa khawatir sedikit pun. Para prajurit pengiring pun tanpa prasangka buruk dalam perjalanan itu.
………………..
Bersambung…………..

Petuah Simbah: “Jangan sia-siakan bakat putra-putri kita.”
(@SUN-aryo).

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *