Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1020
Mataram.
Ki Ageng Mangir
Wanajaya.
Bahkan Pajang yang selalu bergolak tak sempat melongok sebuah telatah yang tak jauh dari laut Selatan itu, telatah yang memudian disebut telatah Mangir yang dipimpin oleh Ki Ageng Mangir. Bahkan sampai pemerintahan pulau ini beralih ke Mataram pun, Mangir seakan tak tersentuh pula. Bahkan ketika penguasa Mangir telah berganti ke anak turun. Dan sekarang yang sebagai penguasa Mangir adalah anak turun yang ke tiga dari Ki Ageng Mangir yang pertama. Penguasa sekarang adalah Ki Ageng Mangir Wanabaya yang masih muda. Dengan demikian, Ki Ageng Mangir Wanabaya adalah trah dari Prabu Brawijaya pula. Sama halnya dengan Kanjeng Panembahan Senopati yang juga merupakan trah Prabu Brawijaya dari garis keturunan yang berbeda.
Ki Patih Mandaraka masih melanjutkan ceritanya kepada Kanjeng Panembahan Senopati.
“Yang aku dengar dan aku percaya, Ki Ageng Mangir Wanabaya itu berilmu tinggi dan memiliki senjata pusaka, Tombak Kiai Baru Kliring yang tersohor itu…..!” Berkata Ki Patih Mandaraka yang juga disebut Ki Juru Martani itu.
“Bagaimana mungkin Ki Ageng Mangir Wanabaya bisa memiliki senjata pusaka yang sangat sakti itu, Uwa…..?” Bertanya Kanjeng Panembahan Senopati.
“Beliau memang gemar berguru dan mesu raga dan bertapa. Konon kabarnya senjata pusaka itu diperoleh di pegunungan Telamaya….!” Jawab Ki Mandaraka yang belum meyakini sepenuhnya.
“Tetapi Sutawijaya tidak takut, Uwa. Tombak Kiai Plered pasti akan mampu mengalahkan Tombak Kiai Baru Klinting…..!” Dalih Kanjeng Panembahan Senopati.
“Bukan masalah takut atau tidak takut, tetapi perlu dipertimbangkan masak-masak sebelum bertindak. Lagi pula, telatah Mangir adalah telatah yang kecil. Jika Mataram mampu menundukkan Mangir itu lumrah. Tetapi jika gagal menguasai Mangir tentu wibawa Mataram akan jatuh…..!” Lanjut Ki Patih Mandaraka.
Ki Patih Mandaraka dan Kanjeng Panembahan Senopati masih berbincang tentang segala kemungkinan dan cara untuk menjadikan Mangir menjadi bagian dari Mataram sepenuhnya.
Namun kemudian Ki Patih Mandaraka berbisik; “Paling mungkin adalah dengan gelar perang ‘Rantai Emas’…..!”
“Bagaimana mungkin Uwa….?” Bertanya Kanjeng Panembahan Senopati.
Ki Patih Mandaraka kemudian mengusulkan beberapa kemungkinan untuk mewujudkan gelar perang Rantai Emas tersebut.
“Baik Uwa…., akan kami bicarakan dengan beberapa senopati untuk mewujudkan rencana tersebut. Dan kemungkinan dengan salah seorang putri keraton atau mungkin salah satu putri kami…..!” Berkata Kanjeng Panembahan Senopati.
“Ya….., harus dengan perhitungan yang matang…..!” Berkata Ki Patih Mandaraka.
Dalam pada itu, perbincangan Ki Patih Mandaraka dengan Kanjeng Panembahan Senopati berdalih ke pasukan Mataram yang dikirim ke Blambangan. Namun sebelumnya, dua orang prajurit utusan telah mengabarkan bahwa Raden Mas Jolang telah meminang putri dari Prabu Siung Laut yang bernama Sedah Merah. Ketika dua orang prajurit itu meninggalkan Blambangan sudah mendapat kepastian bahwa hari ini Raden Mas Jolang dan sang istri Putri Sedah Merah beserta seluruh pasukan akan meninggalkan Blambangan.
Bahkan Prabu Siung Laut juga akan mengirim pangobyong beberapa prajurit dan nayaka praja yang dipimpin pepatih dari Blambangan.
“Paling cepat besuk malam rombongan itu baru tiba, Uwa….!” Berkata Kanjeng Panembahan Senopati.
“Mungkin sekali lebih lambat karena rombongan yang lebih banyak. Dan pasti Angger Raden Mas Jolang beserta Nini Sedah Merah pasti naik kereta…..!” Berkata Ki Patih Mandaraka dengan penuh perhitungan.
“Ya benar Uwa. Pasti setiap saat ada perkembangan, mereka pasti akan mengirim utusan…..!” Berkata Kanjeng Panembahan Senopati.
Kemudian kedua petinggi negeri Mataram itu berbincang tentang rencana penyambutan temanten baru beserta pasukan pengiringnya. Dan juga menyambut Ki Patih Blambangan beserta pengiringnya.
“Kita pastikan, lusa sore mereka sudah tiba di Mataram. Dan segera kita persiapkan segala sesuatu untuk menyambutnya……!” Berkata Kanjeng Panembahan Senopati.
………..
Bersambung………
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.