Home » Cerbung » Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1061

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1061

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1061
Mataram.
Ki Ageng Mangir
Wanabaya.

Namun Ki Ageng Mangir Wanabaya sendiri tidak mempermasalahkan alur cerita tentang Widarakandang yang sedikit mirip dengan keadaan Mangir saat itu. Itu hanyalah sebuah kisah cerita yang kebetulan saja. Ki Ageng Mangir Wanabaya pun senang dengan lakon ‘Larasati Rabi’ yang sedang dimainkan oleh Ki Dalang Sandinama tersebut. Ia sudah tahu bahwa Larasati nantinya akan menjadi istri Raden Harjuna, namun kisah ceritanya bagaimana belum pernah ia tonton. Oleh karena itu, Ki Ageng Mangir Wanabaya masih tetap setia menyaksikan di antara para penonton yang lain. Ia membiarkan sang istri, Nyi Madusari untuk beristirahat dengan ditemani seorang mbok emban juru pijat. Ia tahu bahwa istrinya pasti terlalu capai setelah mengikuti segala rangkaian acara sejak kemarin. Lagi pula ia telah menemani sepanjang sore tadi. Tentu saja ia tidak mengabaikan sang istri, apalagi sebagai temanten baru.
Dalam pada itu, memang benar bahwa Nyi Madusari yang tak lain adalah Gusti Putri Pembayun sedang dipijat oleh seorang mbok emban juru pijat langganan para priyayi kedaton Mangir. Pijatan juru pijat tersebut tak kalah enaknya dengan juru pijat di Mataram. Di Mataram, Gusti Putri Pembayun memang sering meminta jasa juru pijat langganan para priyagung Mataram. Nyi Madusari yang sekarang telah menjadi Nyi Ageng Mangir Wanabaya itu tidak ikut menonton wayang di pendapa kedaton. Ia sudah tahu kisah cerita dari lakon yang sedang dimainkan oleh Ki Dalang Sandinama tersebut. Bahkan kini Nyi Ageng Mangir Wanabaya bisa tertidur lelap. Karena hari memang telah lewat tengah malam.
Sementara itu di pentas wayang, di pendapa terdengar tepuk tangan riuh ketika Raden Dursasana sedang berkelahi dengan Ki Demang Udawa. Saat sebelumnya Raden Dursasana memaksakan diri untuk mendapatkan kesempatan pertama melawan Ki Demang Udawa. Para Korawa dan para prajurit Hastinapura yang jumlahnya ratusan orang itu berbuat gaduh riuh. Ki Patih Sengkuni-lah yang memaksakan diri. Ia khawatir Ki Demang Udawa akan dikalahkan oleh peserta orang lain terlebih dahulu. Para Korawa harus bisa memboyong Larasati dan menguasai Widarakandang. Dan Raden Dursasana yang perawakannya tinggi besar itu yang diandalkan. Lagi pula Raden Dursasana juga telah memiliki bekal ilmu kanuragan yang cukup. Dengan kepercayaan diri yang berlebihan Raden Dursasana menghadapi Ki Demang Udawa. Ia memang memiliki kekuatan yang besar. Namun beberapa kali Raden Dursasana tidak berhasil menghantam Ki Demang Udawa. Bahkan tendangan Raden Dursasana pun selalu luput dari sasaran. Ki Demang Udawa selalu bisa berkelit dari setiap serangan Raden Dursasana. Raden Dursasana memang tinggi besar dan memiliki tenaga yang kuat, namun sedikit lamban. Sehingga setiap serangannya dengan mudah dihindari oleh Ki Demang Udawa. Seperti pada saat Ki Demang Udawa melawan Patih Pragota maupun Patih Prabawa, cara berkelahi Ki Demang Udawa memang aneh. Tiba-tiba Ki Demang Udawa menyeruduk Raden Dursasana. Raden Dursasana yang sama sekali tidak mengira itu kemudian hatuh terjengkang.
Para penonton wayang di pendapa kedaton Mangir pun bertepuk tangan riuh karena jagoannya, Ki Demang Udawa unggul atas Raden Dursasana. Bahkan tidak berhenti di situ. Ki Demang Udawa yang khawatir akan mengamuknya para Korawa kemudian menghantam rahang Raden Dursasana yang masih terkapar itu. Akibatnya membuat Raden Dursasana yang gagah tinggi besar itu pingsan. Dan sekejap kemudian, Ki Demang Udawa menelikung Raden Dursasana yang sedang pingsan itu.
“Ayooo keroyok Udawa…..!” Teriak Ki Patih Sengkuni yang tak ingin menanggung malu.
Para Korawa pun telah berloncatan untuk menyerang Ki Demang Udawa.
“Tungguuu…..! Jika kalian menyerang aku, Raden Dursasana ini akan benar-benar aku bunuh….!” Ancam Ki Demang Udawa.
………..
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *