Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#348

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(348)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Mereka bertiga masih memperhatikan pencari rumput tersebut, apakah mereka prajurit sandi atau pencari rumput yang sebenarnya. Jika ia adalah seorang prajurit sandi, maka ia akan mereka tangkap dan akan ia paksa untuk mengantarkan surat tantangan kepada Harya Penangsang. Namun sepertinya orang itu adalah seorang pencari rumput yang sebenarnya. Jika ia hanya seorang pencari rumput untuk kambing atau sapinya, ia tentu tidak ada keberanian untuk menghadap Harya Penangsang.
Namun demikian, Ki Juru Martani, Ki Pemanahan dan Ki Penjawi kemudian menghampiri pencari rumput itu untuk sekedar berbincang-bincang. Siapa tahu ada sesuatu yang berharga bagi pasukan Pajang.
“Pagi-pagi sekali sudah mencari rumput, Kang…..?” Bertanya Ki Juru Martani berbasa-basi.
“Heee….. kisanak…..! Ini sudah menjadi kebiasaanku untuk mencari rumput yang hijau dan segar untuk Gagak Rimang…..!” Berkata pencari rumput itu. Mereka bertiga terkejut, karena pencari rumput tersebut adalah pekatik untuk Gagak Rimang kebanggaan Harya Penangsang. Namun demikian, mereka bisa menguasai diri.
“Kuda Gagak Rimang kebanggaan Kanjeng Sultan Harya Penangsang itu, Kang…..?” Bertanya Ki Juru Martani untuk meyakinkan.
“Benar…..! Kuda itu sangat penurut kepadaku, sebab sejak dulu aku yang merawatnya…..!” Jawab pekatik yang sedang mencari rumput itu.
“Bukankah Kanjeng Sultan Harya Penangsang sekarang sedang menjalani laku tapa brata sehingga jarang menunggang kuda……?” Pancing Ki Juru Martani.
“Tadi pagi sudah selesai menjalani laku, hari ini beliau akan menyelenggarakan pesta andrawina bersama para nayaka praja dan para senopati……!” Berkata pekatik tanpa prasangka.
Ki Juru Martani yang cerdas dan cerdik itu menangkap suatu peluang. Dan peluang itu jangan sampai terlepas.
Ki Juru Martani kemudian memberi isyarat kepada Ki Pemanahan untuk berbincang dengan pekatik itu. Ki Juru Martani kemudian mengajak Ki Penjawi untuk sedikit menjauh dari pekatik itu.
Ki Juru Martani kemudian menyampaikan gagasannya kepada Ki Penjawi.
“Ini adalah kesempatan yang sangat baik….! Jangan sampai terlewatkan….!” Berkata Ki Juru Martani.
“Baik….., aku paham maksud Kakang Juru…..! Biarlah aku yang melakukannya…..!” Berkata Ki Penjawi.

Ketika Ki Pemanahan sedang berbincang dengan pekatik kuda Gagak Rimang, tiba-tiba Ki Penjawi menelikung orang itu. Orang itu tak sempat melawan ketika kemudian diringkus oleh Ki Penjawi. Dan yang tak terduga terjadilah. Pekatik itu menjerit kesakitan dan seketika darah segar mengucur dari telinganya.
“Ampun…., apa maksudnya ini….! Awas aku laporkan Kanjeng Sultan, mampus kalian semua…..!” Ancam pekatik itu.
“Itulah yang kami harapkan…..! Laporkan kepada Harya Penangsang. Jaka Tingkir Sultan Hadiwijaya telah menunggu di seberang kali Bengawan. Jika Harya Penangsang benar-benar seorang lelaki, datanglah di seberang kali Bengawan…..! Jaka Tingkir siap meladeni……!” Berkata Ki Juru Martani sambil menempelkan surat tantangan yang telah disiapkan sebelumnya.
“Cepat laporkan kepada Harya Penangsang….! Jaka Tingkir menunggu di seberang kali Bengawan…..!” Berkata Ki Juru Martani dengan keras.
Pekatik itu pun segera berlari dengan menahan sakit karena telinganya putus.
Mereka bertiga segera bergegas untuk bersiaga menghadapi segala kemungkinan. Salah satunya jika pancingan kepada Harya Penangsang berhasil dan benar-benar menyeberangi kali Bengawan Sore.
Ditemui pula Raden Mas Danang Sutawijaya untuk bersiap dengan kuda betina yang sedang birahi.

Sementara itu, Kanjeng Sunan Kudus, Kanjeng Sultan Harya Penangsang, Ki Patih Mentahun, Pangeran Harya Mataram dan para senopati dari berbagai kadipaten sedang berkumpul di sasana andrawina keraton Demak Jipang.
Kanjeng Sultan Harya Penangsang sengaja mengundang mereka semua untuk berpesta dan kemudian akan membicarakan rencana peperangan esok hari.
……………..
Bersambung…………
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *