Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#298

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(298)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Sementara itu, dua orang prajurit sandi yang berada di alun-alun sungguh heran. Mengapa sampai matahari terbit tidak ada kabar sama sekali tentang terbunuhnya Sultan Hadiwijaya. Juga tidak terdengar ada pertempuran di dalam keraton Pajang atau di sekitar bangsal Sultan Hadiwijaya. Juga tidak terdengar sama sekali bahwa ada orang yang ditangkap. Demikian pula tidak ada kabar sama sekali dari salah satu soreng yang memasuki keraton.
Dua orang prajurit sandi itu sungguh bingung apa yang telah terjadi di dalam keraton.
Ketika keduanya masuk ke dalam pasar, yang menjadi heboh adalah hampir semua penghuni keraton dan sekitarnya terkena ilmu sirep. Hampir semua orang menceritakan keanehan yang terjadi malam tadi. Cerita mereka yang menyaksikan orang-orang yang tidur sembarangan di sembarang tempat. Bahkan ada yang setelah matahari terbit masih tertidur pulas di pojok gardu. Setiap orang menceritakan pengalaman masing-masing dan yang mereka saksikan. Orang-orang yang jauh dari lingkungan keraton hanya melongo mendengarkan cerita mereka.
Yang membuat mereka heran adalah, tidak ada kabar satupun yang merasa kehilangan. Sepertinya tidak ada pencurian atau perampokan di manapun, dan bahkan tidak terdengar ada tindak durjana apapun.
Yang lebih heran adalah kedua prajurit sandi. Mereka sama sekali tidak mendengar orang bercerita tentang kejadian di dalam keraton, apalagi kabar tentang terbunuhnya Sultan Hadiwijaya. Cerita tentang pertempuran atau tertangkapnya orang yang masuk keraton pun tidak mereka dengar sama sekali.
“Apa yang telah terjadi sesungguhnya di dalam keraton…..?” Bertanya salah satu prajurit sandi.
“Akupun bingung menanggapi kejadian ini. Mengapa tidak ada satupun soreng yang menghubungi kita…..?” Jawab prajurit sandi yang lain.
“Kita tunggu sampai siang, mungkin ada khabar yang bisa kita dengar…..!” Sahut prajurit sandi yang seorang.

Saran dari Ki Juru Martani memang jitu. Peristiwa di dalam bangsal Sultan Hadiwijaya dan sekitarnya bisa tertutup rapat. Tidak ada yang tahu selain mereka yang menyaksikan langsung, yakni Sultan Hadiwijaya sendiri, Ki Juru Martani, Ki Pemanahan, Ki Penjawi dan Raden Mas Danang Sutawijaya. Dan mereka semua bisa menutup rapat tentang peristiwa yang sesungguhnya terjadi. Bahkan para prajurit jaga dan para penghuni keraton yang lain pun tidak tahu kejadian yang sesungguhnya. Seakan di dalam keraton tidak pernah terjadi peristiwa apapun.

Sementara itu empat orang soreng utusan Sultan Harya Penangsang telah jauh meninggalkan kota raja. Mereka akan singgah di tempat belantik kuda tempat kuda-kuda mereka dititipkan.
Keempat soreng itu telah bersepakat untuk tidak mengatakan apapun kepada belantik kuda tersebut. Mereka akan segera melanjutkan perjalanan ke Demak Jipang.

Perjalanan mereka tidak mengalami gangguan apapun. Namun sampai di kotaraja Demak Jipang sudah larut malam. Tidak mungkin mereka menghadap Sultan Harya Penangsang pada malam itu juga. Mereka langsung pulang ke rumah masing-masing untuk berbenah pula. Namun mereka telah bersepakat, setelah matahari naik sejengkal, mereka akan menghadap Sultan Harya Penangsang langsung menunggu di teras keraton siapa pun yang datang terlebih dahulu.

Dalam pada itu, Ki Soreng Pati yang hidup seorang diri di rumahnya telah bersiap untuk melaksanakan rencananya. Ia telah mengemasi semua barang berharga yang bisa dibawa dengan kuda.
Barang-barang itu kemudian dibungkus dengan ules. Ia telah bersiap meninggalkan rumah. Ia telah membayangkan kemarahan Sultan Harya Penangsang yang tidak bisa di tahan. Menurut perhitungannya, bukan sambutan yang ramah yang akan diterima dari Sultan Harya Penangsang, tetapi kemarahan. Pelampiasan kemarahan itu yang dikhawatirkan oleh Ki Soreng Pati.
“Aku adalah seorang manusia yang masih ingin hidup……!” Batin Ki Soreng Pati.
Namun Ki Soreng Pati terkejut bukan kepalang, ketika ia sudah bersiap-siap untuk meninggalkan rumah, ada seseorang yang datang.
………………
Bersambung………..
(@SUN)

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *