Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#301

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(301)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Ki Soreng Rana menarik nafas dalam-dalam agar ia lebih tenang. Bagaimana pun ia yang harus menyampaikan kejadian di keraton Pajang betapapun pahitnya.
“Apa maksudmu, Soreng Rana…..!” Bertanya ulang Sultan Harya Penangsang karena Ki Soreng Rana tidak segera melanjutkan kata-katanya.
“Maaf Kanjeng Sultan…..! Kami berdua, saya dan Kakang Soreng Pati berhasil masuk bilik Sultan Hadiwijaya….!” Ki Soreng Rana terhenti kata-katanya karena dipotong oleh Sultan Harya Penangsang.
“Jangan kau sebut Sultan untuk Jaka Tingkir…..! Ia hanyalah seorang Adipati Pajang yang kecil…..!” Potong Sultan Harya Penangsang yang geram setiap mendengar orang menyebut Jaka Tingkir sebagai sultan.
“Ba…baik…., Kanjeng Sultan…..! Kami telah berada di samping balai tempat tidur Jaka Tingkir Hadiwijaya…..! Seketika itu, kami hampir bersamaan menghujamkan keris pusaka kami ke dada Jaka Tingkir. Te…te…tapi…..!” Ki Soreng Rana tercekat kata-katanya.
“Mampus Jaka Tingkir…..!” Sahut Sultan Harya Penangsang.
“Maaf Kanjeng Sultan….., keris pusaka kami tak mampu menembus dada Jaka Tingkir…..! Kami berdua-lah yang tiba-tiba terjengkang jatuh dan terlepas keris pusaka kami…..!”
“Heee…..! Ulangi kata-katamu…..!” Bentak Sultan Harya Penangsang.
“Kami tak mampu bangun, dan kemudian diringkus oleh Jaka Tingkir…..!” Lanjut Ki Soreng Rana.
“Gilaaa…..! Begitu mudah kau diringkus…..?!” Teriak Sultan Harya Penangsang.
Ki Soreng Rana dan Ki Soreng Satru hanya menunduk, tak berani menatap wajah Sultan Harya Penangsang yang pasti merah padam.
“Tetapi kalian bisa melepaskan diri…..?” Bertanya Sultan Harya Penangsang yang tahu keduanya bisa kembali ke Jipang.
“Itulah yang tidak kami mengerti, Kanjeng Sultan…..! Sesaat kemudian telah datang Ki Juru Martani dan Ki Pemanahan dan kami kemudian dibawa ke teras pendapa keraton….!” Ki Soreng Rana berhenti sejenak untuk menenangkan perasaannya.
“Juru Martani orang desa ikut-ikutan, juga Pemanahan orang kampung…..!” Sela Sultan Harya Penangsang.
Kemudian Ki Soreng Rana melanjutkan; “Di luar sudah ada Kakang Soreng Satru dan Adi Soreng Singaparna, keduanya juga sudah diringkus oleh Penjawi dan anak muda yang dipanggil Danang…..!”
“Heee….., Satru….! Tua bangka tak berguna….! Kau juga diringkus…..?!” Bentak Sultan Harya Penangsang.
Ki Soreng Satru Harya menundukkan kepala tak mampu menjawab.
Kemudian Ki Soreng Rana melanjutkan kembali; “Kami kemudian digiring ke sanggar yang cukup luas dan komplit perlengkapannya….!”
“Aku tidak bertanya tentang sanggar yang besar dan komplit…..! Di Jipang pasti lebih besar dan lebih komplit…..!” Potong Sultan Harya Penangsang.
“Ya…. ya benar, Kanjeng Sultan…..!” Berkata Ki Soreng Rana cepat-cepat agar Sultan Harya Penangsang tidak semakin marah.
“Teruskan kata-katamu…..!” Bentak Sultan Harya Penangsang.

Ki Soreng Rana kemudian melanjutkan laporannya. Dikatakan bagaimana Adipati Pajang Hadiwijaya tidak akan menghukum mereka yang telah mencoba membunuhnya.
“Gila…..! Apa maunya Jaka Tingkir…..?” Seloroh Sultan Harya Penangsang.
“Kami semua diperbolehkan kembali ke Jipang dan tidak dijatuhi hukuman apapun…..!” Ki Soreng Rana kembali berhenti sejenak. Ia bimbang untuk mengatakan bahwa mereka telah diberi hadiah masing-masing sebilah keris yang sangat indah dan tentu saja sangat mahal.
“Katakan selanjutnya…..!” Perintah Sultan Harya Penangsang.
Ki Soreng Rana tak bisa mengelak. Jika ia tidak mengatakan apa adanya dan dikemudian hari diketahui, tentu kemarahan Sultan Harya Penangsang tak akan terbendung.
Ki Soreng Rana kemudian mengatakan yang sejujurnya
“Kami tidak di hukum apapun, namun justru kami diberi hadiah yang sangat berharga bagi kami…..!” Ki Soreng Rana kembali berhenti untuk menarik nafas dalam-dalam.
Sedangkan Sultan Harya Penangsang sedang menahan kemarahan yang membuat wajahnya merah padam.
……………..
Bersambung…………
(@SUN).

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *