Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(269)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.
Senopati itu telah sampai di tempat prajurit sandi menunggu di tempat yang terlindung.
“Nanti kita sergap mereka……!” Usul prajurit sandi.
“Kita lebih banyak dari mereka…..!” Imbuh prajurit sandi itu.
“Kau di sini, aku yang akan mengatur…..!” Berkata senopati Jepara.
Senopati itu kemudian beringsut mundur agar kedatangan para prajuritnya tidak diketahui oleh musuh.
Setelah bertemu dengan para prajuritnya, senopati itu kemudian mengatur penyerangan musuh yang sedang beristirahat.
“Kita ada tiga puluh prajurit, mereka kira-kira duapuluhan orang. Kita bagi, sepuluh prajurit dari sisi kiri, sepuluh prajurit dari sisi kanan dan sepuluh prajurit dari belakang…..!” Perintah senopati Jepara.
Tak perlu diulangi, mereka segera membagi diri.
Para prajurit Demak Jipang yang sedang beristirahat tengah bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Ketika mereka tiba-tiba disergap oleh para prajurit Jepara dari tiga sisi. Mereka tak perlu berbasa-basi dengan bertanya ini itu. Pertempuran segera berlangsung.
Para prajurit Demak Jipang langsung mengalami kerepotan melawan jumlah yang lebih banyak. Lagi pula mereka ada beberapa yang terluka, termasuk senopatinya. Tenaga mereka pun tidak segar lagi karena pertempuran yang belum lama berlangsung.
Senopati Jepara yang tahu bahwa para pengiring Kanjeng Ratu Kalinyamat hampir semuanya tewas, ia kemudian mengamuk dengan puncak ilmunya. Dalam beberapa gebrakan saja ia telah berhasil melukai tiga orang prajurit lawan. Sedangkan para prajuritnya juga tidak banyak mengalami kesulitan untuk melawan musuh yang jumlahnya lebih sedikit. Hampir setiap satu prajurit Demak Jipang harus melawan dua orang prajurit Jepara.
Ketika senopati Jepara seakan tanpa lawan, senopati Demak Jipang tak mampu menandingi karena luka-luka yang telah diderita sebelumnya.
Dalam waktu singkat rerumputan di hutan itu telah basah oleh darah merah. Darah yang mengucur dari para prajurit Demak Jipang.
Jika dalam pertempuran sebelumnya para prajurit Demak Jipang yang berjaya, namun kini mereka tak berdaya. Dalam waktu singkat para prajurit Demak Jipang telah bergelimpangan.
Para prajurit Jepara yang juga tahu bahwa kawan-kawannya sebelumnya telah banyak yang gugur, mereka menjadi tak mampu menahan diri. Banyak prajurit lawan yang telah tak berdaya, namun tetap dibabat pedang. Akibatnya bisa diduga, mereka banyak yang tewas seketika. Bahkan para prajurit yang telah menyatakan menyerah pun tak luput dari tendangan lawan. Demikian pula senopati Demak Jipang yang telah tak berdaya harus menerima tusukan pedang di lambungnya. Ia pun terkapar dan tak mampu bangkit lagi.
Dalam waktu yang singkat, pertempuran telah berakhir. Semua prajurit Demak Jipang telah terkapar di rerumputan hutan dengan darah yang membasahi pakaiannya.
Senopati Jepara yang masih marah ketika mendapati para prajurit sebelumnya hampir semua tewas dan ditinggalkan begitu saja oleh prajurit Demak Jipang, maka perlakuan itu juga ia lakukan.
“Rampas semua senjata lawan…..! Ayo segera kita tinggalkan. Masih ada tugas untuk mencari Pangeran Hadliri…..!” Perintah senopati Jepara.
Para prajurit Jepara segera melaksanakan perintah senopatinya.
“Bagaimana dengan mereka yang kemungkinan semuanya tewas ini……?” Bertanya prajurit sandi yang cukup berpengalaman itu.
“Biarlah nanti atau besuk diurus oleh prajurit Kudus. Aku yakin Kanjeng Sunan Kudus mengetahui rencana pencegat itu…..!” Berkata senopati Jepara.
Mereka, para prajurit Jepara itu kemudian benar-benar meninggalkan para prajurit Demak Jipang yang hampir semuanya telah tewas.
Mereka segera bergegas kembali ke tempat pertempuran sebelumnya di tepi hutan. Ada beberapa di antara mereka yang juga terluka, namun sepertinya tidak berbahaya.
Senopati itu masih mengkhawatirkan nasib Pangeran Hadliri yang tadi belum diketahui keberadaannya.
……………..
Bersambung…………..
Petuah Simbah: “Balas-membalas, balas membalas tak akan pernah impas.”
(@SUN)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.