Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(303)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.
Sunan Kudus kemudian menjawab; “Tapi ingat….! Di Pajang ada Juru Martani yang ilmunya konon lebih tinggi dari Hadiwijaya, dia juga cerdik. Ada pula Pemanahan dan Penjawi yang merupakan murid-murid Ki Ageng Sela. Yang aku dengar ada pula Mas Manca dan Mas Wila yang merupakan murid dari Kebo Kanigara…..! Kau jangan pandang remeh mereka…..! Bukti baru saja terjadi, para soreng tak mampu mengalahkan Hadiwijaya…..!” Berkata Sunan Kudus.
“Tetapi di sini ada Bapa Guru sendiri yang pasti tidak ada yang mampu menandingi, ada Paman Patih Mantaun dan Dimas Harya Mataram…..! Belum lagi para Bupati dari pesisir pantai utara dan dari bang wetan…..!” Dalih Sultan Harya Penangsang.
“Oleh karena itu jangan tergesa-gesa, kumpulkan kekuatan sebesar mungkin, agar tidak gagal…..!” Saran Sunan Kudus.
“Baik Bapa, akan kami himpun seluruh kekuatan dari berbagai Kadipaten…..!” Jawab Sultan Harya Penangsang.
“Itu semua memerlukan waktu yang tidak tidak sebentar…..!” Lanjut Sunan Kudus.
‘Seluruh senopati akan aku utus ke berbagai kadipaten itu, semua biar diurus oleh Dimas Harya Mataram….!” Berkata Sultan Harya Penangsang.
Patih Mantaun yang sejak tadi berdiam diri kemudian mengajukan usul.
“Maaf Kanjeng Sunan, sebelum seluruh pasukan itu siap menyerbu Pajang, apakah tidak mungkin jika Jaka Tingkir dijebak terlebih dahulu. Jika Jaka Tingkir telah tewas, peperangan besar pasti tidak terjadi, Pajang langsung takluk…..!”
“Apa maksudmu, Mantaun…..?” Bertanya Sunan Kudus.
“Jaka Tingkir adalah salah satu siswa dari Kanjeng Sunan sendiri, walau tidak dekat. Jika Kanjeng Sunan memanggi Jaka Tingkir ke Kudus, ia pasti tidak akan menolak. Kesempatan itu bisa dimanfaatkan oleh Anakmas Sultan Harya Penangsang…..!” Usul dari Ki Patih Mantaun.
“Ha ha ha ha ha….., cerdik juga kau Paman…..! Itu bisa dilaksanakan. Bapa Sunan bisa mengatur semua itu….!” Sahut Sultan Harya Penangsang bersemangat.
“Mantaun…..! Kau memberi pekerjaan kepada orang tua ini…..!” Seloroh Sunan Kudus.
“Maaf Kanjeng Sunan…..! Hanya sebuah usulan saja…..!” Dalih Ki Patih Mantaun.
“Baiklah……! Nanti aku pikirkan kemudian…..!” Berkata Sunan Kudus.
Sultan Harya Penangsang kemudian mengalihkan pembicaraan.
“Masih ada yang mengganjal, Bapa…..!”
“Apa itu, Angger Sultan…..?” Bertanya Sunan Kudus.
“Soreng Pati dan Soreng Singaparna. Mereka tidak kembali kepadaku. Apa mungkin mereka membelot kepada Jaka Tingkir karena diberi hadiah…..?” Berkata Sultan Harya Penangsang.
“Apaboleh buat jika demikian, sebaiknya tidak usah terlalu kau pikirkan…..!” Saran Sunan Kudus.
Sultan Harya Penangsang kemudian mengakhiri pertemuan.
“Paman Patih Mantaun, segera siapkan pasukan yang kuat. Dimas Harya Mataram segera hubungi para adipati sahabat, atuslah para senopati Demak Jipang…..! Aku akan menggembleng diri untuk mengalahkan Jaka Tingkir. Sebaiknya Bapa Sunan mendampingi saya…..!” Berkata Sultan Harya Penangsang.
“Aku sudah beberapa waktu di Jipang. Hari ini aku akan kembali ke Kudus. Akan aku atur agar Hadiwijaya bisa datang ke Kudus. Namun sebelumnya, Angger Sultan harus terlebih dahulu tiba di Kudus….!” Berkata Sunan Kudus.
“Baik Bapa, pada saatnya Penangsang akan menghadap Bapa di Kudus…..!” Berkata Sultan Harya Penangsang.
Sementara itu, Soreng Pati telah memacu kudanya ke arah barat. Arah yang kecil kemungkinannya para prajurit Demak Jipang akan menyusulnya. Jika ke arah timur, banyak para adipati yang cenderung memihak kepada Sultan Harya Penangsang. Ia tidak akan melewati Pajang karena khawatir akan berjumpa dengan prajurit sandi yang telah mengenalnya.
Ia juga menghindari Kadipaten Kudus, khawatir jika secara kebetulan berjumpa dengan Sunan Kudus atau punggawa yang telah mengenalnya.
Ia sedikit berputar ke arah utara dan kemudian ke arah barat lagi.
Beberapa kali Ki Soreng Pati berhenti, namun kemudian melanjutkan perjalanannya lagi.
……………..
Bersambung………
(@SUN-aryo).